Bela tidak menyangka masa mudanya kini hancur karena ketahuan Hamidun sama guru dan kedua orang tua, membuat Bela harus terima kenyataan jika Bela harus diasingkan dikampung halaman kakek nya supaya keluarga tidak malu dengan kenyataan pahit yang dialami Bela, mampu kah Bela membesarkan anaknya seorang diri atau justru pacarnya datang untuk ajak nikah dan membuat Bela tidak merasakan hidup diasingkan dari lingkungannya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Bastian memanfaat kan keadaan setelah orang tuanya pulang untuk bujuk Bela supaya membiarkan dirinya melanjutkan sekolah, Bastian tidak mau tidak lulus SMU dan tidak merasakan kuliah di kampus impiannya.
"Boleh iya aku sekolah sayang, apa tidak malu punya suami tidak lulus sekolah sayang." bujuk Bastian supaya Bela luluh.
"Biarkan kita sama-sama malu karena tidak lulus sekolah, ini akibat gaya pacaran kita yang berlebihan sayang jadi dijalani saja hidup pahit ini, aku juga malu tidak lanjut sekolah tapi mau bagaimana lagi jika keadaan sudah begini!" tolak Bela dengan tegas, Bela tidak mau Bastian seenaknya karena merasa anak sekolah bakal lepas tanggung jawabnya.
"Dasar istri tidak berguna, kasih ijin suami sekolah saja tidak mau payah, apa tidak malu punya suami seorang tukang kebun apa huh sial jadi istri!" bentak Bastian kesal karena Bela tidak bisa dibujuk, padahal berharap Bela bisa jadi istri yang pengertian dan mau mengalah ternyata tidak bisa sama sekali.
**
Belva dan Boby tidak menyangka ketemu sama Kamal, Puput, dan Desti di Mall seperti sudah lama sekali tidak ketemu sahabat-sahabat anaknya.
"Apa kabar anak-anak kalian sudah pulang sekolah?" tanya Belva rindu melihat kebersamaan anaknya bareng ketiga sahabatnya.
"Alhamdulillah baik Tante, iya nih baru pulang sekolah Tante jadi main kesini deh sambil makan sebelum pulang ke rumah." ucap Kamal ramah.
"Bela bagaimana kabarnya Tante, kok tidak masuk sekolah terus Tante memangnya kemana Bela?" tanya Desti pura-pura tidak tahu keberadaan Bela.
"Bela pindah sekolah anak-anak, iya sudah kita duluan iya soalnya Om mau lanjut ke kantor soalnya." lanjut Belva sengaja menghindar.
Belva langsung ajak Boby pergi sebelum ditanya lagi, Belva tidak ingin di tanya-tanya lagi karena tidak mau ketiga sahabat anaknya tahu keberadaan Bela yang sebenarnya.
Boby sudah menduga akan ketemu orang yang dikenal anaknya, Boby sudah pasrah suatu saat ada yang tahu kenyataan keadaanya Bela akan menjadi bahan Bullyan habis-habisan buat Bela dan keluarga besar apa lagi.
**
Bela kesal melihat Bastian rebahan tanpa ada niatan bantuin merapihkan rumah, padahal Bela sudah tidak kuat beberes sendirian walaupun rumah kecil tapi tetap saja membuat Bela merasa lelah sekali.
"Dirumah ini kita tinggal bareng itu artinya Ayah ada kewajiban bantu Bunda merapihkan rumah ini, Bunda sudah lelah dari tadi sapu, pel, dan cuci baju. Tolong dong kesadarannya untuk bantuin Bunda kita itu suami istri bukan orang lain!" protes Bela kesal melihat Bastian seolah tidak peduli.
"Apa peduli aku, toh Bunda juga tidak peduli sama keinginan Ayah untuk melanjutkan sekolah justru menolak jadi untuk apa dipedulikan, lagian Ayah belum siap menikah sekarang jadi kerjakan saja sendirian urusan rumah toh tugas beberes rumah itu tugas perempuan bukannya laki-laki." tolak Bastian cuek tidak mau peduli sama Bela karena keinginannya saja ditolak sama Bela.
"Dasar egois, aku juga tidak mau menikah sekarang jika kita tidak khilaf dulu lebih tepatnya kebodohan aku terbujuk sama ajakan Ayah, andai tahu seperti ini tentunya aku tidak mau pacaran sama Ayah akhirnya putus sekolah, masa depan hancur, dan pekerjaan pun jadi tukang jahit baju demi bisa bantuin suami tidak tahu diri seperti Ayah yang egois dan tidak sadar akan kesalahannya sendiri!" bentak Bela penuh emosi karena Bastian selalu salahin Bela akan keadaan pahit yang dialaminya sekarang, tapi tidak sadar semuanya terjadi karena ajakannya Bastian yang selalu memaksa Bela dulu.
"Perempuan sial Lo." bentak Bastian emosi.
Andaikan saja Bastian tidak tahu dirinya diawasi dua puluh empat jam, Bastian sudah menghajar Bela dan meninggalkan Bela begitu saja, tanpa Bela tahu kalo rumahnya diawasi empat orang yang selama ini awasi Bastian bahkan paksa Bastian jadi petani.
Bela langsung jalan menuju dapur, sedih rasanya melihat Bastian tidak sadar diri sama sekali, membuat Bela menyesal memilih Bastian menjadi pacar dan pernah berharap Bastian jadi pendamping hidupnya.
Lanjut thor...
Jangan mau ditindas
Lanjut thor ...
Lanjut thor...
Lajut thor...
Lanjut thor....
Lajut thor..
Semangat terus
Lanjutkan Autor....