Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 27
Senja berusaha membangunkan Hazel.
"Zel.. Hazel." Panggil Senja.
Hazel sadar. Dengan sedikit kesadaran yang dia miliki, dia bangun dan duduk di tepi tempat tidur.
"Maaf." Suara pelan Hazel keluar.
"Sebaiknya kamu pergi."
"Di luar hujan. Dan aku sudah menyuruh sopirku pulang. Apa kamu tega mengusirku?" Hazel mencari alasan.
Senja mengambil air hangat dan menyodorkannya pada Hazel. Setelah meneguk, Hazel merasa cukup enak.
"Bolehkah aku menginap malam ini? Setidaknya aku berada di dekatmu. Setidaknya kita tidak berjauhan." Hazel mengeluarkan kalimat aneh.
Senja tidak bereaksi. Namun dia mengerti apa yang dirasakan Hazel.
"Aku akan tidur di sofa." Senja mengambil selimut dan bantal kemudian memilih untuk berbaring di sofa.
"Ya. Ini tidak buruk. Aku selalu takut pada hujan dan petir. Setidaknya malam ini aku bisa sedikit tenang karena aku tidak sendiri." Senja bergumam.
Hazel melepas jasnya dan langsung tertidur di tempat tidur Senja.
Tidak lama kemudian, hujan pun reda. Senja masih belum bisa menutup matanya. Pikirannya kembali mengenang kejadian 6 tahun lalu. Kejadian yang membuatnya memilih untuk hilang.
.
.
6 tahun lalu...
Senja akhirnya menerima permintaan maaf dari para pelaku di depan seluruh murid dan orangtua serta guru yang hadir. Dia tahu bahwa permintaan maaf itu tidaklah dilakukan dengan tulus.
Namun, Senja tidak punya pilihan selain menerima. Bukan hanya itu, Ibu Elena dengan sigap menghentikan pengedaran video pembulian yang beredar. Dia meminimalisir sebisa mungkin agar penyebaran video tidak semakin luas.
Beberapa waktu setelah kasus itu dilewati, Senja masih datang ke sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Dia tidak lagi menerima gangguan, hinaan dan juga mendapat buli di sekolah. Virgin, Cindy, Ryan dan Boby menerima konsekuensi dikeluarkan dari sekolah.
Mereka pindah sekolah di luar negeri, menurut berita yang didengarnya.
Hubungan Senja dan Hazel juga membaik. Keduanya terlihat lebih dekat dan diam- diam saling menyimpan perasaan.
Sampai pada suatu ketika, di malam acara perpisahan dengan kakak kelas, Senja yang menjadi ketua panitia terlihat sibuk dengan segala pekerjaannya.
"Senja, kamu keren deh. " Angga memuji Senja karena berhasil menyelesaikan pekerjaannya sebagai ketua panitia acara.
"Makasih ya kak. Setelah ini kita pasti ngga bakal ketemu lagi nih." Senja tertawa.
"Tenang aja. Kita masih bisa ketemu. Aku akan sering mengunjungimu. Kamu harus sekolah dengan benar ya." Angga menjawab sambil mengusap kepala Senja.
Keduanya terlihat bercerita santai. Namun, yang tidak disadari oleh Senja adalah seseorang merasa sangat kesal melihat kedekatan antara dia dan Angga. Dia adalah *Tiara teman kelas Angga. (* muncul di episode 8).
Setelah itu, Angga pamit karena ingin berfoto dengan teman- teman kelasnya. Senja ingin melepas penat dan hendak menuju ke ruang panitia.
"Senja." Panggil Hazel yang tiba- tiba muncul.
"Hazel." Senja canggung.
"Selamat ya. Kamu udah berhasil menyelesaikan kegiatan ini. Pasti kamu capek. Nih." Hazel menyodorkan sebotol air minum.
"Makasih ya Hazel. Aku ke ruang panitia dulu."
"Em Senja. Pulang ini kamu punya waktu ngga?" Tanya Hazel.
"Kenapa?"
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Hazel serius.
Deggg...
Jantung Senja berdebar.
"Ngomong apa? Ngomong aja sekarang."
"Ngga bisa. Pulang ini temuin aku di parkiran ya. Jangan ke mana- mana. Aku bakal tunggu sampe kamu datang."
"Baiklah. Ayo kita ketemu setelah acara ini selesai." Jawab Senja dengan senyum manisnya.
Senja kemudian berlalu ke ruang panitia. Dia berdebar dan tersenyum. Sepertinya dia bisa menebak apa yang akan diucapkan oleh Hazel. Dia tidak bisa menipu dirinya bahwa untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada Hazel.
Seseorang yang mendengar percakapan mereka bersembunyi di balik ruangan dan tersenyum jahat.
"Dasar cewek murahan. Rupanya dia menggoda semua laki- laki di sekolah ini dengan tampang polosnya. Ngga Angga, ngga Hazel. Liat aja. Aku akan buat kamu menyesal karena sudah terlihat murahan." Gumam Tiara merencanakan sesuatu.
Malam itu juga, Tiara melancarkan aksinya. Dia benci terhadap Senja yang dianggapnya mencari perhatian dengan semua anak laki- laki. Apalagi dengan Angga, orang yang sangat dia sukai sejak pertama kali mereka masuk sekolah.
Dia mendekati Hazel yang sedang minum dengan teman- temannya.
"Hai. Boleh aku minta foto ngga?" Tanya Tiara menghampiri mereka.
"Foto apa ya Kak?" Tanya salah seorang teman Hazel.
"Kita kan udah mau pisah. Foto bareng aja, buat kenang- kenangan. Bisa dong." Tiara menipu.
"Ya. Boleh deh kak." Dimas setuju.
"Ayo. Ayo sini ngumpul." Tiara memberi komando.
Termasuk Hazel yang malam itu terlihat senang, juga ikut bergabung. Namun tanpa mereka sadari, seseorang memasukan obat tidur dengan dosis tinggi ke dalam minuman Hazel.
"Makasih ya. Aku cari yang lain dulu. Have fun." Tiara pamit.
Beberapa langkah kemudian, seseorang menghampiri Tiara dan memberitahunya bahwa dia berhasil memasukan obat ke dalam minuman Hazel.
Belum sampai 1 jam, Hazel merasa kepalanya begitu berat. Dia merasakan kantuk yang sangat luar biasa. Dia berusaha menahan, namun pengaruh obat itu sangat besar.
"Dim." Panggilnya pada Dimas.
"Ya sob?" Dimas menjawab.
"Lo temenin gue dong apart. Gue lupa sesuatu." Ucapnya sambil meraba saku baju dan celananya.
"Kenapa?"
"Ada yang ketinggalan nih. Gue harus ambil sekarang. Mana gue tiba- tiba ngantuk lagi. Gue ngga bisa nih bawa mobil."
"Oh. Ya udah ayo." Dimas bersedia.
Rupanya Hazel melupakan cincin yang ingin dia berikan pada Senja. Malam ini adalah malam yang sangat dia tunggu. Dan tidak boleh gagal.
Namun karena sudah sangat dipengaruhi obat tidur, sesampainya di apartemen, Hazel malah tertidur pulas sepulas- pulasnya.
"Ya ampun nih anak. Katanya mau ngambil sesuatu malah tidur. Dasar. Ya udah deh gue balik sendiri aja." Dimas meninggalkan Hazel di apartemennya.
"Selamat menunggu Senja. Hahahahaha." Tiara bergumam bahagia.
.
.
Acara di sekolah sudah selesai. Satu per satu murid bubar dan meninggalkan area sekolah. Senja juga sangat bersemangat dan tidak sabar untuk segera bertemu Hazel. Setelah membereskan semuanya, dia segera pergi ke area parkir.
Area sekolah sudah mulai sepi. Dan kini, Senja benar- benar sendiri di parkiran sekolah. Dia masih menunggu. Berharap Hazel akan muncul menemuinya.
1 jam. 2 jam berlalu, Senja benar- benar masih menunggu. Hujan sudah turun sedari tadi. Senja kedinginan sambil berteduh di bawah atap tempat parkir. Dia masih berharap Hazel akan datang.
Dia terlihat celingak celinguk melihat sekelilingnya. Sesekali dia terlihat bangun dan melihat keadaan sekitar. Namun semua nihil. Hazel tidak datang.
Dia kecewa, dia marah. Dengan langkah berat dia meninggalkan area sekolah. Guyuran hujan yang membasahi tubuhnya seolah mengejeknya. Hatinya terluka, dia merasakan sakit.
"Inikah rasanya dipermainkan? Ah tidak. Ini kah yang dinamakan bertepuk sebelah tangan?" Pikirnya kecewa.
.
.
Dia berjalan melangkah melewati sebuah jalan yang cukup sepi. Terhuyung dan tidak fokus. Dia tidak menyadari beberapa orang sedang mengikutinya dari belakang dengan niat buruk.
"Hai cewek. Sendiri aja tengah malam gini. Main hujan tengah malam gini nanti sakit loh cantik." Seorang preman mendekat dan merayunya.
Seketika Senja tersadar. Dia sedang dikelilingi beberapa laki- laki dengan wajah menakutkan. Dia disekap dan dibawa ke sebuah lorong gelap. Dia berusaha menolak namun tidak bisa. Dia berusaha berteriak namun tidak didengar. Suaranya kalah dengan suara air hujan yang turun.
Bajunya disobek, wajahnya dipukul karena hendak melawan. Senja akan diperk*sa.
"Tuhan. Tolong Senja." Teriak Senja dalam hati.
Dia tidak lagi berdaya. Dia hampir hilang kesadaran.
Dalam sepersekian detik, beberapa warga datang dan menggagalkan aksi bejat orang- orang itu. Mereka dikeroyok dan diseret ke kantor polisi saat itu juga. Dan Senja, dia segera dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.
Trauma dan shock yang dia rasakan berpadu dengan rasa sakit dan dikhianati oleh Hazel. Cinta pertamanya.
.
Senja tersadar di Rumah Sakit. Dia baik- baik saja. Untungnya dia berhasil diselamatkan. Namun , tentu saja meninggalkan trauma besar seumur hidupnya.
.
Keesokannya saat Hazel tersadar dan mendengar kabar tentang Senja, berusaha menemui Senja di Rumah Sakit, ditolak oleh Senja.
.
.
Sejak saat itu, Senja tidak lagi pergi ke sekolah. Dia keluar dari sekolah dan pindah. Hubungannya dengan Hazel benar- benar berakhir saat itu juga.
.
.
BERSAMBUNG..