NovelToon NovelToon
Ketika Kesabaran Berakhir

Ketika Kesabaran Berakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Lestari, yang akrab disapa Tari, menjalani hidup sebagai istri dari Teguh, pria yang pelit luar biasa. Setiap hari, Tari hanya diberi uang 25 ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka yang terdiri dari enam orang. Dengan keterbatasan itu, ia harus memutar otak agar dapur tetap mengepul, meski kerap berujung pada cacian dari keluarga suaminya jika masakannya tak sesuai selera.

Kehidupan Tari yang penuh tekanan semakin rumit saat ia memergoki Teguh mendekati mantan kekasihnya. Merasa dikhianati, Tari memutuskan untuk berhenti peduli. Dalam keputusasaannya, ia menemukan aplikasi penghasil uang yang perlahan memberinya kebebasan finansial.

Ketika Tari bersiap membongkar perselingkuhan Teguh, tuduhan tak terduga datang menghampirinya: ia dituduh menggoda ayah mertuanya sendiri. Di tengah konflik yang kian memuncak, Naya dihadapkan pada pilihan sulit—bertahan demi harga diri atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

Melihat jam, Tari terkejut. "Loh, sudah pukul 4 sore?!" serunya, merasa sedikit panik. Waktu berjalan begitu cepat dan tanpa disadari, ia sudah menghabiskan sebagian besar sore hanya untuk menulis dan mengedit. "Buru-buru deh, kalau gak nanti nenek rombeng itu pasti sudah mulai ngamuk lagi," gumam Tari sambil bangkit dari tempat tidur. Ia merasa waktunya semakin sempit, harus segera menyiapkan makan malam supaya tidak ada masalah lagi di rumah.

Dengan sigap, Tari keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Ia memutuskan untuk memasak menu yang sederhana namun lezat. "Gak mau kan kalau nenek itu marah-marah lagi," gumamnya sambil menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Tari tahu bahwa harus berhati-hati dengan ibu mertuanya yang gampang emosi, terutama ketika ada sesuatu yang mengganggu rutinitas rumah tangga.

"apa lagi ini Tari? Kok cuma ikan asin sama oseng kangkung!" seru Teguh dengan wajah kesal, sambil menyendok makanan yang sudah terhidang di meja makan. "Ini makan apa, kok malah bikin aku lapar lihatnya!"

Tari yang duduk di meja makan hanya mengangkat bahu. "Sesuai uang yang kamu kasih lah mas," jawabnya dengan nada santai, "Kalau mau makan ayam atau babi, minimal tambahin uang belanjanya." Ia berusaha terdengar bercanda, meski suaranya sedikit sarkastik.

"Eh, bicara apa kamu Tari?" Bu Ayu yang mendengar perkataan Tari langsung menegur dengan suara tajam. "Kita ini Muslim, nggak boleh makan yang haram!"

"Lah, ibu setiap hari saja nilep jatah aku," jawab Tari tanpa merasa bersalah. "Itu tuh sama aja haram bu, nggak berkah. Dan nanti di neraka perut ibu diisi batu menyala-nyala loh…" Tari menambahkan dengan nada mengejek, meski dalam hatinya ia tahu itu bukan doa yang baik.

Bu Ayu langsung terkejut dan meradang mendengar perkataan Tari yang begitu terang-terangan. "Heh, kamu doa'in ibu masuk neraka gitu?!" serunya, tubuhnya mulai gemetar karena marah. "Kamu ini sudah kelewatan, Tari!"

Tari hanya menatap datar, tidak merasa takut dengan kemarahan ibu mertuanya. "Gimana ya, bu? Kalau ibu nggak suka, kan bisa juga nggak ambil makanan itu, nggak usah ribut." Ia mencoba meredakan ketegangan meskipun tahu itu tidak akan mudah.

Di sisi lain, Teguh hanya diam, malas berdebat, namun tampaknya ia juga sudah terbiasa dengan sikap ibu dan istrinya yang sering berseteru.

"Teguh! Lihat tuh tingkah istrimu!" Bu Ayu akhirnya berbalik pada putranya. "Sudah kelewatan batas, benar-benar tidak tahu sopan santun!" Ia menatap tajam pada Teguh, berharap putranya segera mengambil tindakan.

Teguh menghela napas panjang, merasa terjebak di antara dua wanita yang tak pernah sepakat. "Cukup ya, Bu. Jangan terus-terusan ribut di rumah ini," ujarnya dengan nada tegas. "Tari, tolong hargai ibu. Ibu, tolong jangan marah-marah terus. Bisa nggak satu hari ini tanpa berdebat?"

Namun, suasana di meja makan tetap tegang. Tari meremas sendok di tangannya, sementara Bu Ayu masih menatap dengan mata menyala, seperti menunggu penjelasan lebih lanjut dari putranya.

Teguh memijit pelipisnya dengan jari telunjuk dan ibu jari, menahan pusing yang menyerang akibat perdebatan yang tak pernah ada habisnya antara ibunya dan istrinya. Rasanya setiap hari selalu saja ada gesekan, tak ada damai di rumah ini.

"Sudahlah Bu, Tari juga nggak minta lebih. Kalau soal uang, ya ibu juga harus paham, itu hak Tari sebagai istri. Masa selalu ibu yang kuasai?!" kata Tari. Suaranya terdengar letih, namun kali ini ia bertekad untuk berbicara tegas.

Tiba-tiba Bayu, adik Teguh yang duduk di sisi meja, ikut berbicara. "Apa yang dibilang mbak Tari benar kali bu. Ibu kuasain uang mas Teguh terus, inget bu, di sana ada hak mbak Tari," ujarnya dengan penuh keyakinan, mencoba meluruskan keadaan.

1
Wanita Aries
Naudzubillah dpt laki pelit amit2 dah
Wanita Aries
Gila aj dkasih cm 25rb. Uang saku ankq yg SMP itu
Diah Ratna
ceritanya bagus,thor .
Sulfia Nuriawati
udah d perbudak msh mw bertahan helloooo cinta blh goblok jgn y sayang, bersikap lah tunjuk kan bahwa km pny harga yg lbh dr pelakor jg suami g pny otak itu,mn pelit lg dih ogah bnget😡😡😡
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurulina: makasi yaaa🥰
total 1 replies
Aerilyn Bambulu
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
Nurulina: Waaah makasih yaaaw😍
total 1 replies
Phoenix Ikki
Aku tumpahkan air mata gara-gara endingnya😢
Kazuo
Bikin nagih bacanya 😍
Nurulina: waaah, makasih yaaa🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!