Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.
Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Ibu!" Tiba-tiba Helena datang lalu memeluknya, diikuti dengan kemunculan Harrison dan Henry. Katrina langsung mengecup pucuk kepala Helena dan memeluk Henry juga Harrison. Ia sempat khawatir tadi, takut jika ketiga anak nya muncul di saat-saat terjadinya kekacauan tadi, ia takut ketiga ksatria itu melihat mereka dan berakhir menangkap ketiga anaknya yang masuk ke dalam ciri-ciri pencarian dirinya.
"Maafkan saya no, maksudku nyonya." Ucap istri pemilik penginapan itu, ia sadar jika saja ia tidak melirik ke arah Katrina, para ksatria itu tidak akan menargetkan wanita muda itu. Sungguh, ia tidak menyangka jika ia juga masuk ke dalam penyebab kekacauan ini.
"Untuk apa? Anda tidak bersalah, justru saya lah yang seharusnya berterima kasih pada anda karena sudah melindungi ketiga anak saya." Balas Katrina sembari tersenyum hangat, wanita paruh baya itu juga ikut tersenyum lega, "Kau sungguh wanita yang baik." Balas nya.
"Maaf saya ingin tahu lebih jelas tentang mengapa anda lebih memilih tidak memberitahukan keberadaan saya pada ketiga ksatria tadi?" Tanya Katrina nampak penasaran, bagaimanapun wanita paruh baya itu pasti kenal kan dengan ciri-ciri wanita yang dicari itu, sangat merujuk pada dirinya, disertai tambahan ciri-ciri jika wanita itu membawa tiga orang anak.
"Sesama seorang wanita, saya ingin kita saling melindungi." Jawaban wanita paruh baya itu berhasil membuat Katrina tertegun.
"Saya tahu rasanya dikejar-kejar oleh pihak Kekaisaran hanya karena bercerai dengan suami semata." Ucap wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu. "Apa dia juga seorang janda?" Batin Katrina penasaran.
"Hmm...maksud anda? Bukankah anda memiliki suami anda di sini." Ucap Katrina melirik ke arah pria berkumis pemilik penginapan yang saat itu tengah terduduk lemas di kursi sembari memijit punggung nya.
"Saya seorang wanita." Celetuk pria berkumis itu mulai melepaskan kumis palsunya dan melepaskan rambut palsu pendeknya, menampilkan wajah cantik yang tampak jelas ketika kumis yang sudah hilang, beserta rambut asli wanita itu yang diikat ke belakang sama seperti gaya ikatan rambut Katrina.
Katrina membelalakkan matanya, "Kau...seorang wanita?" Ucap Katrina tanpa sadar menunjuk wajah wanita yang telah melepas kumis nya.
"Dia adik saya nyonya." Balas Wanita pemilik penginapan, sebut saja namanya Maria. "Dia menyamar sebagai seorang pria serta suami saya, kami baru saja datang ke daerah ini lalu membuka penginapan ini. Saya memulai hidup baru saya di sini meskipun dengan sedikit kebohongan tapi saya merasa bahwa hidup saya ini benar." Timpalnya sembari menyentuh dada nya sendiri dan tersenyum seolah memberitahukan bahwa ia hidup bahagia saat ini.
Benar, aturan dan hukuman yang ada di kekaisaran ini benar-benar tidak adil dan licik, benar-benar sangat merugikan pihak wanita. Katrina semakin geram dengan kaisar yang baginya tidak becus membuat peraturan. Seorang Kaisar harusnya bisa menyamaratakan kedudukan rakyat nya tanpa adanya diskriminasi gender seperti sekarang ini, sungguh sangat tidak layak menjadi seorang kaisar!
"Mengapa anda memberitahukan hal besar ini pada saya?" Tanya Katrina, tidak mungkin kan Maria beserta adiknya secepat itu percaya padanya dan semudah itu juga memberitahukan rahasia mereka yang mungkin saja bisa Katrina manfaatkan di masa depan nanti nya? Meski Katrina tidak akan melakukan itu, tapi bagaimana dengan orang lain, bisa saja memanfaatkan hal ini kan?
"Karena saya juga mengetahui rahasia anda nyonya Duchess Luxio Maximillian." Balas Maria dengan menyebut identitas nama Luxio dengan jelas. "Hahaha anda benar-benar cerdik." Katrina terkekeh geli mendengar kalimat dari Maria, Katrina akui lawan bicaranya ini cukup cerdik, kini mereka sama-sama saling menyimpan rahasia masing-masing. "Kita janda dan kita bahagia!" Seru Maria tiba-tiba, dan seketika itu juga Katrina tertawa lepas mendengarnya.
.
.
.
Kini, di sini lah Katrina berada di sebuah pasar rakyat yang tampak ramai di lalui orang-orang yang hendak melakukan jual beli maupun urusan lainnya, beserta Sarkan dan Stero yang menemaninya.
"Baiklah, dari sini kita akan berpencar." Ucap Katrina memulai pembicaraan. "Aku akan membeli bahan makanan, Sarkan tolong belikan aku 2 pelana." Pinta Katrina pada Sarkan, ia membutuhkan benda itu agar 2 kuda yang menarik gerobak bisa ditunggangi nanti nya. "Baik, nyonya." Respon Sarkan disertai anggukan.
"Stero...bisakah kau membantuku membeli sebuah pedang dan sebuah panah?" Tanya Katrina, Stero tampak mengerutkan dahi nya. "Apa itu untuk anda nyonya?" Tanya Stero mulai menebak, dan langsung di tanggapi Katrina dengan anggukan semangat. "Ya, aku akan mulai berlatih bela diri dan berpedang serta memanah!" Jawab Katrina dengan excited.
"Tapi nyonya, seorang wa-"
"Ini permintaan ku Stero, kau bisa membantu ku?" Potong Katrina. Stero tampak enggan menyetujui, ia merasa bahwa mereka berempat mampu melindungi nyonya nya, jadi mengapa nyonya nya harus repot-repot belajar ilmu berpedang?
"Stero, aku tahu jika seorang wanita tidak di perbolehkan mencoba hal berbahaya seperti itu, tapi Stero...kau tahu kan aku dulu nya adalah seorang prajurit, sama seperti kalian. Kau tahu sendiri kan bagaimana rasanya tidak bisa bertarung dan membela diri ketika dalam situasi berbahaya? Aku merasakan perasaan itu Stero, jadi ku harap kau bisa memahami nya." Ungkap Katrina.
Stero sempat tertegun, benar. Ia melupakan satu hal, yakni orang yang sedang berbicara dengannya ini bukanlah mantan Duchess Luxio, melainkan seorang mantan prajurit militer wanita yang sama seperti nya. Dan ia tidak seharusnya melarang nyonya nya untuk melakukan apapun, memangnya siapa dia?
"Baiklah nyonya, dan izinkan saya untuk menjadi mentor anda serta melatih anda juga." Pinta Stero, ia yakin bahwa nyonya nya ini suatu saat akan di segani banyak orang karena keberanian nya serta ketangguhan nya, sungguh seorang wanita yang hebat. Stero yakin bahwa wanita yang berada di depannya ini suatu saat akan membuat perubahan besar di Benua Caren ini.
"Terima kasih Stero, kau yang terbaik!" Ucap Katrina dengan bahagia sembari mengacungi dua jempol. "Saya akan mengajari anda juga nyonya, izinkan saya juga ikut berpatisipasi." Pinta Sarkan, "Baiklah, terima kasih Sarkan." Balas Katrina dengan tersenyum.
Kemudian mereka pun mulai berpisah dan berpencar. Dimana Katrina akan membeli bahan-bahan makanan untuk pasokan perjalanan mereka nanti, Stero membelikan Katrina sebuah pedang dan panah, lalu Sarkan yang di tugaskan untuk membeli pelana untuk 2 ekor kuda.
Mereka awalnya menolak untuk berpencar, namun karena Katrina berkata jika mereka berpencar mereka akan bisa lebih cepat selesai dan bisa kembali ke penginapan, akhirnya mereka pun setuju setelah Katrina berhasil meyakinkan kedua orang pria andalannya itu.
nuwun thor upnya
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/