Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDESA BATU CHADAS yang terletak diHOLLAND TENGAH. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja.
Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan.
Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja.
Melainkan bisa menghubungkan dunia lain, yaitu dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. Mampukah mereka melindungi manusia dari kehancuran???
Yukk kita baca sama sama dijamin seru...
Pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17.RAHASIA TERSEMBUNYI
MALAM YANG KELAM
Kabut tebal merayap di sepanjang desa, membungkus pepohonan tua dalam keheningan yang menyesakkan. Di ujung desa itu, berdirilah rumah Pak Adward tetua desa.
Lumayan besar dan terlihat asri , tapi ada sesuatu yang tak biasa darinya, entah itu aura misterius atau rahasia yang tersembunyi di balik dinding dinding rumah.
Ketika pintu rumah terbuka, sosok Pak Adward muncul. Wajahnya memancarkan kelelahan yang tak hanya berasal dari usia, melainkan dari beban yang telah lama ia pikul.
Meski tubuhnya tampak ringkih, matanya masih menyimpan kewibawaan yang membuat Alexa, Maxim, dan Leo berdiri diam di tempat.
“Kenapa kalian datang kesini?” tanyanya dingin, memecah sunyi. Suaranya serak, seperti seseorang yang sudah terlalu lama berbicara pada dirinya sendiri.
Maxim melangkah maju, suaranya penuh desakan. “Pak, aura itu kembali. Rumah tua itu... Hiltja masih ada di sana. Kami pikir dia sudah musnah, tapi..."Ucap Maxim yang terhenti bicara.
Pak Adward mengangkat tangan, menghentikan kata-kata Maxim. “Saya tau, Kalian hanya menghancurkan tubuhnya, bukan jiwanya. Esensinya tetap hidup, menunggu kesempatan untuk kembali.” Memang Hiltja belum musnah sepenuhnya.
Alexa mengepalkan tangan, tatapannya penuh dengan kemarahan.
“Kenapa Anda tidak memberi tahu kami sejak awal? Kami mempertaruhkan nyawa, dan Anda menyembunyikan ini dari kami!”ucap Lexa dengan kesal.
Pak Adward menghela napas panjang, menundukkan kepala nya sejenak.
“Karena aku berharap kalian tak perlu tahu. Kupikir memusnahkan wadahnya sudah cukup, tapi aku salah. Dia lebih kuat dari yang kuduga.”jawap pak Adward.
Leo, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Jadi, semua ini terjadi karena Anda tidak jujur pada kami? Berapa banyak orang lagi yang harus jadi korban pak?”
Pak Adward menatap Leo, wajahnya kini mengeras. “Jika aku memberi tahu semuanya sejak awal, kalian mungkin tak akan pernah kembali ke sini. "jawap nya.
"Tapi sekarang, kalian harus membuat keputusan. Hiltja tidak bisa dibiarkan berkeliaran. Jika ingin menghentikannya, kalian harus masuk ke dunianya.”ucap nya lagi memberi tahu.
Alexa menatap Pak Adward dengan ekspresi ragu. “Dunia Bayangan?? Dunia apa itu pak?? Dan apa yang harus kami lakukan di sana?”tanya Lexa.
Malam itu, suasana rumah Pak Edward begitu mencekam. Dia pun mulai menceritakan tentang asal muasal dunia bayangan. Maxim, Leo Dan Alexa pun mendengar kan dengan seksama.
Dunia bayangan bukan sekadar legenda," kata Pak Adward, suaranya rendah namun tegas.
"Itu adalah dimensi lain, tempat roh-roh gelap seperti Hiltja tinggal. Mereka roh roh itu hanya bisa masik kedunia kita lewat gerbang tertentu. Dan salah satu nya adalah rumah tua Hiltja dan cermin itu.
"Kalau memang begitu, kenapa kita tidak terus tutup saja gerbang nya langsung???" tanya Leo, suaranya penuh frustrasi.
"Kenapa harus melibatkan dunia lain?" tanya Leo.
Pak Adward menggeleng. "Gerbang itu tidak bisa ditutup begitu saja. Hiltja terlalu kuat. Selama intinya masih ada di dunia bayangan, dia akan terus menemukan cara kembali. Kita harus menghancurkan inti kekuatannya."jawap Pak Adward.
Alexa menatapnya, keraguan dan ketakutan bercampur dalam matanya. "Bagaimana kita bisa masuk ke sana?"
Pak Adward menghela napas panjang. Ehhhmmm...
"Kalian membutuhkan ritual khusus. Simbol-simbol kuno dan..." Ia berhenti sejenak, dan mengambil sesuatu.
Pak Adward berjalan menuju lemari kayu tua di sudut ruangan. Dan ia pun mengambil buku yang sangat tebal yang sudah banyak terkelupas sampulnya, Dan meletakkan nya dimeja. bertuliskan "KITAB BAYANGAN"
"Semua tentang Hiltja ada disini. Dikitab ini. Dunia asalnya adalah tempat yang penuh ketakutan dengan sisi gelap manusia. Nah disana lah kalian harus menghancurkan inti kekuatan nya."jawap nya lagi.
"Tapi ingat, dia tahu kalian akan datang, dan dia akan memanfaatkan setiap kelemahan kalian.”
Pak Edward menghela napas panjang lagi Eehhm...
"Kalian tau ritual itu membutuhkan Darah keturunan Penjaga Gerbang."ucap nya lagi dengan tegas.
Ruangan itu tiba-tiba sunyi.
"Darah keturunan penjaga gerbang?? Siapa keturunan penjaga gerbang itu?" tanya Maxim, memecah keheningan.
Pak Adward menatap Alexa dengan sorot mata tajam. "Kamu, Alexa."Kamu adalah salah satu keturunan itu.
Alexa terperanjat. "Aku? Tapi... aku bahkan tidak tahu apa-apa soal itu!" Kenapa bisa aku. "jawap nya gemetar.
"Leluhurmu adalah salah satu penjaga pertama gerbang desa ini," lanjut Pak Adward. "Itu sebabnya kamu yang paling sensitif terhadap kehadiran Hiltja. Karena darah mereka itu ada dalam darahmu."
Alexa memucat, tubuhnya terasa dingin. "Aku... aku tidak tahu harus berbuat apa pak." bahkan kedua orang tua ku tidak pernah cerita hal ini. "jawap nya cemas.
Pak Adward mendekat, menggenggam tangannya dengan lembut. "Kamu tidak sendiri. Teman-temanmu akan bersamamu. Aku juga akan membimbing kalian semampuku. Tapi keputusan terakhir tetap di tanganmu, Alexa."
Setelah beberapa saat hening, Alexa mengangguk pelan. "Kalau ini satu-satunya cara... aku akan melakukannya."jawab Lexa.
"Aku mau kembali hidup normal seperti dulu pak. Aku pun tidak mau dihantui dan mimpikan oleh Hiltja terus. Itu sangat membuat ku lelah. "jawap Alexa lagi.
Maxim dan Leo menatapnya penuh rasa hormat, lalu bergantian mengangguk. "Kita bersamamu, jangan takut Lexa." kata Maxim mantap
Setelah mereka berdiskusi tentang rencana mereka. Mereka pun pulang kerumah mereka masing masing untuk mengambil benda yang bisa menjadi pelindung mereka. Seperti yang di perintahkan Pak Adward.
Alexa memilih kalung milik ibunya. kalung berbentuk liontin yang mungkin berguna bisa menyelamatkan nya. Maxim memilih cicin kakek nya untuk dijadikan jimat dan mungkin juga sangat berguna dan bermanfaat bagi nya.
Dan Leo pulak memilih jam tangan milik ayah nya, mungkin jam ini juga bisa menjadi petunjuk arah atau apa lah yang pasti berguna pikirnya.
Malam itu, mereka kembali ke rumah Pak Adward. Di tengah ruangan, mereka melihat Pak Adward melukis simbol simbol aneh, dengan lingkaran ritual yang telah disiapkan dan dikelilingi lilin-lilin yang menyala redup.
Alexa Leo dan Maxim mengamati apa yang sedang di kerjakan Pak Adward. Dengan teliti dan penuh hati hati ia membuat ritual itu dengan panduan yang tertulis dibuku kuno.
Malam terasa dingin tidak seperti biasanya. Bulan purnama pun tampak bersinar dengan kemerahan warna yang tidak seperti biasanya.
Yang mengeluarkan sedikit sinar berwarna jingga. Seakan memang tau bakalan ada pertarungan hebat nanti nya. Alexa dengan seksama melihat dan mengamati bulan purnama itu.
Kau sedang memandang apa Lexa??? "tanya Leo.
"Lihat lah purnama itu. sinarnya memancarkan warna keanehan. " ucap Lexa.
"Lexa... jangan takut. Kami tau kamu takut. kita tetap akan bersama sama Lexa. ini janji kita. "ucap Leo Dan Maxim berbarengan.
(Apakah mereka bisa mengakhiri semua nya ini???)
BERSAMBUNG...