apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Hampir satu tahun lamanya, Anin hilang tanpa jejak. Bahkan nomor ponsel yang berusaha untuk Adriel lacak pun tak bisa.
Anehnya Adriel yang mempunyai koneksi pun tak mampu menemukan istrinya itu. Seakan kini Anin dilindungi oleh seseorang yang juga mempunyai kekuasaan melebihi dirinya.
Kini keluarga Adriel tinggal di apartemen milik Adriel, dan perusahaan yang tetap ia pimpin sekaligus CEO di tempat itu berada.
Nita bekerja menjadi staff di perusahaan. Sedangkan Jessica tetap menjadi sekertaris pribadi Adriel. Tapi, hubungan nya dan Adriel sudah lama renggang.
Semenjak hilangnya Anin yang tiba-tiba.
"Mas! Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini kamu itu berubah tau nggak sih." Ucapan Jessica terhenti, tangannya mulai memeluk tubuh Adriel dari arah belakang. "Apa kamu nggak kangen sama aku? Kita udah lama nggak.... "
Adriel langsung menyelak ucapan Jessica. Begitupun pelukan gadis itu pun Adriel jauhkan dari tubuhnya.
Sontak mata Jessica terbelalak, nafas nya tersengal. "Kamu apa-apaan sih mas? Kenapa? Kamu nggak mau aku sentuh?" Sentak Jessica.
Wajah Adriel ia usap sendiri dengan kasar. "Aku tidak tau, tapi aku sedang kacau sekarang. Bisakah kamu keluar sekarang? Aku mau sendiri."
Senyuman remeh Jessica berikan. "Kenapa? Kamu kangen sama istri kamu itu, iyah? Atau kamu ingin meminta maaf padanya, terus kamu balikan sama dia dan jadi suami istri yang bahagia,itu maksud kamu?"
"Jessica!" Sentak Adriel tiba-tiba.
Kedua nya saling adu pandang. Nafas mereka saling memburu, seakan menahan rasa marah.
Sembari memalingkan wajahnya, Adriel pun memberi ucapan pada Jessica dengan jelas. "Pergi! Aku ingin sendiri."
"Mas Adriel mengusir ku? Apa ini semua.... "
Ucapan Jessica mendapat tatapan tajam dari Adriel. "Pergi sekarang, jangan buat aku melakukan hal yang membuat mu terluka Jessica." Tukas Adriel kembali.
Mendengar penekanan ucapan dari Adriel. Membuat Jessica tak mampu berkutik dan langsung berlalu pergi begitu saja dari ruangan Adriel.
Ketika Jessica telah benar-benar pergi.
Tatapan Adriel ia tujukan pada kaca jendela di ruangannya. "Dimana kamu sekarang nin? Setidaknya izin kan aku menebus kesalahan ku sekali saja, meski nanti nya hidupku lah yang harus berakhir di tangan mama ku." Ucap Adriel.
*******
Di ruang kerja Adriel
Di ruang kerja Adriel. Hanya ada dirinya dan mamanya di tempat itu.
Pandangan mata mamanya mengisyaratkan kemarahan.
Plakk
Suara tamparan begitu keras, mendarat di pipi Adriel.
"Mama selama ini percaya dengan mu, tapi apa? Anin tetap belum di temukan. Rumah pun belum dapat kita miliki." Sentak mamanya dengan penuh amarah.
Tak ada perlawanan apapun dari Adriel. Ia seakan menjadi anak penurut, bahkan membantah pun seperti tak mampu untuk ia lakukan.
"Mungkin kamu lupa, tapi biar mama perjelas." Ucapan mamanya terjeda.
Perlahan mamanya berjalan kearah laci di ruang kerja itu, tangan yang digunakan untuk membuka laci. Matanya menyepit, sebuah pistol ia raih.
"Apa kau ingat pistol ini? Bukankah sudah mama ajari untuk kamu menggunakan benda ini?"
Adriel tetap diam.
Pyarrr
Suara lemparan vas bunga kearah kepala Adriel.
Meski terbilang dahi Adriel sudah bercucuran darah, akan tetapi tak membuat pria itu berbicara dan melawan sang mama.
"Dasar anak pungut nggak berguna, aku membesarkan mu, hanya agar kau dapat menjadi pewaris di keluarga sastro, bukan menjadi beban." Imbuh mamanya kembali.
"Maaf kan aku ma, akan aku atasi lebih baik lagi soal Anin."
Tiba-tiba pistol yang dipegang sang mama pun di arahkan kearah kepala Adriel. "Kau sedang mempermainkan ku? Apa kau berusaha melindungi wanita jalang mu itu?"
"Aku tidak punya nyali untuk melakukan itu, bukankah semua kehidupan ku sudah aku serahkan ke mama." Jawab Adriel.
Mendengar itu, mamanya diam sesaat.
Tak lama tawa pun menggema di ruangan kerja Adriel. "Hahaha.... "
Tawa yang membuat Adriel merasa menjadi pria paling pengecut. Tawa mamanya seakan menjadi hal sudah biasa ia dengar selama ini.
Berhenti dengan tawanya, kini mama nya pun langsung memberi isyarat pada Adriel untuk menatap kearah dirinya. "Tatap mama!"
Tentu Adriel langsung menatap mamanya.
"Kalau begitu menikah lah dengan Jessica dan manfaatkan dia." Ujar mamanya.
"Jika aku menikah dengan Jessica, mungkin semua harta warisan Eyang akan di sumbangkan ke panti asuhan."
"Kalau begitu jangan ceraikan Anin, dan tetap menikah dengan Jessica. Bukankah wasiat wanita tua itu adalah untuk Anin tetap menjadi istri mu selamanya."
Adriel terdiam.
Melihat gelagat Adriel, yang kini tak merespon rencananya. Membuat mamanya pun berucap kembali. "Kenapa? Apa kau takut menyakiti hati wanita jalang mu itu?" Sentak mamanya.
"Bukan!" Jawab Adriel dengan tegas.
Kini pandangan Adriel mengarah pada sorot mata mamanya. Sembari berkata. "Kita tunggu Anin kembali, karna aku rasa kini Anin tidak sendiri."
"Maksudmu? Ada seseorang yang membantunya?"
"Em."
Mamanya terdiam seakan sedang memikirkan sesuatu. "Sejak kapan kamu tau itu?"
"Akhir-akhir ini. Semua akses, hingga koneksi yang aku punya tak mampu membuat Anin dapat di temukan." Imbuh Adriel.
Sembari memposisikan dirinya untuk duduk di sofa, dan tangan kanan yang masih membawa sebuah pistol. Mamanya pun berkata. "Apa rencanamu?"
Mata Adriel dan Mamanya pun saling adu pandang.
*******
3 tahun setelahnya
Seorang wanita dengan rambut terurai begitu saja. Kelopak mata indah, menjadi daya tarik darinya. Meski mempunyai usia yang hampir kepala 3 lebih, tapi wajah dan kulit mulusnya seperti wanita dengan umur 20 an.
Tengah berjalan melangkah kearah perusahaan yang seharusnya ia miliki sejak dulu, akan tetapi ia tunda untuk terfokus pada pendidikan dan juga pembelajaran mengenai bisnis.
"Selamat pagi bu Anin." Sapa seorang wanita yang tak lain adalah Rayna sekertaris barunya Anin.
Hanya senyuman dan anggukan yang Anin berikan.
Sambil mengekor berjalan di belakang Anin, kini Rayna mulai menjelaskan semua jadwal Anin di awal hari dirinya akan menjadi seorang direktur utama di perusahaan itu.
"Atur semua dan mari beri kejutan untuk mereka." Ujar Anin.
Bersambung.
selamat membaca ☺
jangan lupa taburkan bintang di setiap Chapter yah Kak 🥰
Mudah-mudahan aktivitas kita hari ini diberi kelancaran, dan untuk pembaca setiaku tetap semangat di setiap aktivitas dunia yang melelahkan ini yah 😘
Hwaiting 💪
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞