NovelToon NovelToon
Ayah, Aku Anakmu

Ayah, Aku Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Pelakor jahat
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Banilla

"Ayah, kenapa Ayah merahasiakan ini semua padaku Yah?" Tanya Alesha yang harus menelan pil pahit saat mengetahui kebenaran tentang dirinya, kebenaran bahwa Ia adalah anak hasil dari pemerkosaan yang di alami oleh ibunya.

"Nak, kamu anak Ayah, apapun yang terjadi, kamu tetap anak Ayah." Ucap Pak Damar dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Tidak Yah, aku benci Ayah. Aku benci pada diriku sendiri yah." Ucap Alesha sembari memukuli tubuhnya sendiri.

"Jangan lakukan itu Nak, kamu Anak Ayah, sampai kapanpun kamu anak Ayah." Ucap Damar sembari memegangi tangan Alesha agar tak memukuli tubuhnya lagi.

Melihat anak yang begitu Ia sayangi seperti ini membuat hati Damar begitu hancur.

"Atau jangan jangan Ibu terkena gangguan jiwa karena aku Yah, karena Ibu hamil anak dari para bajing*n itu Yah." Tebaknya karena semua orang bilang Ibunya gila semenjak melahirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajeng tak sadarkan diri

"Mas, kepala aku kenapa pusing banget ya." Ucap Ajeng yang baru saja bangun dari tempat tidur dan hendak pergi ke dapur, namun baru berdiri kepalanya terasa berputar, hingga ajeng hanya bisa berpegangan pada tembok.

"Kok bisa? apa semalam kamu kurang tidur?" Tanya Damar yang langsung berlari menghampiri Ajeng lalu memapahnya untuk duduk kembali ke ranjang.

"Ngga Mas, Aku tidur seperti biasanya." Jawab Ajeng.

"Apa mungkin kamu kecapean sayang?" Tanya Damar duduk di samping Ajeng sembari memijat kepalanya.

"Iya sepertinya begitu Mas." Jawab Ajeng

"Ya sudah kamu istirahat lagi saja." Ucap Damar menghentikan memijat kepala Ajeng.

"Tapi Mas, aku mau Shalat." Ucap Ajeng.

"Iya sayang, nanti aku bantu kamu wudhu setelah itu kita Shalat berjamaah, tapi aku mau bangunkan Shasa dulu ya." Ucap Damar segera bangun dan keluar dari kamar menuju kamar Shasa.

"Iya Mas." Ucap Ajeng yang tengah memijat kepalanya yang terasa berdenyut.

"Shasa Sayang, bangun Yuk, kita shalat Subuh dulu, nanti keburu lewat waktunya." Damar mencoba membangunkan anaknya yang masih tertidur dengan menepuk pundaknya pelan.

"Hemmmmmm, Iya Yah." Sahut Shasa menggeliat kan tubuhnya lalu perlahan membuka matanya.

"Kamu mandi ya terus langsung ke tempat shalat, kalau kamu kesana Ayah belum datang tunggu sebentar, soalnya Ayah mau bantu Bunda wudhu dulu." Ucap Damar.

"Emang Bunda kenapa yan, kok wudhunya sampe di bantuin?" Tanya Shasa sembari mengucek matanya.

"Bunda sakit sayang." Jawab Damar.

"Apa yah? Bunda sakit?" Kaget Shasa.

"Iya sayang, tadi kepala Bunda pusing, makanya Ayah mau bantu Bunda wudhu, takutnya nanti Bunda jatuh." Ucap Damar.

"Shasa mau bantu Bunda juga yah." Ucap Shasa yang langsung melipir lari ke kamar orang tuanya. Damar hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum dengan sikap anaknya.

"Bunda sakit?" Tanya Shasa saat masuk ke dalam kamar orang tuanya dan melihat Bunda nya masih memijat kepalanya.

"Ngga sayang, Bunda hanya pusing aja kok." Jawab Ajeng menghentikan memijat kepalanya.

"Tapi Bunda beneran ngga apa apa kan?" Tanya Shasa meyakinkan.

"Iya, Bunda ngga apa apa sayang." Jawab Ajeng.

"Udah sana Shasa mandi, terus kita Shalat. Udah jam berapa ini, nanti waktu shalat subuhnya lewat." Jawab Ajeng.

"Iya Bunda." Ucap Shasa lalu mencium pipi Bundanya sebelum akhirnya keluar kamar dan masuk ke kamar mandi.

"Ayo sayang, Mas bantu kamu wudhu dulu setelah itu baru Mas mau mandi." Ucap Damar segera membawa istrinya ke tempat wudhu yang ada di samping mushola kecil di dalam rumahnya.

"Terimakasih Mas." Ucap Ajeng lalu segera berwudhu setelah itu Damar kembali memapahnya masuk ke mushola itu.

"Mas mandi dulu ya sayang, ini mukena kamu, kamu mau pakai sendiri atau perlu Mas bantu?" Tanya Damar.

"Aku bisa sendiri Mas." Jawab Ajeng.

"Ya sudah, Mas mandi dulu." Pamitnya lalu pergi ke kamar mandi.

"Sini Bunda, biar Shasa bantu." Ucap Shasa segera membantu Bunda nya memakai mukena.

"Terimakasih Sayang." Ucap Ajeng.

Beberapa menit kemudian, Damar masuk ke Mushola kecil itu dengan mengenakan baju koko dan sarung yang memang biasa di gunakannya untuk Sholat lengkap dengan peci hitamnya.

"Sayang, kalau ngga kuat berdiri sholatnya sambil duduk saja." Ucap Damar saat melihat Ajeng yang masih memegangi kepalanya.

"Iya Mas." Jawab Ajeng.

Ketiganya pun mulai bersiap untuk shalat, Damar sebagai Imam di depan, serta Shasa dan Ajeng di belakangnya. walau Ajeng harus shalat sambil duduk karena memang kepalanya masih sangat pusing, namun ketiganya tetap shalat dengan khusyuk.

***

Selesai Shalat, seperti biasa Damar membaca Ayat suci Al Quran, tak lupa Ia mengajarkan Shasa untuk mengaji. Ajeng hendak pergi ke dapur untuk memasak, namun pusing di kepalanya kembali menyiksa dan akhirnya...

Bruk

Ajeng jatuh tak sadarkan diri.

"Bunda." Teriak Shasa saat Ajeng tergeletak di di sampingnya.

Damar segera menghampiri Ajeng dan membopong tubuhnya masuk ke kamar.

"Bunda." Panggil Shasa dalam tangisnya.

"Ayah, Bunda kenapa?" Tanyanya kemudian pada Damar.

"Shasa, Bunda tidak apa apa, Bunda hanya perlu istirahat, sekarang Shasa siap siap untuk berangkat sekolah ya? Takut telat nanti." Jawab Damar lalu meminta sang anak untuk berganti pakaian.

"Tapi Yah, Bunda..."

"Bunda biar Ayah yang urus, Shasa harus sekolah, katanya ada perlombaan di sekolah. Ingat ya, Shasa harus fokus biar menang, buat Bunda bangga memiliki anak seperti Shasa, oke?" Tutur Damar.

"Iya Ayah, Shasa ganti baju dulu." Ucap Shasa berlalu.

"Sayang, kamu kenapa sih? Jangan bikin aku cemas seperti ini." Ucap Damar terus berusaha membangunkan Ajeng dengan minyak angin, sembari memijat kepala, tangan dan kakinya.

"Apa sebaiknya aku panggil Bu Bidan dekat rumah saja ya untuk memeriksa Ajeng." Ucap Damar saat ingat tetangganya ada yang bekerja sebagai Bidan di puskesmas.

"Ya udah aku panggil saja deh, semoga saja Bidan Erina mau datang kesini untuk memeriksa Ajeng." Ucap Damar.

***

Tok tok tok

"Assalammualaikum." Ucap Damar.

"Wa'alaikumsalam." Sahut seseorang dari dalam rumah lalu pintu pun terbuka.

"Permisi Bu Bidan, apa saya boleh meminta tolong? Istri Saya pingsan, apa Bu Bidan berkenan untuk memeriksa istri saya, saya tidak tau harus meminta tolong pada siapa? puskesmas juga jam segini belum buka." Ucap Damar menyampaikan maksud kedatangannya pada Bidan Erina.

"Oh ya, Bisa Pak, sebentar saya ambil peralatannya dulu ya Pak." Ucap Bidan Erina kembali masuk ke dalam.

Damar menunggu di depan rumah Bidan Erina dengan perasaan cemas karena meninggalkan Ajeng sendirian.

"Mari Pak Damar." Ucap Bidan Erina yang sudah membawa perlengkapan medisnya.

Damar pun berjalan di depan Bidan Erina, jarak antara rumah Damar dan Bidan Erina memang berdekatan hingga tak butuh waktu lama, mereka sampai di rumah Damar.

"Ayah, Shasa berangkat sekolah dulu ya." Pamit Shasa saat berpapasan di depan rumah dengan Ayahnya.

"Iya Nak, Shasa hati hatinya, maaf Ayah belum sempat masak jadi Shasa ngga sarapan, nanti shasa beli aja di kantin sekolah ya, ini uangnya." Ucap Damar memberikan uang saku pada Shasa.

"Iya Ayah, Assalamualaikum." Ucap Shasa mencium tangan Ayahnya dan juga Bidan Erina.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Damar dan Bidan Erina.

Damar dan Bidan Erina masuk menghampiri Ajeng, Bidan Erina pun segera memeriksa suhu, nadi, tekanan darah dan pernapasan Ajeng, kemudian menggunakan stetoskop untuk memeriksa detak jantung dan juga perut Ajeng, Bidan Erina sedikit mengerutkan keningnya saat tangannya menyentuh perut Ajeng.

Setelahnya dia berusaha membangunkan Ajeng menggunakan wewangian yang Ia bawa, tak lama Ajeng mengerjapkan matanya dan perlahan membukanya.

"Alhamdulillah, kamu sadar sayang." Ucap Damar.

"Bu Ajeng, apa yang ibu rasakan?" Tanya Bidan Erina.

"Kepala saya pusing sekali Bu, dan perut saya tadi tiba tiba sakit." Jawab Ajeng dengan suara yang sangat pelan.

"Apa tidak ada keluhan lain seperti mual muntah atau apa gitu Bu?" Tanya Bidan Erina.

"Ngga ada Bu, saya cuma merasa pusing dan perut sakit." Jawab Ajeng.

"Oh baik. Apa ibu ingat kapan terakhir ibu datang bulan?" Tanya Bidan Erina lagi.

"Terakhir haid? udah lama seperti nya Bu, saya ngga mengingatnya karena haid saya memang sering tidak teratur." Jawab Ajeng yang memang mengalami siklus haid yang tidak teratur setelah melahirkan Shasa, hingga Ajeng berpikir dirinya akan sulit kembali untuk hamil.

Terbukti, sudah sebelas tahun dirinya tidak kunjung hamil lagi, padahal dia tidak menggunakan KB apapun.

"Hmmmm, begini Pak, Bu, dari pemeriksaan saya, sepertinya Bu Ajeng ini tengah berbadan dua, dan usia kandungannya sudah lebih dari dua bulan." Terang Bu Bidan.

"Ma.. maksud Bu Bidan Istri saya hamil Bu?" Tanya Damar.

"Iya Pak, istri bapak hamil, tapi untuk lebih memastikannya kita bisa melakukan testpack terlebih dahulu." Jawab Bidan Erina memberikan testpack pada Pak Damar.

"Baik Bu Bidan." Sahut Pak Damar lalu segera membantu Ajeng untuk melakukan testpack di kamar mandi.

Karena takut Ajeng kembali tak sadarkan diri, Damar pun ikut masuk ke kamar mandi. Setelah Ajeng menampung air kencingnya, Damar segera mencelupkan alat tes kehamilan itu.

Damar memapah Ajeng kembali ke kamar dan membaringkan nya di ranjang.

"Sebentar Bu Bidan, saya ambil testpack nya dulu." Pamit Damar kembali ke kamar mandi.

Damar mengambil alat tersebut lalu membawanya ke kamar dan memberikannya pada Bidan Erina.

Bidan Erina segera melihatnya, dan benar saja hasilnya dua garis merah.

"Selamat ya Pak, Bu Ajeng positif hamil." Ucap Bidan Erina.

"Alhamdulillah, sayang, akhirnya kamu hamil lagi." Ucap Damar segera memeluk sang istri, tanpa sadar Damar meneteskan air matanya.

1
Yukeu Nadhira
laporkan saja si Tania biar rasa klo perlu juga si damar membenci ibu nya
Arwondo Arni
semoga Ajeng dan anak nya selamat dan Kayla juga ibunya damar dpt karmanya.
Arwondo Arni
jgn sampai niat jahat ibunya damar dan pelakor berhasil Thor kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jangan sampai trauma lagi semoga rencana jahat Kayla terbongkar kasihan istri damar dan anaknya
Arwondo Arni
jgn sampai rencana Kayla berhasil kasihan Ajeng menderita terus. semoga mata mertua Ajeng terbuka dgn kelakuan Kayla. Kel kecil Ajeng hidup bahagia juga rukun dgn Kel kevin
Arwondo Arni
semoga niat jahat Kayla tdk akan pernah berhasil
Arwondo Arni
semoga ibunya damar sadar bahwa Ajeng yg terbaik buat damat
Arwondo Arni
damar Lola org udah tau kesalahan ya ngak sadar dipanggil istrinya malah mikirin yg lain
Arwondo Arni
tes DNA mudah2an sasha benih suaminya bukan org yg perkosa
Anonymous
Sosuit pak Damar, suami yg baik bijk pnuh cinta dan kasih sayg👍👍👍❤️❤️❤️
Anindya Nur Rahma
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!