Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.
Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.
Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.
Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Tahun Kemudian
Kabupaten Tanah Tandus, Tahun 2010
Polsek atau Kepolisian Sektor adalah unit kepolisian yang berada di tingkat kecamatan.
Polsek Tepati
Polsek di kecamatan Tepati masih terbilang baru. Mulai beroperasi di pertengahan tahun 2005, tahun ini memasuki tahun yang kelima. Semuanya masih terasa serba baru.
Bangunannya. Para petugas-petugasnya. Dan juga kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat yang sebelumnya tidak ada.
Semuanya berproses untuk menyesuaikan.
Sekarang orang-orang di kecamatan Tepati menjadi merasa jauh lebih tenang dan terlindungi karena kehadiran para petugas penegak hukum di tengah kehidupan mereka selama 24 jam.
Polsek Tepati, Kamis 5 Agustus 2010 pukul 05:00
Seorang petugas polisi muda bernama Rendy yang saat itu jaga malam baru saja selesai melaksanakan sholat subuh.
Ia pergi ke halaman untuk melakukan sedikit peregangan.
Pagi di musim kemarau sungguh sangat terang dengan udara yang sejuk ciri khas Tepati yang masih asri.
Baru juga mulai satu gerakan, perhatian Rendy teralihkan.
Sepeda motor dengan suara cempreng datang ke kantor polisi. Ada dua orang tua yang berboncengan.
Mereka sama-sama tidak mengenakan helm. Dari gelagatnya mereka terlihat sangat panik.
Penampilan dua orang yang tidak asing itu bisa ditebak oleh Rendy bahwa mereka berdua adalah orang yang bekerja di pasar Tepati. Pasar yang jaraknya tidak sampai 5 menit dari kantor polisi.
Untuk apa para pedagang itu pagi-pagi kemari? Tanya Rendy dalam hati.
Rutinitas mereka seharusnya sedang berada di pasar untuk siap-siap berjualan.
“Ada apa pak?”,
tanya Rendy begitu dua orang tua di sepeda motor itu berhenti di hadapannya.
“Lapor pak”,
“Di pasar ada orang meninggal”,
“Gantung diri”,
Terang dua orang itu dengan terbata-bata.
*
Beberapa jam sebelumnya
Pasar Tepati, pukul 04:30
Burham usia 50 tahun. Ia baru saja sampai di pasar tempat dimana ia biasanya sehari-hari bekerja. Pak Burham adalah seorang pedagang buah.
Setiap pagi selepas subuh ia akan berangkat ke pasar untuk mulai berdagang. Rumahnya sendiri dekat dengan pasar.
Biasanya ia berdagang dari pagi hingga jam sepuluh atau sebelas siang. Kios buahnya adalah yang terlaris di pasar Tepati. Buah-buahnya kerap diambil atau dibeli oleh para pedagang buah yang lain.
Namun di pagi ini Kamis tanggal 4 Agustus 2010 ia menemukan sebuah kejanggalan yang tidak hanya mengejutkan dirinya, tapi juga orang-orang seisi pasar.
“Selamat pagi Pak Firman”,
Pak Burham menyapa Pak Firman si penjual ikan yang selalu datang lebih pagi darinya. Kios mereka berada di deretan yang sama.
“Pagi Pak Burham”, sapa Pak Firman.
Keduanya sama-sama seumuran dan sudah mulai berdagang di pasar yang sama sejak usia belasan tahun.
Kios mereka juga sama-sama terletak di area luar pasar. Mereka sama-sama menjual bahan makanan segar. Tempat mereka berjualan mudah dicari.
Kios buah Pak Burham terletak di paling ujung. Setiap pagi ia selalu menjadi orang yang pertama datang dibandingkan para pedagang buah yang lain.
“Astaghfirullah hal adzim”,
“Ya Allah”,
Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Burham di pagi itu setibanya di kios buah miliknya.
Meski panik ia sebisa mungkin mencoba untuk tetap tenang. Burham memanggil Firman.
“Man”,
“Sini Man”,
“Tolong”, Burham berteriak.
Suara itu lantang. Firman yang mendengarnya langsung bergegas menghampiri Burham ke kiosnya.
Tidak hanya lantang, suara minta tolong Burham juga berselimut ketakutan.
“Ada apa pak Burham?”, tanya Firman yang melihat kawannya itu tengah berdiri mematung.
“Itu Man”, kata Burham sambil menunjuk ke arah atas bangunan kios miliknya.
“Astaghfirullah hal adzim”, Firman.
Di depan kios buah Pak Burham ada sosok manusia yang gantung diri.
Sosok laki-laki yang tidak mereka kenali. Wajah biru asingnya melotot dan menjulurkan lidah. Tubuhnya yang sudah tidak bernyawa bergelantung dengan diam dan tidak bergerak sama sekali.
“Ini bagaimana Man?”, tanya Burham.
“Ayo aku antar ke kantor polisi”,
“Laporan”, kata Firman.