NovelToon NovelToon
Dibalik Cadar Istriku

Dibalik Cadar Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Raka Sebastian, seorang pengusaha muda, terpaksa harus menikah dengan seorang perempuan bercadar pilihan Opanya meski dirinya sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih.

Raka tidak pernah memperlakukan Istrinya dengan baik karena ia di anggap sebagai penghalang hubungannya dengan sang kekasih.

Akankah Raka menerima kehadiran Istrinya suatu saat nanti atau justru sebaliknya?

Yuk simak ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Ingatan Nirma seketika tertuju pada kejadian semalam. Saat ia ketiduran di sofa dan Raka menggendongnya ke kamar, ia mencium aroma parfum wanita yang begitu tajam.

Menciptakan dugaan bahwa aroma parfum itu adalah milik Hellen.

"Aku tidak boleh masuk, nih?" tanya Hellen, menyadarkan Nirma dari lamunan.

Nirma menoleh sejenak ke arah Raka. Suaminya itu berdiri di anak tangga terakhir dengan satu tangan di saku celana.

"Boleh. Silahkan masuk."

Nirma meraih jas milik Raka yang diberikan oleh Hellen dan mempersilahkan wanita itu untuk duduk di ruang tamu.

"Maaf, aku tidak bisa menjamu tamu. Kami baru saja pindah ke rumah ini dan belum mempersiapkan apa-apa."

"Tidak apa-apa kok, Nirma, aku mengerti." Hellen menatap ke sekeliling, memperhatikan setiap foto yang menghiasi dinding. "Ini rumah yang bagus, semoga kamu betah."

"Terima kasih."

Pandangan Hellen lalu tertuju kepada Raka, dengan senyum manis yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

"Raka, terima kasih bantuan kamu semalam. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu tidak menjemputku. Terima kasih juga untuk jasnya."

"Sama-sama." jawab Raka.

Nirma terdiam menahan sesak di dada. Sekarang ia tahu ke mana Suaminya semalam sampai pulang larut malam dan membuatnya menunggu sampai ketiduran di sofa.

Parahnya lagi, ia sampai tidak makan karena menunggu, sementara orang yang ditunggu menghabiskan waktunya dengan wanita lain.

"Kamu ke sini ingin mengembalikan jas Mas Raka saja, atau ada hal lain yang ingin dibicarakan? Em ... maaf, aku sedang bersih-bersih di kamar." ucap Nirma, membuat Hellen tersentak. Nirma terkesan sedang mengusirnya secara halus.

"Iya, aku hanya ingin mengembalikan jasnya Raka." Wanita itu mengulas senyum, kemudian menatap Raka yang masih mematung di tempat.

"Kalau begitu aku permisi dulu." Hellen bangkit dari kursi tempatnya duduk, lalu mendekat pada Nirma dan memeluk layaknya seorang teman baik.

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga kalian berdua selalu bahagia."

"Terima kasih do'anya. Aku juga berharap semoga kamu mendapatkan jodoh yang terbaik."

"Terima kasih, Nirma."

Setelah Hellen berpamitan pulang, Nirma melanjutkan pekerjaannya membersihkan kamar. Ia juga merapikan beberapa perabot dan membersihkan dapur.

Sementara Raka sedang duduk di ruang keluarga dengan TV menyala sambil memainkan ponselnya.

Perlahan Nirma mendekati Suaminya dan berdiri dalam jarak kurang dari dua meter. Ia terdiam sejenak melihat Raka yang sedang asyik dengan ponselnya.

"Mas, saya butuh uang untuk keperluan dapur. Di kulkas tidak ada apa-apa." Nirma membuka suara.

"Kamu tidak punya uang?" jawab Raka, tanpa menoleh ke arah sang Istri.

"Tidak, Mas. Saya ...."

Raka menghembuskan napas panjang, sejenak mengalihkan perhatian dari layar ponsel dan menatap sinis Nirma dengan ekor matanya, hal yang membuat sekujur tubuh Nirma meremang menyadari sikap dingin sang Suami.

"Mas kawin yang diberikan Umi dan Abi ke mana?" Raka menatap tajam penuh selidik.

"Saya..." ucap Nirma ragu.

Sebenarnya mas kawin yang diberikan keluarga Raka sudah diserahkan oleh Abah dan Umi kepada Nirma sebagai haknya.

Namun, Nirma tidak mengambil dan memilih menghibahkan semua kepada orang tua angkatnya.

"Kenapa?" tanya Raka lagi.

Nirma menarik napas dalam-dalam. "Semuanya saya hibahkan kepada Umi dan Abah, supaya bisa memperbaiki sedikit bangunan pondok. Kasihan anak-anak di pondok kalau hujan merembes dan atapnya bocor."

Raka tak banyak bicara, ia mengeluarkan dompet dari saku celana dan mengeluarkan sejumlah uang dari sana. Ia letakkan ke meja dengan kasar.

"Saya hanya punya uang tunai segitu. Cukup kan?"

Nirma melirik lembaran uang di meja dan meraihnya.

"Lebih dari cukup. Terima kasih, Mas."

"Hemm."

"Ngomong-ngomong Mas Raka mau makan apa malam ini?" tanya Nirma, meskipun sebenarnya ia sudah tahu makanan apa saja yang disukai dan tidak oleh Suaminya, sebab sudah bertanya kepada Umi Mawar sebelumnya.

"Tidak perlu masak untuk saya. Nanti saya makan malam di luar."

Nirma hanya mengangguk. "Kalau begitu saya permisi mau belanja keperluan dapur dulu."

Raka tak menyahut. Ia melirik Nirma yang masuk ke kamar, kemudian kembali dalam hitungan menit dengan membawa tas kecil. Ia bahkan tak memiliki niat untuk sekadar mengantar Istrinya.

Sementara Nirma keluar dengan berjalan kaki. Tadi, saat dalam perjalanan menuju rumah itu, ia sempat melihat sebuah swalayan yang berlokasi tak begitu jauh dari kompleks perumahan tempat mereka tinggal.

"Mahal sekali." gumam Nirma saat melihat harga yang tertera pada beberapa bahan makanan.

Uang pemberian Raka sebagian akan ia gunakan untuk membeli keperluan dapur untuk 10 hari. Sisanya akan ia simpan untuk keperluan lainnya.

Sementara itu di rumah, Raka masih duduk dengan kaki berselonjor di sofa.

Tangannya sibuk mengganti chanel demi mencari tayangan menarik. Sesekali ia melirik jam yang melekat pada dinding.

Sudah satu jam lebih Nirma keluar, namun belum juga kembali.

Ingin menghubungi, namun ia belum memiliki nomor Istrinya itu. Sehingga memilih tak perduli dan mengalihkan perhatian.

"Semua perempuan itu sama saja. Kalau sudah belanja suka lupa waktu." gerutu Raka pelan.

Perhatian Raka kini tertuju pada ponsel yang berdering. Ada nama Hellen tertera di sana. Lelaki itu segera menggeser simbol hijau pada layar.

"Ya, Hell."

"Kamu sedang apa, Raka?"

Suara Hellen terdengar ceria.

"Tidak ada. Sedang menonton TV saja."

"Malam ini ulang tahun Leon dan dia akan mengadakan party. Kamu bisa datang, kan?"

"Lihat nanti saja. Aku sedang malas keluar."

"Ya ... padahal pasti akan seru malam ini. Pokoknya kita semua tunggu di tempat biasa, ya. Awas kalau sampai tidak datang." ancam Hellen sambil tertawa kecil.

Lalu, memutuskan panggilan begitu saja.

Raka membaringkan tubuhnya di sofa, menutup setengah wajahnya dengan lengan.

****

"Alhamdulillah Ya Allah." ucap Nirma penuh syukur, sesaat setelah selesai berbelanja.

Ia berjalan meninggalkan swalayan dengan membawa dua buah kantong belanjaan berukuran cukup besar.

Sesekali ia beristirahat sambil meletakkan kantong belanjaan di sisi jalan. Memijat telapak tangannya yang terasa pegal. Lalu, melanjutkan perjalanan pulang.

Saat menyeberang jalan, tiba-tiba sebuah mobil melesat cepat dari arah berlawanan.

Nirma tersentak, kejadian yang berlangsung sangat cepat itu membuatnya tak sempat untuk menghindar. Tubuhnya akhirnya tersungkur ke sisi jalan.

"Astaghfirullah."

Sang pengendara mobil tersebut tak lain adalah Zayn.

Sejenak ia terdiam sambil bersandar di mobil. Beruntung, tadi ia sigap menekan pedal rem secara mendadak, sehingga mobilnya tidak sampai menyerempet Nirma.

Zayn melirik ke belakang, lelaki itu bergegas menepikan kendaraan untuk melihat seorang wanita yang nyaris ditabraknya.

"Ya Allah, hampir saja." ucap Zayn, lalu segera berlari ke belakang dan membungkukkan badan.

Nirma yang masih syok, sedang berusaha membenahi pakaiannya, bahkan cadarnya terlepas akibat tubuhnya membentur trotoar.

"Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak melihat kalau di depan ada ...."

Zayn seketika terdiam. Ia membeku saat tatapan keduanya saling bertemu.

Jantungnya berpacu sangat cepat. Pertama kali melihat wajah Nirma, ia merasa seperti sedang bercermin.

***********

***********

1
Konny Rianty
Thorrr" bikin Raka lihat Wajah Nirmaaa"" biar nyahokk tuh Rakaaa...
Konny Rianty
Thorrrr"" bikin Raka jatuh cinta sm Nirmaaa....
Konny Rianty
lamuttt Thorrrr" yg Buanyakkkk heeee heeee....
Umu Kahar
/Angry//Angry//Angry/
Elfira Yozarina
ko nga ada lanjutanya....
Al Thaf
bagus si
Konny Rianty
Akh...sedih thorrr" bc nya pengen nangiss...kapan raka mau membuka hati nya untuk Nirmaa"" kamu pergi aja dr rumah, biar nyahok si Raka sableng ituu....
Uthie
keep 👍
Wiwik murniati
Luar biasa
Rieya Yanie
jangan jangan adiknya bryan
Eka raffasya
sangat² bagus/Rose//Rose/
Konny Rianty
Lanjut Thorr" bgs cerita nyaaa....
Asmarni Sias
lanjut
Reni Fitria Mai
sabungan nyo dong 🙏😭
Reni Fitria Mai
Hati saya yg menjerik melihat perlakuan suaminya 😭😭😭😭
Konny Rianty
lanjut Thorrrr" bgs cerita nyaaa....
Konny Rianty
Muak kaliii nengok raka" bikn si raka pisah dgn Nirma thoorr" biar nyesel ntiii
Konny Rianty
Zahraaa nya" pasti Nirma itu..
lanjut Thorrr" bgs cerita nyaaaa....
Rian Moontero
lanjooot yuuukk smangaaaaat💪💪🤸🤸🤩
erlina herliani
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!