NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Berondong Ku.

Di Nafkahi Berondong Ku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Devina adalah seorang mahasiswi miskin yang harus bekerja sampingan untuk membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sendiri. Suatu ketika dia di tawari dosennya untuk menjadi guru privat seorang anak yang duduk di bangku SMP kelas 3 untuk persiapan masuk ke SMA. Ternyata anak lelaki yang dia ajar adalah seorang model dan aktor yang terkenal. Dan ternyata anak lelaki itu jatuh cinta pada Devina dan terang-terangan menyatakan rasa sukanya.
Apakah yang akan Devina lakukan? apakah dia akan menerima cinta bocah ingusan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Devi.

Devi berjalan dengan gontai, matanya berat dan sangat mengantuk. Bagaimana tidak? dia baru tidur jam 12 malam karena harus mengerjakan tugas kuliahnya, tapi jam 3 Devan menelponnya dan meminta bantuan untuk mengerjakan soal-soal yang nggak dia mengerti, dan baru selesai di jam 6 pagi. Niatnya Devi mau melanjutkan tidur tapi pekerja konstruksi di sebelah kosnya mulai bekerja dan sangat berisik, alhasil Devi tak bisa memejamkan matanya sama sekali.

"Hoaammm..." Devi menguap lebar sambil mengejap-ejapkan matanya dan memandang sekeliling. Berpikir apakah ada tempat buat dia tidur?

"Ah! betul juga! perpustakaan!" seru Devi sambil berjalan cepat menuju perpustakaan di kampusnya.

Seperti biasa, perpustakaan ini sangat sepi, hanya ada segelintir orang di tempat yang sangat luas ini, jadi Devi bisa tidur untuk beberapa saat sebelum kelasnya di mulai.

Devi menempati kursi yang ada di pojokan, lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Mengambil sebuah buku dari rak secara sembarangan hanya untuk menutup wajahnya agar tidurnya lebih nyenyak.

"Aaahh.. nikmat banget, adem, sepi..." gumam Devi sambil mulai memejamkan mata.

Baru lima menit Devi terlelap, tiba-tiba seseorang mendorong bahunya, membuat dirinya terpaksa terbangun dari tidurnya.

"Heh! cewek miskin murahan! beraninya lu tidur di sini!"

Devi memutar kepalanya dengan malas, "siapa sih, gangguin tidur aja..." gerutunya, matanya masih terpejam rapat.

"Lu, godain pacar Kak Sita, kan?! nggak tau malu banget sih jadi cewek! udah di kasih kerjaan, bukannya jadi orang bener malah jual diri!"

Astaga! mulut siapa sih ini, kurang ajar banget!

Devi pun membuka matanya dan terlihat Anik sedang berdiri sambil berkacak pinggang menghadap dirinya.

"Oalah, Nik.. Anik, ada apaan lagi sih?! aku lagi tidur nih... jangan gangguin, dong..." ucap Devi berusaha menghindari pertengkaran walaupun memang ucapan Anik sangat keterlaluan.

"Gue, sebagai temen deket kak Sita, nggak terima karena Lu sudah godain pacarnya! sekarang juga, Lu harus angkat kaki dari toko Dimas! berhenti bekerja di sana!" ucap Anik, seenaknya memerintah Devi.

Devi mengangguk, "Oke, tapi sebelum itu, Lu harus cariin dulu kerjaan buat gue, baru gue keluar dari tokonya Kak Dimas," ucap Devi santai sambil merebahkan kembali kepalanya di meja.

"Lu! dasar cewek nggak tau malu!" pekik Anik emosi.

Brak! Devi menggebrak meja, dia berdiri sambil menatap Anik. Dadanya naik turun karena emosi. Kesal sekali, mau tidur aja susah nya setengah mati.

"Kenapa sih, kalian ribut terus perkara Dimas! Dimas! Dimas! memang apa bagusnya dia sampai aku mau ngerebut dia dari pacarnya! tertarik aja nggak! gila kalian semua! selera Lu, Dimas? silahkan! tapi dia bukan selera gue! tau nggak sih, lu pada!" kesal Devi.

"Ehem!!!" seorang penjaga perpustakaan yang berwajah galak, mendekati meja Devi.

"Kalian kalau mau ribut, silahkan keluar! di perpustakaan dilarang ribut, apalagi bertengkar!"

Devi menatap Anik sambil mendengus kasar. Lalu berjalan keluar dari perpustakaan.

Devi mengambil ponselnya dan menelpon Dimas, di sela-sela langkahnya.

"Halo, kak Dimas! gimana sih, kok urusannya jadi meleber ke mana-mana. Kak Sita ngomong apa sih ke orang-orang? tolong ya kak, Kak Sita di ajak bicara yang bener! jangan nyebar gosip yang nggak-nggak! ngganggu banget!" kesal Devi.

Iyalah! Dimas yang seenaknya main peluk, dia yang kena imbasnya. Devi juga nggak menyangka bakal di peluk Dimas kemarin, semuanya terjadi secara tiba-tiba karena Dimas yang kegirangan.

"Iya, maafin ya Dev, sebenarnya Sita sudah ku putusin, makanya dia marah dan ngelampiasin ke kamu."

"What!!!" pekik Devi kaget, kepalanya makin nyut-nyutan. Dahlah, Devi pasti jadi santapan empuk buat melampiaskan amarah Sita.

Lagian kenapa sih, Dimas tiba-tiba putusin Sita! bukannya dia sudah bisa bertahan beberapa tahun dengan Sita, kenapa tiba-tiba minta putus!

"Oh iya, kelas kamu selesai jam berapa?"

Devi memutar bola matanya dengan malas, "jam 11 atau 12," desahnya pasrah.

"Langsung ke toko ya, aku punya kejutan." Lalu Dimas menutup panggilannya.

"Apaan lagi, sih!" geram Devi. Pengen marah, tapi Dimas -bagaimanapun- adalah bosnya. Dia pemilik toko tempat Devi bekerja.

Ingin rasanya Devi keluar dari pekerjaan menjaga toko Dimas, tapi di antara pekerjaannya sampingannya, cuma kerja sama Dimaslah yang bergaji agak besar. Jadi sayang sekali, kalau Devi melepasnya begitu saja. Seandainya nggak ada kejadian Dimas main peluk, dan Sita yang over cemburu, Devi pasti nyaman sekali bekerja di sana.

Devi terus berjalan, dia melirik jam di ponselnya dan mendesah, setengah jam lagi kelasnya di mulai, mending dia langsung masuk aja. Dari pada terlambat, toh tidur sudah nggak bisa. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti karena di depannya ada Sita, berdiri sambil memandangi dirinya dengan tatapan marah.

"Ya Tuhan... apalagi sih..." kesal Devi.

"Devi!"

"Hm? apaan?"

"Lu nggak sopan, ya! di panggil senior begitu jawabnya!" kesal Sita sambil mendekati Devi dengan langkah panjang. Dari belakang Devi pun tampak Anik berjalan mendekat.

Mau apa mereka? main keroyok?

Anik berdiri di dekat Sita, menatap Devi dengaan sebal, sama seperti tatapan Sita padanya.

"Kalian saudaraan?" tanya Devi, karena sekilas wajah Anik dan Sita memang mirip, mirip barongsai.

"Nggak usah banyak omong! gue minta, Lu keluar dari kerjaan Lu di toko Dimas!" titah Sita.

"Lha, kenapa?" tanya Devi acuh.

"Masih tanya 'kenapa'? yaa karena dengan adanya Elu, hubungan gue dan Dimas jadi merenggang! tau nggak, Lu! gue sering banget ya, liat kalian duduk dempetan, bahkan yang terakhir pelukan! lu sengaja, kan ngedeketin Dimas!"

"Ya Ampun kak Sita, aku kerja di toko Kak Dimas sudah hampir dua tahun, dan kak Sita pacaran sama kak Dimas baru satu tahunan. Kalau aku memang suka kak Dimas, ya pasti kita sudah jadian sebelum kak Sita pacaran sama Kak Dimas! tapi aku nggak suka, makanya sampai sekarang nggak ada apa-apa sama Kak Dimas! sekarang dan sampai kapanpun! karena aku nggak ada rasa apa-apa ke dia! cukup? puas?" ucap Devi panjang lebar. Entah dia harus menjelaskan dengan cara apa lagi, supaya duaa barongsai ini paham dan nggak ngeganggu dia.

Sita memandang Devi dengan tatapan tak percaya, begitu pula Anik.

Devi jadi berpikir, cara apa biar membuat duaa makluk di depannya ini percaya.

Akhirnya terbersitlah sebuah rencana, rencana gila yang semoga saja bisa menyelamatkan Devi dari amukan barongsai gaje ini.

"Aku sedang dekat dengan seseorang, sebenarnya ini rahasia tapi lebih baik aku beri tahu pada kalian berdua supaya kalian tak lagi salah paham!"

"Pih! nggak percaya! lagian siapa yang mau sama cewek miskin kayak elu!" ejek Anik sambil memencengkan bibirnya.

"Lihat ini," Devi menunjukkan ponsel mahal pemberian Devan.

"Kami baru dekat saja, dia sudah memberiku ponsel mahal ini, jadi Dimas itu bukan levelmu! asal kalian tahu, ya. Jadi mulai s sekarang, stop menggangguku!" Devi berjalan melewati Anik dan Sita sambil dengan sengaja menubruk bahau keduanya.

"Levelku itu CEO! ngapain main-main sama orang kayak Kak Dimas yang cuma punya toko kecil! pih!"

Devi melirik sekilas ke arah Sita dan Anik yang masih bengong di tempatnya, lalu secara perlahan tapi pasti, Devi berlari meninggalkan tempat itu.

Entahlah alasan ini bakal menyelamatkan hidup Devi atau bahkan akan menjerumuskannya ke dalam jurang yang makin dalam, tapi yang penting untuk saat ini, mereka berdua pasti tak akan membicarakan Dimas lagi dengannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!