Apa jadinya jika cinta pertama dan cinta yang meninggalkan luka kembali saat usia sudah tak lagi muda, itulah yang di alami Nin Kasih di usianya yang saat ini sudah memasuki lima puluh tahun.
Saat Nin kasih ingin menikmati masa tuanya dengan tenang, kenangan buruk masa lalunya kembali terbuka saat dirinya tak sengaja bertemu dengan laki laki yang tak sengaja iya temui saat dirinya berada di pemakaman suaminya seorang diri.
Apakah semua kenangan buruk itu akan berganti dengan kebahagiaan setelah kesalahpahaman itu di luruskan !
Dan apakah kebahagiaan itu akan mudah mereka raih di usia mereka yang tak lagi muda ?
Ikuti cerita Nin kasih yang hanya ingin bisa hidup tenang dan bahagia di usianya yang sudah tak muda lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan Yang Tak Mudah
Mendengar apa yang Wirya katakan membuat Nin Kasih berpikir ulang jika harus menerima pinangan yang di tawarkan Wirya padanya, terlebih memang Nin kasih tak pernah ingin menikah lagi setelah kepergian suaminya.
" kamu mau kan meyakinkan Dirga jika kamu tak seperti yang Pratiwi katakan ?" tanya Wirya yang punya harapan lebih pada Nin Kasih bukan hanya untuk Dirga tapi juga untuk dirinya.
" apa yang kamu harapkan dari pernikahan di usia senja seperti kita ?" tanya Nin Kasih yang ingin tau lebih dulu tujuan dari keinginan Wirya yang terasa begitu menggebu.
" usia kita sudah tak muda lagi bahkan tubuh kita pun sudah tak sesehat dulu dan sebugar dulu "
" dan mungkin juga maaf aktifitas seksual kita pun tidak sekuat dan se semangat dulu, lalu apa yang kamu harapkan dari pernikahan kita nanti ?" tanya Nin Kasih hanya ingin memastikan tujuan pernikahan Wirya sebelum meyakinkan Dirga jika nenek tiri tidak lah sejahat yang di gambarkan Pratiwi.
" aku tau apa yang kamu maksud, tapi tujuan ku ingin menikah selain untuk menghalalkan hubungan kita juga ingin menjadikan kamu tempatku berbagi suka dan duka, berbagi cerita dan mengisi kekosongan yang tak mungkin bisa kita bagian pada anak atau pun saudara " ucap Wirya.
" baiklah, aku akan coba memberi pengertian pada Dirga jika apa yang Pratiwi katakan itu tidak lah benar, tapi bukan berarti aku menerima tawaran pernikahan yang kamu ajukan untuk ku " ucap Nin Kasih jujur.
" kenapa ?"
" apa kamu sudah tak mencintaiku lagi ?" tanya Wirya yang entah menanyakan cinta yang mana pada Nin Kasih.
" jika kamu berpikir cinta masa lalu itu masih ada, maka kamu salah "
" karena mendiang suamiku memberikan cinta yang begitu besar dan banyak hingga tak ada ruang kosong di hati ku untuk siapapun " ucap Nin Kasih yang entah kenapa menurut Wirya terdengar seperti sebuah kebohongan.
" aku tau "
" tak mudah untuk meyakinkan kamu untuk mau membuka hati dan menikah dengan ku setelah apa yang sudah aku lakukan pada mu dulu, tapi akan aku tunjukan jika apa yang aku rasakan pada mu kali ini tulus dari dalam hatiku " ucap Wirya yang sejak awal pun tau tak akan mudah baginya menaklukkan Nin Kasih setelah luka yang pernah iya berikan dulu.
" baiklah aku pamit pergi dan aku titip Dirga disini nanti sore atau malam mungkin aku jemput agar kamu dan Dirga punya waktu untuk bisa saling mengenal satu sama lain " ucap Wirya yang memang sejak awal ingin membuat Dirga dekat dengan keluarga Kasih.
" apa kamu sudah berbicara dengan Dirga jika kamu akan pergi dan akan menjemputnya nanti ?" tanya Nin Kasih yang tak ingin Dirga berpikir jika dirinya yang meminta Wirya untuk meninggalkan dirinya di rumah ini.
Wirya hanya menggeleng dan hal itu membuat Nin Kasih hanya bisa menghela nafas dengan apa yang Wirya lakukan.
" aku panggilkan Dirga dulu biar kamu sendiri yang mengatakan semuanya " ucap Nin Kasih yang memiliki cara sendiri untuk bisa menjelaskan pada Dirga jika dirinya tak seperti yang di ceritakan Pratiwi padanya.
Nin Kasih pun berjalan masuk menuju ruang keluarga dimana Dirga dan Nanda sedang bermain ditemani Zoya, dan lagi lagi saat melihat Nin Kasih raut ketakutan terlihat jelas di mata Dirga saat ini.
" Dirga, ayo kedepan "
" ada yang ingin kakek mu katakan padamu " ucap Nin Kasih sambil mengulurkan tangannya ke arah Dirga.
" nenek ku baik kok " ucap Nanda sambil mengambil alih tangan Dirga dan meletakkan di atas telapak tangan nenek nya.
Nin Kasih bisa merasakan telapak tangan Dirga yang terasa dingin dan berkeringat dan hal itu semakin membuat dirinya yakin Dirga benar benar termakan hasutan Pratiwi.
" boleh nenek bertanya sesuatu ?" tanya Nin Kasih setelah menyetarakan posisi tubuhnya agar sejajar dengan Dirga yang saat ini sudah terlihat sangat pucat, perlahan Dirga menganggukkan kepalanya tapi posisinya masih menunduk menghindari tatapan mata Nin Kasih.
" apa mungkin nenek sejahat yang di ceritakan oleh Nenda mu ?" tanya Nin Kasih yang membuat Dirga perlahan menatap ke arah Nin Kasih yang masih terlihat sama seperti saat dirinya bertemu pertama kali.
" kalo boleh nenek tau apa yang Dirga takutkan saat ini ?" tanya Nin Kasih yang sepertinya lupa dengan Wirya yang hingga saat ini masih menunggunya di ruang tamu.
Hampir lima menit Dirga terdiam bahkan Dirga kembali menundukkan wajahnya menghindari tatapan Nin Kasih yang bisa menenangkan hatinya.
" katakan sama nenek, apa yang kamu takutkan ?" tanya Nin kasih yang masih dengan sabar membujuk Dirga untuk mengetahui apa yang di doktrin Pratiwi pada anak sekecil ini.
" apa kamu takut jika setelah nenek menjadi nenek tiri lalu nenek akan memukul dan jauhkan kamu dari kakek Wirya ?" tebak Nin Kasih yang siapa sangka jika ucapannya tepat sasaran.
" jika seperti itu, mungkin saja bukan kakek kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Nenda kamu katakan pada Nanda karena kakek Wirya juga akan menjadi kakek tiri untuk Nanda ?" tanya Nin Kasih yang membuat Dirga berpikir terbalik.
" kakek orang yang baik "
" kakek tak pernah marah dan tak pernah berbuat jahat pada siapapun " ucap Dirga membela Wirya.
" nenek ku juga orang yang sangat baik, jadi tak mungkin akan memukul kamu atau menyakiti orang lain " bela Nanda pada neneknya.
Nin Kasih mencoba memahami jika tak mudah baginya merubah doktrin yang Pratiwi tanamkan pada Dirga.
" jika nenek mu baik kenapa nenek mu meminta Nenda untuk pergi dari rumah ?" tanya Dirga saat mengingat jika sejak hari ini Pratiwi sudah pergi dari rumahnya.
" kakek yang meminta Nenda Pratiwi untuk pergi dari rumah karena Nenda juga harus memulai hidup mandirinya " ucap Wirya yang hanya ingin membantu Nin Kasih meyakinkan Dirga.
" sayang, cepat atau lambat Nenda harus melanjutkan hidupnya dan jika Nenda terus mengurus kamu lalu kapan Nenda akan memiliki waktu untuk hidupnya ?" tanya Wirya berharap Dirga mengerti alasan yang iya buat saat ini.
" sebaiknya kamu ajak Dirga untuk pulang karena hari ini Dirga sudah cukup lelah dan dia butuh istirahat " ucap Nin Kasih yang tak tega melihat raut tertekan di wajah anak sekecil Dirga.
" baiklah aku pamit "ucap Wirya yang memilih mengalah untuk hari ini.
" ayo Dirga, kita pulang " ajak Wirya sambil mengulurkan tangannya yang langsung segera di raih oleh Dirga saat ini.
" berikan Dirga waktu ..."
" jangan memaksanya untuk menerima apa yang kita katakan saat ini karena Dirga butuh waktu untuk mencerna semua karena aku yakin jika Dirga anak yang cerdas yang bisa merasakan jika aku tak seberuk yang di gambarkan " ucap Nin Kasih sebelum mempersilahkan Wirya dan Dirga pergi dari rumahnya.
✍️✍️✍️ sampai kapan Dirga bersikap seperti itu ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
love you moreee 😘 😘 😘
