NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pesan bang Erik

"Ehem." Tak ingin keduanya berakhir memanas aku berdehem sebelum menghampiri mereka.

"Sudah mulai malam. Kita balik yuk?" Aku mengajak mas Bara untuk kembali ke resort.

"Nginep disini aja. Jagain abang yang juga mau nginep disini. Iya kan yang?" Bang erik melirik mbak sekar. Mbak sekar hanya mengangguk pelan. Kulihat mas Bara nampak keberatan.

"Yah beby yah, kita barbequean malam ini. Pasti seru." Bang erik memasang wajah memelas. Aku yang melihatnya jadi tak bisa menolak.

"Gimana mas?"

"Ya udah. Kita nginep disini aja. Kasihan tuh abangmu."

Akhirnya aku dan mas Bara menginap di rumahnya mbak sekar. Seperti yang bang erik katakan jika kami barbequean terlebih dahulu untuk mengisi malam kami.

"Kamu tidur sama sekar yah? Abang gak yakin abang gak bakalan khilaf satu rumah sama dia." Mataku membola mendengar ucapan abangku itu. Mau tidak mau akhirnya aku tidur dengan mbak sekar, dan mas Bara tidur dengan bang erik.

Meski sudah larut, mataku tetap saja tak dapat terpejam. Aku masih memikirkan mas Bara yang nampak lesu tak bisa menghabiskan malam denganku. Bukankah rencana sebelumnya adalah meninjau proyek dan honeymoon. Tapi aku juga tak bisa mengabaikan bang Erik. Meski tak terucap, abangku itu seolah memberi pesan tersendiri dengan melakukan ini.

Aku keluar berharap aku bisa bertemu dengan mas Bara. Tapi ternyata ada bang Erik yang masih duduk didepan televisi.

"Beby kamu belum tidur? Kemarilah." Ia menepuk sofa di sebelahnya agar aku duduk disana. Aku yang sudah kepergok bangun mau tak mau aku harus menghampirinya.

Bang erik memelukku dari samping dan membawaku kedalam dekapannya.

"Kamu tahu abangmu yang berengsek ini begitu menyayangimu hmm?"

"Yaa aku tahu."

"Jadi jangan pernah salah faham padaku okey? Karena aku selalu menginginkan yang terbaik untukmu."

"Ya aku mengerti. Jadi menurut abang mas bara itu baik atau tidak?" Aku ingin tahu apa yang ada dipikiran abangku itu.

"Bukan maksudku mengatakan dia tidak baik, hanya saja aku mengenalnya jauh sebelum kamu. Aku merasa takut, takut dia akan menyakitimu."

"Apa dia seorang playboy?" Bang erik menggeleng.

"Bajingan?" Ia kembali menggeleng.

"Pembohong?" Ia menggeleng lagi.

"Lalu?"

"Dia laki-laki yang baik. Sebagai seorang laki-laki aku bisa mengatakan dia mendekati sempurna sebagai seorang laki-laki. Hanya saja aku takut, takut jika justru dengan kebaikannya lah dia akan menyakitimu." Bang erik mengecup kelapaku dengan penuh kasih. Aku masih tak mengerti dengan ucapannya.

"Aku tak bisa melihatmu sakit walau hanya sedikit May. Kamu tahu dari bayi aku menjagamu. Dan aku bahkan tak membiarkan seekor nyamuk pun berani mendekatimu."

"Ya. Aku tahu bang. Terimakasih."

"Boleh abang minta sesuatu padamu? Kali ini aja."

"Ya?"

"Jangan terlalu dalam menaruh hatimu pada Bara ya sayang. Abang sayang padamu." Aku masih tak mengerti maksudnya. Ia berbicara seolah didepan sana aku akan tersakiti oleh mas Bara. Padahal tadi aku mendengar pembicaraannya, dan disana ia seolah percaya pada mas Bara. Tapi kenapa? Apa yang bang erik khawatirkan?

"Bagaimana? Apa kamu sanggup?" Aku mengangguk ragu. Aku sudah terlanjur jauh bang, aku tak yakin aku sanggup menarik perasaanku padanya.

"Abang pikir kamu serius dengan laki-laki bernama satria itu." Aku mendongak menatapnya. Darimana dia tahu tentang kak Satria. Selama ini aku tak pernah membicarakan tentang hubunganku dengan kak satria kepada siapapun.

"Darimana abang tau nama itu?"

"Kamu lupa siapa abangmu ini hmmm?"

"Sebaiknya kamu segera stop permainan ini, dan kembalilah ke dunia nyata. Ini takkan baik untukmu May."

"Aku tahu bang. Hanya tinggal beberapa bulan lagi." Aku menatap kosong.

Sejenak aku menyesali apa yang telah terjadi. Andai saja semuanya berjalan mulus dan sesuai ekspektasi, mungkin hubunganku dan kak satria masih baik-baik saja sekarang. Tapi setelah kejadian malam itu bersama mas Bara, aku merasa aku sudah tak pantas untuknya. Hingga terpaksa aku mencoba menjauh bahkan nomornya sudah ku blokir. Aku tak sanggup melihat wajahnya yang terlihat tulus mencintaiku harus kecewa.

"Ya sudah. Kamu tidur gih. Sudah larut juga."

Akupun akhirnya beranjak menuju kamar mbak sekar.

Ku cek ponselku untuk melihat jam. Ternyata ada pesan dari mas Bara.

[Aku tak dapat tidur tanpamu.] aku tersenyum membacanya.

[Kamu pasti udah terlelap ya.]

[Ya udah. Good night sayang. I love you.]

Aku membaca pesan dari mas Bara yang dikirim satu jam yang lalu. Saat ini dia pasti sudah tidur. Sudah lama juga kan.

Pagi hari aku dan mas Bara berpamitan pada mbak sekar dan bang Erik.

"Kapan-kapan main lagi ya." Mbak sekar memelukku.

"Iya mbak."

"Ingat pesan abang ya." Bang erik mencium pucuk kepalaku lalu mengacaknya pelan.

"Jaga adek gue ya bro."

"Pasti."

Aku dan mas Bara kembali ke resort. Ucapan bang erik terus saja terngiang di kepalaku.

"Kenapa?" Mas Bara menatapku khawatir.

"Enggak. Hari ini kita mu ngapain?"

"Kalau bikin anak seharian gimana?" Mas Bara kembali menaik turunkan alisnya menggodaku.

"Ish mas serius. Sayang banget ke bali gak kemana-mana. Masa cuman bikin anak doang. Nanti di rumah juga bisa itumah."

"Hehe. Iya iya. Ya udah, kita jalan-jalan ke pura gimana?"

"Okey. Lets go."

Mas barapun mengajakku mengunjungi pura. Kami sempatkan berfoto berdua. Anggap saja ini adalah foto preweding yang belum sempat kami lakukan dulu.

Saat sedang asyik berfoto, ponsel mas Bara berdering.

"Ya lie ada apa?" Nama asisten lie yang mas Bara sebut membuatku tahu jika yang menelponnya sekarang adalah asisten lie. Aku tak dapat mendengar apa yang dibicarakan asisten lie. Tapi dari raut wajah mas Bara aku yakin jika itu sangat penting. Tak banyak yang diucapkan oleh mas Bara hingga ia menutup panggilannya.

"Sepertinya kita harus kembali ke jakarta sekarang May." Nampak raut ketakutan tergambar jelas di wajah mas Bara.

Ia tak mengatakan apapun dan akupun tak mau bertanya sebelum ia sendiri yang mengatakannya.

Akhirnya kami harus kembali. Mas Bara bahkan terkesan seperti tak memperdulikanku saat ini. Ia langsung mengantarku pulang, setelah itu ia kembali pergi entah kemana.

Ada apa dengannya. Ada masalah apa sampai dia seperti itu.

Aku menunggu mas bara pulang, namun sampai selarut ini ia tak kunjung datang. Bahkan ku telepon ia tak mengangkat panggilanku. Kemana dia? apa yang terjadi?

Pagi hari saat aku terbangun ternyata aku sudah berada di kamarku. Dan kurasakan ada tangan yang melingkar di perutku. Kubalikan tubuhku, ah ternyata mas Bara. Entah kapan ia datang dan membawaku pindah dari sofa. Tidurnya begitu lelap, sepertinya ia sangat lelah. Kubelai wajahnya yang tampan.

"Emmmh." Ia mengeratkan pelukannya.

"Mas... aku mau bangun." Aku mencoba melepaskan tangannya.

"Nanti saja. Biarkan seperti ini." Ia malah membenamkan wajahnya didadaku. Aku mengusap rambutnya pelan. Sepertinya masalah yang ia hadapi kali ini cukup berat. Cukup lama kami terdiam dengan posisi seperti ini. Hingga akhirnya ia menarik dirinya dan bangkit.

"Aku lupa ada meeting pagi ini." Mas bara langsung pergi menuju kamarnya sementara aku langsung bersiap untuk pergi ke kantor.

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!