NovelToon NovelToon
Pulang / Di Jemput Bayangan

Pulang / Di Jemput Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:570
Nilai: 5
Nama Author: Novita Ledo

para pemuda yang memasuki hutan yang salah, lantaran mereka tak akan bisa pulang dalam keadaan bernyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novita Ledo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Pintu yang Tidak Pernah Tertutup

Arga kembali ke desanya, membawa tubuh yang lelah namun jiwa yang diliputi kecemasan. Ia duduk di tepi ranjang, mencoba mencerna semua yang terjadi di Hutan Giripati. Bagaimana mungkin hutan itu menyimpan begitu banyak kegelapan, dan mengapa ia merasa Danu belum benar-benar pergi?

Setiap kali ia menutup mata, bayangan Danu dan Maya kembali menghantuinya. Arga merasa bahwa meskipun liontin telah hancur, energi gelap yang pernah menguasai altar itu belum sepenuhnya menghilang. Ia bisa merasakan sesuatu yang berdenyut, seolah hutan masih hidup—masih menunggu.

Namun, ia mencoba mengabaikannya. Itu hanya mimpi buruk, pikirnya, pengaruh trauma dari pengalaman di hutan itu.

Tetapi kebenaran tidak semudah itu dilupakan.

---

Beberapa minggu setelah insiden itu, penduduk desa yang tinggal di dekat Hutan Giripati mulai melaporkan kejadian aneh.

Anak-anak yang bermain di pinggiran hutan mulai berbicara tentang "bayangan besar" yang mereka lihat di antara pepohonan. Ternak yang dibiarkan merumput di dekat hutan sering kali ditemukan mati keesokan harinya, tubuh mereka membusuk dengan cepat tanpa tanda gigitan atau luka fisik.

Penduduk desa semakin takut untuk mendekati hutan, tetapi rasa penasaran mereka juga tak terbendung. Desas-desus tentang Maya yang masih hidup, atau setidaknya jejak energinya yang masih bergentayangan, mulai tersebar.

---

Arga yang Tertarik Kembali

Arga mencoba melanjutkan hidupnya, tetapi rasa bersalah terus menghantuinya. Danu mengorbankan dirinya untuk melindungi hutan itu. Namun, apa yang sebenarnya tersisa di sana sekarang?

Malam itu, ketika ia duduk di beranda rumahnya, suara bisikan yang pernah ia dengar di hutan kembali terdengar. Itu bukan suara Danu, bukan pula Maya. Suara itu terdengar seperti ribuan orang berbicara serempak, namun tidak ada kata-kata yang jelas.

“Arga…”

Ia bangkit dari kursinya, memandang ke arah hutan yang terlihat dari kejauhan. Suara itu semakin jelas, seolah memanggilnya. Dan meskipun akal sehatnya mengatakan untuk tidak mendekat, sesuatu di dalam dirinya mendorongnya untuk kembali.

---

Dengan senter dan parang di tangan, Arga memasuki Hutan Giripati sekali lagi. Malam itu gelap tanpa cahaya bulan, dan udara di dalam hutan terasa lebih berat dari biasanya. Suara-suara binatang yang biasanya ramai justru menghilang, digantikan oleh keheningan yang memekakkan telinga.

Semakin dalam ia melangkah, semakin aneh suasananya. Pepohonan yang dulu tampak familiar kini terlihat seperti membentuk lorong panjang, seperti memandu langkahnya ke suatu tempat.

Setelah berjalan selama beberapa jam, ia tiba di sebuah area terbuka yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Di tengahnya, terdapat sebuah pohon raksasa dengan akar-akar yang membentuk lingkaran, seperti altar alami. Di batang pohon itu, ada bekas luka besar, seolah-olah sesuatu pernah terbelah di sana.

Dan di depan pohon itu, berdiri sosok yang ia kenal.

“Danu?”

Sosok itu menoleh, tetapi wajahnya tidak sepenuhnya manusia. Danu kini tampak seperti makhluk bayangan, dengan tubuh yang hampir transparan dan mata yang bersinar merah samar.

“Kenapa kamu kembali?” suara Danu terdengar berat, seperti berasal dari dalam kegelapan itu sendiri.

“Aku… aku merasa sesuatu belum selesai,” jawab Arga, suaranya gemetar.

Danu menatapnya dalam diam, sebelum akhirnya berkata, “Kamu benar. Pintu itu masih terbuka.”

-**

Danu menjelaskan bahwa altar mungkin telah hancur, tetapi portal yang menghubungkan dunia manusia dengan dimensi gelap belum sepenuhnya tertutup. Selama energi dari altar itu masih ada di hutan, makhluk-makhluk dari dimensi lain akan terus mencari cara untuk masuk.

“Aku menahan mereka selama ini,” ujar Danu, “tapi aku tidak bisa bertahan selamanya.”

Arga merasakan ketakutan yang menusuk. “Lalu apa yang bisa kita lakukan? Aku sudah menghancurkan liontin itu, bukan?”

“Liontin itu hanya kunci. Portalnya masih ada—dan sekarang, ada sesuatu yang lebih besar yang mencoba melewatinya.”

Danu menoleh ke arah pohon raksasa. Arga melihat bahwa akar-akar di sekelilingnya perlahan bergerak, seperti ular yang sedang menggeliat.

“Apa itu?” tanya Arga, suaranya bergetar.

“Sang Penjaga,” jawab Danu singkat. “Makhluk yang dulu dikurung untuk melindungi dunia ini. Tapi kurungan itu melemah, dan jika ia bangkit, semuanya akan berakhir.”

Tiba-tiba, pohon raksasa itu bergetar. Tanah di sekitarnya retak, dan suara gemuruh terdengar dari dalam. Dari balik akar-akar yang melilit pohon, muncul sebuah tangan besar yang terbuat dari bayangan, dengan kuku-kuku panjang yang tajam.

Arga mundur ketakutan. “Apa itu?”

“Itu adalah bagian dari kegelapan yang lebih tua dari dunia ini,” ujar Danu. “Jika ia berhasil bebas, dunia manusia tidak akan bisa bertahan.”

Danu menoleh ke Arga, matanya menyala lebih terang. “Kamu harus membantuku menghentikannya.”

“Bagaimana caranya?” tanya Arga.

Danu menunjuk ke arah akar-akar yang bergerak. “Kamu harus memotong akar-akar itu sebelum makhluk itu bangkit sepenuhnya. Jika tidak, ia akan keluar, dan kita tidak akan bisa menghentikannya.”

Dengan parang di tangan, Arga berlari ke arah akar-akar itu. Ia mulai memotong satu per satu, meskipun setiap kali ia menyentuhnya, rasa sakit seperti terbakar menjalar di tangannya.

Sementara itu, Danu menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan tangan besar yang mencoba keluar dari pohon. Setiap kali makhluk itu bergerak, hutan di sekitarnya berguncang, seperti gempa kecil.

“Ayo, Arga! Cepat!” teriak Danu.

Akar-akar itu bergerak lebih cepat, mencoba melilit Arga. Salah satu akar berhasil melingkari kakinya, menariknya ke tanah. Namun, dengan perjuangan keras, Arga berhasil memotong akar itu dan melanjutkan pekerjaannya.

Ketika akar terakhir terputus, pohon itu mengeluarkan suara jeritan mengerikan. Bayangan besar yang hampir keluar dari pohon itu tertarik kembali, dan tanah di sekitarnya mulai menutup.

Setelah semuanya selesai, Danu berdiri dengan lemah. Sosoknya yang terbuat dari bayangan mulai memudar.

“Kamu berhasil,” katanya kepada Arga. “Pintu itu tertutup… setidaknya untuk sekarang.”

Arga mencoba mendekatinya, tetapi Danu mengangkat tangannya. “Tugasku di sini sudah selesai. Hutan ini aman… tapi aku tidak bisa tinggal lebih lama.”

Sebelum menghilang sepenuhnya, Danu menatap Arga dengan senyum samar. “Terima kasih. Hutan ini sekarang adalah milikmu untuk dijaga.”

Dan dengan itu, Danu lenyap, meninggalkan Arga sendirian di tengah hutan yang kembali sunyi.

Namun, meski portal telah tertutup, Arga tahu bahwa Hutan Giripati tidak akan pernah menjadi tempat biasa. Hutan itu masih menyimpan rahasia-rahasia gelapnya—dan kini, ia adalah penjaga baru.

1
そして私
numpang lewat, jangan lupa mampir di after book bang
Novita Ledo: Yups, bentar yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!