Setelah Mende berhasil merebut Prasetya dari istri nya yang bernama Fiona, wanita itu mengira hidup nya akan indah seperti impian nya.
Hidup bahagia dengan Prasetya yang pegawai kantoran dan tinggal dirumah megah dengan segala kemewahan yang dimiliki pria itu.
Namun dia lupa jika hukum tabur tuai itu ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emosi Pras
Dalam hening nya malam, ternyata pria itu tengah sibuk memandang wajah cantik Fiona yang terlelap dalam tidur nya.
Sesekali pria ini senyam senyum sendiri seperti orang gila, entah apa yang dirasakan oleh Aditya saat ini.
Tepat pukul dua dini hari hari Fiona terbangun dari tidur nya. wanita itu melihat Aditya tertidur sambil duduk, tepat di samping brangkar.
Perlahan Fiona berjalan menuju brangkar putra nya.
tepat di samping Aditya, Fiona memandang wajah tampan pria di samping nya.
"Kasihan mas Adit, dia jadi harus tidur dalam keadaan duduk" lirih Fiona sambil terus memandangi nya.
Tiba tiba Aditya membuka mata nya, seketika pandangan mereka bertemu.
Sejenak kemudian Fiona langsung memalingkan wajah nya, ia merasa malu kepergok tengah memandang nya.
"Kenapa kamu bangun"? tanya Aditya.
"I-iya,, " jawab nya singkat.
Aditya memberikan kursi di sebelah nya mempersilahkan Fiona untuk duduk.
"Duduk lah"
Fiona pun langsung dudu di sebelah Aditya, wanita itu terus memandangi wajah halus dan polos nya bocah kecil itu.
Aditya melihat wajah Fiona yang tetap cantik meski baru bagun tidur, tapi ia juga melihat ada beban yang cukup berat yang Fiona pikul.
"Ada yang sedang kamu pikirkan"? ucap Aditya mencairkan suasana yang terasa sunyi.
Fiona menoleh ke arah Aditya, ia menghela nafas panjang.
"Mas, untuk biaya rumah sakit, potong gaji aku tiap bulan ya" ucap Fiona dengan nada pelan.
"Masalah biaya rumah sakit gak usah di pikirin, yang penting Caraka sembuh" jawab Aditya seketika membuat Fiona menangis.
"Hay,, kenapa menangis"?
" Ayah nya saja bahkan tidak perna perduli dengan anak nya, tapi kenapa orang baru seperti mas Aditya begitu perduli sama Caraka"
Aditya mengaruk kepala nya yang tidak gatal.
Pria ini bingung bagai mana caranya menerangkan sama Fiona. apa pun yang dilakukan Aditya, semua nya ia lakukan secara Spontan tanpa berpikir terlebih dulu.
"Sudah lah, sebaiknya kamu pikirkan dulu untuk kesembuhan Caraka"
Fiona mengusap air mata nya kasar lalu berucap.
"Terima kasih mas Adit, kalau bukan karena bantuan mu selama ini, mungkin aku tidak akan sekuat ini" ucap Fiona masih terus menangis.
"Kenapa kamu bilang begitu"?
"Entah lah mas, waktu itu saat aku keluar dari rumah derita itu aku tak membawa uang cukup banyak.
kalau pun ada, mungkin hanya akan cukup untuk bayar sewa rumah dan makan untuk beberapa hari saja. apa mungkin aku bisa bertahan dalam keadaan seperti itu, aku juga tidak memikirkan itu"
"Sudah sudah, sekarang gak usah di pikirin lagi. sebaiknya kamu berhenti menangis malu di liat Caraka kalau nanti dia bangun"
Fiona tak juga berhenti menangis nya.
"Berhenti dong, jangan kaya anak kecil gitu" tegas namun sedikit mengoda.
"I-Iya mas" !
Fiona segera menghapus air mata nya.
Pria itu tersenyum melihat tingkah Fiona, meski wanita itu sudah memiliki anak, tapi bagi Aditya tingkah Fiona saat menangis begitu mengemaskan.
"Aku jadi penasaran dengan bajingan yang sudah menyia nyiakan istri dan anak nya ini" batin Aditya.
Ya,, walaupun Aditya tau jika mantan suami Fiona adalah salah satu karyawan nya, tapi pria itu tidak tau yang mana orang nya. karena tidak semua data karyawan nya ia ketahui.
Pagi hari. Seperti biasa di Rumah Pras, bu Soraya teriak teriak memanggil putra nya.
"Ada apa sih bu" tanya pras setelah masuk kamar ibu nya, masih mengantuk.
"Ibu lapar,,,, ibu lapar" teriak nya.
Tanpa memperdulikan teriakan ibu nya, Pria itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka langsung pergi begitu saja.
Mende yang masih tertidur pulas merasa terganggu dengan teriakan ibu mertua nya.
Wanita itu turun dari ranjang nya lalu keluar dari kamar.
"Mas.... Mas... " seru Mende mencari suaminya.
Namun orang yang ia cari tak ia temukan di rumah itu. mEnde pun masuk ke dalam kamar tidur bu Soraya.
"Ibu apa apaan sih bu, kerjaan nya teriak teriak mulu tiap hari, berisik tau bu" bentak Mende begitu sampai di kamar mertua nya.
"Dasar jalang tak berguna, jam segini baru bangun" ucap bu Soraya.
"Bu... ibu lihat ini tu masih jam 6 bu"
"Jam 6 kamu bilang masih? Fiona saja dulu subuh sudah bangun, sudah masak. jam segini aku sudah sarapan"
"Fiona,, fiona dan Fiona terus"
merasa kesal, wanita itu melihat sekeliling. ia menemukan dia buah jeruk di atas meja.
Mende langsung mengambil nya satu buah lalu mengumpulkan nya pada mulut Bu Soraya.
Wanita tua itu berusaha melawan, tapi apalah daya.
Saat wanita itu merasa kehabisan tenaga untuk melawa, dan nafas pun mulai berat.
"Mende,,,,, ! !
Jerit Pras yang tiba tiba pulang setelah membelikan bubur untuk sarapan ibu nya.
Pria ini tidak Terima saat melihat Mende menyumpal mulut ibu nya.
Dengan perasaan marah dan emosi, Pras menyeret Mende keluar dari kamar lalu memukul Mende berulang kali.
"Kurang ngajar kamu" umpat Pras.
"Bisa bisa nya kamu memperlakukan ibu ku seperti itu" sambung nya.
"Kamu tega memukul aku hanya karena kamu membele ibu mu? tega kamu mas"
"Ibu aku itu sakit, seharusnya kamu memperlakukan ibu dengan baik bukan seperti ini" ucap Pras dengan nada tinggi.
"Ibu kamu itu berisik mas, gak siang, gak malam, gak pagi teriak teriak mulu. aku muak mas aku muak" jerit Mende, bahkan wanita itu mengamuk. Membalas Pras yang sudah menyakiti dirinya.
Impian berumah tangga penuh bahagia, nyatanya belum satu bulan sudah seperti neraka.
Plaaak.... !!
Tiba tiba Pras menampar wajah Mende lagi, hingga membuat wanita itu terdiam mengusap pipi nya terasa panas.
"Sekali lagi aku melihat kamu memperlakukan ibu ku dengan sangat buruk, aku akan menendang mu dari rumah ini" Ancam Pras.
Pria itu kembali ke kamar ibu nya untuk memberi makan untuk ibu nya.
Sementara Mende, wanita itu merasa cemas jika Pras mengusirnya dari rumah. wanita itu bingung akan tempat tinggal nya nanti.
Mende adalah tipe wanita boros, suka menghamburkan hambur kan uang. meskipun dia bekerja tapi ia sama sekali tidak memiliki tabungan, bahkan uang yang di berikan oleh Pras setiap bulan saat masih bersama Fiona dan tanpa sepengetahuan Fiona pun, entah kemana semua uang itu.
Setelah memastikan ibu nya makan, Pras keluar dari kamar ibu nya kembali mencari Mende.
"Mende,, cepat bikin kan aku kopi" titah nya.
Mende mendengus kesal, dengan perasaan malas mende masuk ke dapur untuk membuatkan kopi.
Tak berpa lama, Mende keluar dengan membawa secangkit kopi yang harum nya sangat wangi sekali.
m ibuy sdh ga punya apa²,,dan fitnah sukses sm kerjaany
.