BERTAHAN LUKA

Malam ini tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Jaka mengirim pesan pada Amel.

'Jaka'

"Dah tidur mbak?"

Tak selang lama ponsel Jaka berbunyi dan ia langsung melihat jawaban dari Amel.

'Mbak Amel'

"Belum nih lagi pakai skincare."

Ratna yang tengah mengedit foto untuk iklannya pun menatap ke arah Jaka yang senyum-senyum sendiri di depan layar ponselnya. Ia bingung, apa yang sebenarnya suaminya lihat.

'Klunting.'

'Klunting'

Berkali-kali Ratna mendengar suara notifikasi dari ponsel suaminya itu artinya suaminya sedang chattingan dengan seseorang.

Karena pekerjaannya sudah selesai, Ratna mencharger ponselnya lalu ia duduk di samping suaminya.

"Chattingan sama siapa sih mas kok kelihatannya asik banget?" Tanya Ratna sambil berusaha melihat layar ponsel suaminya.

"Apaan sih kamu." Jaka justru mematikan layar ponselnya lalu ia berjalan ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana.

Ratna merasa ada yang ditutupi oleh suaminya, karena tidak biasanya suaminya chattingan dengan temannya sampai larut malam.

Keesokan harinya Ratna bangun pagi seperti biasa. Jika biasanya ia menyiapkan sarapan berdua dengan Amel, kali ini ia sendiri.

Ratna hanya membuat makanan yang simpel saja karena pagi ini ia harus ke toko untuk membantu bibinya menyiapkan pesanan kue.

Jam setengah tujuh tepat Amel baru keluar dari kamar. Ia sudah mengenakan pakaian rapi siap untuk berangkat ke kantor.

"Na sorry ya aku ga bantuin masak, soalnya bangunan kesiangan." Ucap Amel.

"Iya mbak ga papa." Jawab Ratna.

Setelah selesai sarapan Amel dan Jaka masuk ke dalam mobil, dan mereka berdua pergi meninggalkan rumah.

"Gara-gara kamu sih aku jadi kesiangan." Ucap Amel

"Kok malah aku yang disalahin sih." Ucap Jaka tak terima.

"Iya lah, kamu yang semalam ngechat aku sampai malam." Jawab Amel.

Sepanjang perjalanan mereka asik bercanda gurau. Dan sesekali Amel mulai berani memukul paha Jaka saat ia tertawa.

Setibanya di depan kantor Amel, Jaka memberhentikan mobilnya. Biasanya Jaka berhenti di depan gerbang saja namun kali ini Jaka masuk ke halaman perusahaan itu.

"Pulang seperti biasanya kan?" Tanya Jaka.

"Iya, aku ga ada lembur." Jawab Amel.

Amel keluar dari mobil Jaka lalu ia melambaikan tangan saat mobil Jaka keluar dari area kantornya.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari kejauhan.

"Ada hubungan apa antara Jaka dengan Amel." Ucapnya lirih dengan tatapan sinis.

Setelah Jaka pergi, Amel langsung masuk ke dalam kantor dan menyapa Sinta yang tengah berdiri di depan pintu.

"Selamat pagi bu." Ucap Amel ramah.

"Pagi." Jawab Sinta.

Amel berjalan pergi meninggalkan Sinta, dan Sinta menatap kepergian Amel.

...----------------...

Semakin hari pelanggan yang memesan kue di toko Ratna semakin banyak. Membuat dirinya dan Bibi Yayuk kewalahan mengerjakannya.

Akhirnya Ratna memutuskan mencari dua pegawai untuk membantu pekerjaannya. Dan kini Ratna hanya fokus dengan penjualan saja sedangkan bagian produksi sudah dihandle oleh Bibi Yayuk dan dua pegawai lainnya.

"Bi ada pesanan 50 box chiffon buat nanti malam, kira-kira bisa engga ya?" Tanya Ratna.

"Bisa Na, tapi kita harus lembur." Jawab Bi Yayuk.

"Kalian gimana, bisa kan lembur malam ini?" Tanya Ratna.

"Bisa buk." Jawab kedua pegawainya.

Ratna menerima pesanan itu kemudian ia mengabari suaminya kalau malam ini ia pulang terlambat.

Semenjak Ratna membuka toko online, tokonya menjadi ramai pembeli. Bukan hanya orang-orang sekitar toko saja yang membelinya, bahkan ia pernah mendapat orderan dari luar kota.

Karena sudah memiliki banyak pelanggan artinya Ratna sudah tidak memiliki waktu luang yang banyak, sehingga ia tidak bisa mengurusi Keenar.

Namun bukan Ratna namanya kalau tidak memiliki seribu akal. Ratna membawa Keenar ke toko dan menyediakan ruangan khusus untuk anaknya bermain.

Untung saja pegawai Ratna juga memiliki anak kecil yang ia bawa kerja jadi ada teman bermain untuk Keenar.

Ratna sangat bersyukur karena ia selalu mendapat jalan keluar dari setiap masalahnya.

"Ma katanya kalau toko mama udah rame mama mau beliin Keenar pizza, sekarang pizzanya mana ma?" Ucap Keenar.

Ratna langsung ingat dengan janjinya pada anaknya. Waktu itu Keenar merengek minta dibelikan pizza seperti yang temannya bagikan di sekolahnya. Namun karena saat itu Ratna tidak memegang uang lebih, ia membuatkan pizza sendiri namun Keenar tidak suka Karena rasanya berbeda.

Dan pada saat itu Ratna berjanji akan membelikan anaknya pizza 3 box kalau toko kuenya sudah ramai.

"Bentar ya mama pesenin dulu." Ucap Ratna.

Ratna mengeluarkan ponselnya dan memesan pizza lewat aplikasi online.

Ratna menepati janjinya membeli 3 box pizza karena kebetulan para pegawainya juga belum makan.

Sembari menunggu makanannya datang Keenar kembali bermain di ruangannya.

Satu persatu keinginan anaknya mulai terwujud.

Jaka sama sekali tidak tahu perkembangan toko kue milik istrinya ini. Karena memang Jaka tidak pernah bertanya dan Ratna juga enggan bercerita karena belakangan ini Jaka sering asik dengan ponselnya.

...----------------...

Jam empat tepat Jaka keluar dari kantor dan langsung melajukan mobilnya menuju kantor Amel yang hanya bersebelahan dengan kantornya.

Setibanya di depan kantor Amel, Jaka melihat Amel berjalan beriringan dengan seorang wanita yang terlihat tidak asing baginya. Jaka tidak bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas karena wanita itu memakai masker.

"Pulang sama siapa?" Tanya Sinta.

"Itu udah dijemput." Jawab Amel sembari menunjuk mobil Jaka.

"Duluan ya bu." Pamit Amel

Amel berjalan dengan cepat dan masuk ke dalam mobil Jaka.

Sepanjang perjalanan suasana di dalam mobil sangat hening karena Amel tertidur pulas.

"Bahkan saat tidur pun dia terlihat cantik." Ucap Jaka.

Entah keberanian dari mana tiba-tiba tangan Jaka sudah berada di atas paha mulus Amel. Jaka mengusap-usapnya membuat tidur Amel terganggu.

"Emh....." Amel menggeliat karena punggungnya terasa sakit.

"Udah sampai ya?" Tanya Jaka.

"Belum, masih jauh." Jawab Jaka yang tatapannya fokus dengan jalan yang macet.

Amel melihat tangan Jaka yang ada di atas pahanya lalu ia tersenyum menang.

"Sudah mulai masuk ke perangkap ku." Ucap Amel dalam hati.

Amel menyentuh tangan Jaka dan memindahkannya.

"Main sentuh-sentuh aja." Cibir Amel.

"Hehe aku kita persneling, pantes rasanya beda." Elak Jaka.

"Kaya belum hafal aja, bukannya sering megang punya Ratna?" Pancing Amel.

"Beda, kalau punya Ratna ga halus kayak punya kamu." Jawab Jaka.

"Emang punya aku halus?" Tanya Amel.

"Emm lupa, biar aku cobain lagi."

Jaka menempelkan tangannya di atas paha Amel lagi kemudian mengusap-usapnya.

"Iya mulus banget hehe." Jawab Jaka.

"Modus." Ucap Amel.

TBC

Jangan lupa LIKE dan tambahkan Favorit ❤️ ❤️