bagaimana jika anak kembar di perlakukan berbeda? satu di sayang bagai ratu dan satu lagi di perlakukan layaknya babu.
perjuangan Alana di tengah keluarga yang sama sekali tak pernah menganggap nya ada, ingin pergi namun kakinya terlalu berat untuk melangkah. Alana yang teramat sangat menyayangi ayahnya yang begitu kejam dan tega padanya, mampukah Alana bertahan hingga akhir? akankah Alana mendapat imbalan dari sabar dan tabah dirinya sejauh ini?
cerita ini hanya fiktif belaka ya, kalo ada yang namanya sama atau tempat dan ceritanya itu hanya kebetulan, selamat membaca😊❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alana 15
sampai di sekolah, Alana malah mendapat pelototan dari beberapa siswi korban dari playboy nya Gilang. Alana mencoba mengabaikan mereka malas sekali menambah musuh sepagi ini
"Lang, makasih ya tapi lain kali jangan Lagi-lagi deh jemput gue, takut banget liat tatapan pacar-pacar lo" bisik Alana pelan
"tenang aja Lan, cowok secakep gue emang banyak yang suka.. gak usah takut Baby, lo adalah pemenang di hati abang satu-satunya yang bikin aba... "
"sstttt... udah stop! geli Lang geli!!" potong Alana merinding, Gilang malah tertawa dengan reaksi Alana baru kali ini Alana mendapat gombalan langsung dari Gilang, bulu kuduknya berdiri satu persatu
Alana berjalan cepat meninggalkan Gilang yang masih tertawa lepas, takutnya selain di pelototi siswi lain gosip Hot tentangnya malah bertambah
Aluna yang di antar sopir juga baru sampai, bersamaan dengan Jinan yang berangkat dengan Nata juga. melihat Jinan yang juga turun dari mobil Nata Luna segera menarik tangan Jinan untuk menjauh, Nata melihat Jinan yang di seret Luna malah terdiam di tempat
"si anak orkay ngapain nyulik ayang gue coba?" tanyanya pada diri sendiri
Nata berjalan santai mendekati Gilang, mengajak nya masuk kedalam, mereka seangkatan tapi beda kelas, Gilang di kelas A dan Nata di kelas B. Gilang terkenal Playboy, humble, petakilan tapi pintar sedangkan Nata tidak terlalu pintar tapi juga tidak bisa di katakan tidak pintar. Aluna dan Lana sama pintarnya, tapi Ayah mereka tidak ingin Lana dekat-dekat dengan Luna karena tidak ingin Lana menebarkan kesialan, jadi Alana sengaja di masukkan nya di kelas B sedangkan Luna di kelas A. tidak adil? bukan Kunan nama nya jika berlaku adil pada putri kembarnya
"apasih narik-narik!!" kesal Jinan menepis tangan Luna saat sudah sampai di bawah tangga
"jauhin Lana! lo itu ngajarin Lana jadi anak pembangkang kan?!! Alana udah berani melawan sekarang dan itu gara-gara lo!!" bentak Luna sambil mendorong kasar Jinan
"what?? hello?? gue lebih dukung Lana jadi anak pembangkang dari pada harus nurut sama iblis kayak kalian!! gak usah sok keras Aluna! lo tanya sama diri lo sendiri, gimana rasanya dapet kasih sayang sedangkan adik kembar lo harus menderita karena kalian siksa!! jangan tutup mata, gue tau lo gak mau akuin kalo Lana adik lo karena lo gak mau ketenaran lo hilang kan? lo gak mu di cap jelek kan?? udah deh kalo lo gak bisa baik sama adik lo seenggaknya biarin dia tenang! dia juga berhak buat bahagia! kalian terlahir dari rahim yang sama tapi di perlakuin dengan berbeda, kalo lo gak mau 'KASIH SAYANG' bapak lo terbagi seenggaknya biarin Alana cari jalannya sendiri, jangan ngatur! lo gak akan tau seberapa kerasnya Alana bertahan sejauh ini, lo gak akan faham karena lo gak pernah rasain jadi dia! Alana ngelawan itu udah pilihan dia lo pikir dia gak capek apa kalian siksa?" balas Jinan dengan mendorong kasar Luna juga
"Alana gak pernah ngelawan sebelumnya, setelah dia sering bareng sama lo dia jadi pembangkang!" bentak Aluna
"bagus dong, lo tau kan gue sama Lana temenan sejak SMP? dengan keputusan Alana buat ngelawan kalian saat ini adalah pencapaian terbaik buat Lana! gue gak hasut dia buat jadi anak durhaka tapi gue gak sudi liat dia harus nurut sama manusia seperti kalian! Alana gue terlalu berharga buat tunduk sama iblis!" sarkas Jinan
"gue tanya sama lo, di hati lo pernah gak sih ngerasa bersalah sama Lana? lo sama dia kembar tapi lo lebih dulu lahir kan? yang berarti lo kakak buat Lana, dan lo pernah anggap dia adik selama lo hidup? lo terlalu egois Luna, cuma mentingin diri lo sendiri! gue gak yakin mama lo bersyukur lahirin lo tapi gue juga yakin dia menyesal ninggalin Lana sama kalian" lanjut Jinan. Jinan sudah ikut campur sejauh ini pada keluarga Alana tapi Jinan tidak menyesal dia bahkan ingin melakukan lebih ingin balas dendam untuk Alana
"berhenti ikut campur tentang keluarga gue!" tekan Aluna marah
"gue gak akan berhenti sampai Lana bebas dari kalian!" jawab Jinan
"lo gak berhak atas hidup Alana"
"tapi gue merasa berhak! dan gue gak takut sama kalian, selama gue masih hidup hak gue tanggung jawab gue buat pastiin Alana baik-baik aja! gue sahabatnya dan itu cukup buat jadi alasan gue harus lindungin Alana!" ucap Jinan mempertegas, Jinan tidak lagi ingin mendengar ocehan Alana jadi pergi meninggalkannya begitu saja, Aluna ingin berteriak tapi sadar dengan Nata dan Gilang yang juga sudah disana
"ohh, kita kayaknya salah jalan deh Lang, apa kita balik aja" celetuk Nata saat Aluna menatap tajam kearah mereka
"gak salah, jalan ke kelas kita emang disini.. lagian bukan salah kita kalo denger sesuatu" sahut Gilang, WOW.. Nata terkejut dengan jawaban Gilang yang tidak seperti biasanya
"Aluna Zaviera Ardinata.. WOW.. wajah secantik ini ternyata menyimpan sejuta rahasia ya? tapi kita gak bakalan ikut campur kok tenang aja.. cuman ya, kalo Alana kenapa-napa jangan kecewa karena kita ikut campur.. gue gak suka campurin kehidupan orang lain tapi gue terlanjur janji sama diri gue buat jagain Alana" ucap Gilang tersenyum manis pada Luna, cowok playboy yang sering menggoda nya dengan banyak omong kosong itu tiba-tiba terlihat berbeda pagi ini, Aluna sedikit was-was dengannya
"selama Alana aman kita gak bakalan ngapa-ngapain kok" lanjut Nata juga
Alana tidak bicara apapun, dia pergi meninggalkan dua orang yang tiba-tiba berubah menjadi bodyguard Alana itu. entah sejak kapan Alana punya teman seperti mereka, Luna sedikit gusar dengan Kata-kata mereka terlebih Jinan yang sepertinya memang tidak pernah main-main, jika mereka semua tau entah bagaimana pandangan orang lain terhadap mereka nanti
di jam istirahat, saat Lana dan Jinan masuk ke kantin sudah ada Nata dan Gilang yang menunggu mereka. kali ini Alana yang traktir mereka makan, Alana punya banyak tabungan hasil dari kerjanya dia tidak pernah pelit dengan kebutuhan ataupun saat ini saat ingin membelanjakan teman-temannya. mereka juga tidak menolak, Alana akan kesal jika menolak jadi untuk menghargai Alana mereka Terima saja traktiran preman introvert itu
"maaf, dengan nona Alana?" seseorang dengan pakaian serba hitam dan bertubuh kekar mendekati mereka saat menikmati makan, Alana terkejut melihat seseorang yang seperti bodyguard itu mengenalinya. Alana baru kali ini melihat laki-laki itu anak buah ayahnya sepertinya tidak ada yang berwajah seperti nya
"ada apa?" tanya Lana heran
"bisa ikut saya sebentar? ada sesuatu yang ingin saya sampaikan" ucapnya dengan penuh Hati-hati dan hormat, Alana yang di perlakukan seperti itu cukup kaget
"oh.. oke" Alana berdiri untuk mengikuti laki-laki kekar itu
"kita ikut" sahut Jinan berdiri juga, takut Alana di lukai
"gak usah Nan, gak apa-apa" Alana mencoba membuat Jinan yang panik itu untuk tidak merespon berlebihan
Jinan kembali duduk setelah di tarik Nata, Alana keluar dari kantin mengikuti laki-laki yang berpenampilan sangar itu, sampai di taman yang sedikit sepi jauh dari siswa lain, laki-laki itu mengeluarkan kartu hitam untuk di berikan pada Alana
"maaf, Tuan G mengirim ini untuk anda, anda harus menerima nya" ucapnya memberikan Black Card pada Lana
"dari.. siapa? dan untuk apa? saya tidak butuh benda ini pak balikin aja sama yang punya" tolak Alana menjauhkan Black Card itu darinya
"maaf, tapi anda tidak bisa menolak, kartu ini harus anda ambil, Tuan G juga berpesan agar anda selalu memakainya, saya sudah selesai saya permisi nona Alana" ucapnya memberikan Black Card itu dan kemudian pergi, Alana mematung di tempat melihat kartu di tangannya
"Tuan.. G? siapa dia? kenapa ngasih gue Black Card?" gumam Alana menatap tanpa henti kartu itu
"dan apa alasannya?" lanjutnya lagi