Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEKAGUMAN ERIK
Mendengar semua yang di katakan Chu Sin dan juga kenyataan yang ada, membuat Tetua Sang Sangat marah. Andai mereka bukan anak dan Cucunya, ingin rasanya tetua Sang Menghabisi mereka berdua. dia tidak pernah menyangka kalau Putra tertuanya salah mendidik Putra - putrinya. Dia fikir keadaan keluarga Sang baik- baik saja. seperti Putranya yang lain. namun ternyata tidak. karena memiliki kekuasaan dan di hormati, anak tertuanya menjadi bodoh dan gagal mendidik anak- anak nya menjadi anak yang baik.
"Bawa dia meminta maaf pada keluarga Bastian... Dia bersalah dan harus meminta maaf atas semua kesalahannya. jika mereka tidak terima , bawa putra Sombong mu itu kekantor Polisi untuk melapor...serahkan dia untuk bertanggung jawab akan kesalahannya.. kau terlalu memanjakan dia, itulah hasilnya..." ucap tuan Sang dingin .
"Tapi Ayah...." tuan Hao Ma merasa tak setuju dengan fikiran sang Ayah.
Mana mungkin dia tega memasukkan sang Putra kedalam penjara. Dan jikapun meminta maaf pada keluarga Bastian, itupun sama dengan memenjarakan anaknya juga. ujung- ujungnya Putranya pasti di serahkan kekantor polisi.
"Apakah kau ingin membawa keluarga besar Sang jatuh hanya karena kesombongan Putra bungsumu...apakah kami harus menanggung kesengsaraan hanya karena kebodohan Putramu..." ucap Tuan Sang dingin.
Mereka semua setuju dengan ucapan tuan Sang Tua. Mereka tidak ingin ikut menderita karena kebodohan putra tertuanya . Namun mereka melihat kalau tuan Hao Ma tidak rela putranya di penjara.
"Jangan membuat kami marah Hao...aku tahu berat bagimu melakukan itu . tapi semua ini karena kebodohan dan kesombongan putra picikmu itu... jangan sampai kami membuangmu dari keluarga ini dan menyita apa yang kau miliki..." ucap tuan Sang dingin. dia melihat kalau sang Putra keberatan melakukan apa yang dia katakan. jika dia tetap membangkang. terpaksa Dia harus bertindak keras demi keluarga Sang yang lain. Dia tidak ingin keluarga sang jatuh hanya karena perbuatan cucunya yang sombong itu. Mendengar ucapan tuan Sang terlihat tuan Hao Ma terkejut dan wajahnya menjadi pucat. Akhirnya dia menyetujui keputusan sang Ayah dengan berat hati.
###
Sedangkan di rumah keluarga Xio terlihat Jenifer dan sang Mama baru masuk kedalam rumah. Mereka baru kembali dari Kompetisi Piano di Negara I. Dan Jeni mendapatkan peringkat ketiga. Dengan bangga nyonya Xio membawa Jeni ke hadapan sang suami Untuk menunjukan keberhasilan Jeni . Nyonya Xio juga memanggil semua Putranya untuk Pulang . Dan Malam ini satu persatu mereka datang.. Putra Pertama Fransisco Yang memang berada di rumah itu, terlihat kaget saat sang Mama sudah ada di rumah. Sedangkan Kakak kedua yaitu Leo yang sudah beberapa bulan tidak kembali setelah keluarnya Kirana dari rumah itu , terlihat datang dengan cuek. Dia langsung pergi ke kamarnya. Dan Kakak ketiga yang seorang Polisi Memilih tinggal di apartemen miliknya dengan alasan banyak tugas. Kini datang dengan tenang saat hari sudah malam. hingga dia memilih duduk di ruang keluarga bersama Frans , kedua orang tuanya dan Si Jeni. Dia yang biasanya memperlihatkan kedekatannya dan kasih sayangnya pada Jeni, kini terlihat biasa saja. Dia Menyapa Kedua orang tuanya, Jeni lalu pada sang Kakak pertama . Setelah itu dia duduk dengan tenang di dekat Frans. Sedangkan kakak ke empat yang masih baik- baik saja pada Jeni segera kembali setelah Syuting Film . Dia segera Kembali ke rumahnya saat sang Mama mengatakan Mereka harus segera pulang. Entah ada apa dengan mereka di rumah hingga Mama Menyuruh dia pulang. Ketika putra Ke empat sampai di rumah, ternyata hari sudah menjelang malam, dia melihat Kakak pertama dan kakak ketiga berada di ruang keluarga bersama papa dan mamanya serta Jeni . Sedangkan kakak keduanya tidak ada.
"Apakah kakak kedua tidak datang..." batin Elgar.
"Kau sudah datang...?" ucap sang mama saat melihat Elgar masuk. Sang Mama langsung berdiri dan berjalan kearahnya.
"Apa kabar ma.?" ucap Elgar sambil memeluk sang mama .
"Baik sayang.. kau lama tidak pulang.. kenapa..?" tanya Nyonya Yu lembut.
" Aku sibuk dengan syuting ma..." ucap Elgar.
"Kak Elgar apa kabar Kak....?" sapa Jeni yang langsung memeluk lengan Elgar manja .
"Aku baik sayang...kau juga baik kan...." lalu elgar membuka tas yang dia bawa dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam tas yang dia bawa .lalu memberikan pada Jeni
." Hadiah untukmu. Nilaimu baik kan..?" ucap Elgar lembut .
"Tentu kak...dan Kakak tahu..aku mendapat juara ketiga dalam kompetisi piano di Negara I..." ucap Jeni bangga .
"Benarkah...selamat ya...?" ucap Elgar lagi.
"Trimakasih kak..." jawab Jeni senang .
"Oo.. Jadi karena Jeni juara ketiga kompetisi Piano inikah mama memanggil kami pulang...?" kata Leo yang baru turun dari lantai dua tempat kamarnya berada .
"Tentu saja Le... Kita akan merayakan keberhasilan adikmu dalam memenangkan juara ketiga ini .." Ucap sang mama bangga.
"Tapi kenapa saat Kirana juara pertama di sekolah mama dan Papa bukannya bangga malah Papa sengaja mempermalukan Kirana Ma...?bukankah Kirana anak Papa dan Mama Juga....." ucap Leo yang telah membawa tas koper di tangannya.
"Karena Dia membuat keluarga malu karena perbuatannya yang Curang. Kami malu mengakuinya..." ucap tuan Xio menjawab pertanyaan Leo .
"Curang...Dari mana kalian tahu kalau Kirana Curang...Saat pembawa Acara mengumumkan Kirana juara pertama, Papa dan Mama bukannya bangga. papa langsung bilang kalau Kirana Curang . apakah Kalian ini orang tua Kirana atau musuhnya . ? Atau ada seseorang yang mengatakan Kirana curang ...?bukanya sudah di tunjukkan kebenarannya... kenapa Papa dan Mama masih ngotot menganggap Kirana curang. Mungkin Mama dan Papa tak Rela mengetahui kalau Kirana lebih pintar dari Jeni... Ma, Pa sadar...putri Mama Itu Kirana.. bukan Dia..." ucap Leo sambil turun kebawa.
"Tutup mulutmu Le..kau tidak tahu kebenarannya...kau sadar apa yang kau katakan...kau menyakiti adikmu Le..kau menyakiti Jeni...!" seru tuan Xio marah.
"Ha..menyakiti Jeni..? Aku hanya mengatakan kebenaran seperti ini saja Papa sudah ketakutan Jeni sakit hati. Lalu apa Papa berfikir, saat papa menghina Kirana hati Kirana hancur.. Hancur Pa.. Seorang Papa meragukan malahan menghina dia di depan orang banyak... Sekarang Papa fikir sakit hati mana Kirana dan Jeni...? ingat Pa.. Kirana lah Putri Kandung papa bukan Dia . Maaf aku sudah makan..." ucap Leo sambil berjalan keluar rumah. Melihat sang Putra pergi terdengar teriakkan sang Mama.
"Le.. Mau kemana...?!" seru nyonya Xio.
"Mencari adik kandung ku Ma..." ucap Leo sambil tetap berjalan keluar rumah. Dan tak lama terdengar suara mobil pergi meninggalkan kediaman Xio. Mendengar semua ucapan dari Leo, Tuan Xio tertegun dan terdiam. Sedangkan Jeni mengepalkan tangannya dengan erat. Dia sangat marah melihat semua ini. Kakak kedua memang agak pendiam dan jarang menunjukkan kasih sayang yang berlebihan padanya. Dan Pada Kirana, Dia hanya cuek saja. Tapi semenjak Kirana pergi, Kakak kedua selalu menghindarinya. Dan Dia juga tidak pulang sama sekali kerumah ini semenjak Kirana pergi.
"Lo...Memangnya Kirana tidak kembali kerumah ini...?" tanya Elgar.
Dia tahu saat pertama Kirana pergi dari rumah ini setelah mendapat hukuman dari Fransisco.
"Dia tidak mau kembali setelah aku menghukum dia.. " ucap Frans yang duduk di sebelahnya.
"Kau bukan hanya menghukum dia kak ..kau juga mengusir dia. Kalau hanya satu dua kali, itu tidak masalah. Tapi kau ucapakan itu berkali- kali hanya untuk menindas Kirana..." ucap Erik yang ada di sebelah Frans. Mendengar kata- kata Erik terlihat Frans terdiam. Ada kemurungan di wajah tampannya. dia terlihat masih memainkan Ponselnya .
"Aku dengar dia sudah mengembalikan uang makan selama dia tinggal disini . apa itu benar kak...?" kata Erik lagi.
"Darimana kau tahu itu..?" tanya Frans sambil menatap sang Adik.
"Kakak kedua yang menceritakan padaku..." ucap Erik.
"Apaa.. Dia mengembalikan uang makan dia selama ada di sini..?" tanya Elgar dengan wajah kaget.
"Benar...Dia mengirimkan uang itu pada Mama..dia berkata tidak ingin mempunyai hutang pada kita. Dan semua barang pemberian kita yang tak seberapa di bandingkan milik Jeni , dia kembalikan pada kita. Semua barang itu ada di dalam kamarnya. .." Ucap Frans dengan tatapan rumit.
"Ternyata dia ingin lepas dari kita. Dia ingin melepas hubungan persaudaraan dengan kita. Tapi bukankah itu yang ingin kita harapkan. Kita ingin dia pergi kan...terutama kau kak...." ucap Erik dengan wajah sedih sambil sekilas menatap kakak pertamanya .
"Apakah kita sejahat itu...?" ucap Frans pelan.
"Itulah kita...Kita memang terlalu jahat pada Dia..kita tidak adil padanya..walaupun kita tahu dia adik kandung kita sendiri. darah yang mengalir di tubuhnya sama dengan darah kita... dan kita pantas menerima kemarahan dia kak..." ucap Erik lagi. Tanpa sadar airmata menetes di pipinya.
"Sebenarnya apa yang terjadi di rumah kita kak...?" tanya Elgar . Namun sang Kakak tak menjawab.
Terdengar Nontifikasi pesar masuk ke ponsel seseorang. Dan ternyata itu milik Erik. Dia mengambil Ponselnya dan membaca. Setelah itu Dia segera berdiri dan berkata.
"Maaf ma , Pa... Aku tidak bisa makan bersama kalian. Ada sesuatu yang penting yang harus aku kerjakan..." ucap Erik.
"Lo...kau tidak makan dulu..." tanya sang Mama .
"Maaf Ma... Aku harus pergi. Selamat malam..." ucap Erik dan langsung pergi keluar rumah. Tak lama terdengar suara mobilnya yang meninggal kan rumah kediaman keluarga Xio.
Melihat kakak ketiganya pergi tanpa menyapa dia, terlihat Jeni semakin sedih. Di dalam hati dia semakin marah pada Kirana. Dia semakin bertekad ingin menghancurkan Kirana.
"Sialan...semua ini gara- gara gadis miskin itu. kakak kedua dan Ketiga pergi tanpa memperhatikan aku . Awas kau Brengsek... Serunya marah dalam hati . namun di permukaan wajahnya, dia memasang wajah sedih.
"Ma..Apakah kakak kedua dan ketiga marah pada Jeni..." ucapnya dengan wajah terlihat amat sedih.
"Tidak sayang...mungkin kakakmu Leo terlalu lelah . sedangkan kakak ketigamu kau tahu sendiri kalau ada pesan untuknya . jadi biarkan saja dulu. Nanti kalau dia kembali. Pasti dia akan kembali menyayangimu..." ucap Sang Mama dengan lembut. Dari awal hingga akhir, Fran tidak banyak berbicara. Dia sempat berbicara tadi dengan Erik dan Elgar. Tak berapa lama mereka telah berada di ruang makan. Dan terlihat mereka makan tanpa bicara. Seolah kalau mereka bicara, maka akan ada bencana. Setelah selesai makan, Frans pamit masuk kekamarnya. Dengan alasan kerjaan menumpuk. Sedangkan yang lain berbincang di ruang keluarga. Namun beberapa menit kemudian, Elgar pamit kekamar karena harus menelfon sutradara. Akhirnya tinggal mereka bertiga yang berada di ruangan itu.
"Ma, Pa...apakah Jeni salah...sepertinya Kakak kedua marah pada Jeni. Mungkinkah kak Leo salah paham pada Jeni. Jeni tidak bermaksud membuat Kirana tersinggung kok Ma... Apakah Jeni harus pergi dari rumah ini agar Kirana mau kembali kemari dan Kakak kedua tidak marah lagi pada Jeni ...?" ucap Jeni dengan wajah sedih. Dia sengaja berbicara begitu , karena Papa dan Mamanya akan merasa kasihan dan merasa bersalah pada dia .
"Hey...kau berkata apa sayang...biarkan saja Kirana tidak kembali, untuk apa kau fikirkan dia...bukan salah dirimu , tapi siapa pun akan curiga padanya. Nilai yang selalu jelek tiba- tiba langsung menjadi yang pertama..apakah itu tidak mustahil...." ucap sang Ibu sambil mengusap kepalanya.
Namun sang Ayah terdiam, tuan Xio seperti sedang Asyik melihat Ponselnya. Tapi sebenarnya dia tertekan hatinya saat mendengar ucapan Leo tadi. Apa yang di katakan Leo menusuk hatinya. Kini Dia sadar semua kesalahannya . Untuk menghindari bercakap dengan Istri dan Putrinya, tuan Xio berupa- pura melihat Ponselnya. Tak lama dia berdiri dan berkata.
"Tidurlah hari sudah malam. Papa masih ada pekerjaan...papa ada di ruang kerja... ." ucap tuan Xio.
"Iya Pa aku juga sebentar lagi kekamar. Pergilah..." ucap Nyonya Xio. Terlihat tuan Xio berjalan kearah ruang kerjanya.
"Jen'er..tidurlah. Hari sudah larut malam..." ucap Nyonya Xio lembut sambil mengusap kepala Jeni yang ada di pangkuannya.
"Baiklah Ma Jeni akan kekamar... selamat malam Ma..." ucap Jeni sambi bangun dari pangkuan sang Mama lalu segera berdiri dan pergi setelah mendapatkan Ciuman dari nyonya Xio. Dia berjalan ke kamarnya dengan cepat. Sesampainya di dalam kamar dia mengeluarkan Amarahnya.
"Brengsek kau Kirana...kau fikir kau bisa mengambil ke empat saudaramu dari tanganku. Sialan... Dasar orang desa miskin tak rahu diri... Kau itu siapa...kau hanya gadis murahan dan hina...kau tidak akan bisa mengalahkan aku..Papa, Mama dan Ke empat kakakmu adalah milikku. Rumah ini milikku harta dari keluarga Xio ini milikku. Dasar wanita murahan kau ingin mengalahkan aku.. Cih...tak tahu diri mimpi saja kau...!" seru dia dengan marah. Dia melempar semua barang yang ada di atas meja riasnya.
"Sialan dasar wanita miskin kurang ajar... kenapa sich kau tak mati saja...kenapa kau harus hadir dirumahku ini. Sial, sial...tapi jangan khawatir..aku akan membuatmu di buang oleh keluargamu ini, Sejak pertama kali kau datang mereka tidak sadar kalau aku telah mempengaruhi mereka. dan Merek tidak menyadarinya. Mereka ada bersamaku Kirana. jangan harap mereka membelamu...ha ha ha..." ucapnya sambil tertawa bahagia. Sepasang mata menatap dan mendengar semua ucapan dan tingkah Jeni. Terlihat dia menggenggam Ponsel yang menyala . wajahnya menatap Jeni dengan kemarahan dan kekecewaan . Tak lama dia berlalu dari tempat itu.
Sedangkan di tempat lain, terlihat Mobil Erik masuk kedalam sebuah restoran besar. Setelah memarkirkan mobilnya, Dia segera masuk kedalam restoran mewah itu. Dan ketika dia berada di dalam restoran, dia melihat sang Kakak melambaikan tangan padanya.
"Ayo masuk...aku memesan kamar pribadi..." ucap Leo setelah Erik berada di depannya. Mereka masuk bersama ke ruang pribadi yang Leo Pesan. Setelah memesan makanan pada Pelayan, mereka duduk saling berhadapan.
"Rik...kau benar sudah menemukan Dia...?" tanya Leo dengan wajah tegang .
"Sudah kak.." jawab Erik.
"Di mana dia tinggal. Apakah tempatnya baik untuk dia...? apakah dia aman, dia tinggal dengan siapa ?" tanya Leo beruntun.
"Satu - satu Kak... Kalau kau bertanya seperti itu, bagaimana aku bisa menjawabnya..." ucap Erik sambil tertawa.
"Jangan tertawa Rik...kau tahu aku sangat mencemaskan adik kita..." ucap Leo dengan wajah terlihat tegang.
"Ais...kenapa kau baru sekarang mengakui dia adik kita. Lalu di mana kita saat Dia sedih di dalam rumah kita sendiri . Di mana kita saat Kak Frans menghukum dia . dan Kau tahu kak... Saat Dia di hukum di gudang , Ternyata Jeni telah membuat Kirana menderita. Untuk saja dia tidak mati..." ucap Erik dengan nada kesal.
"Apa maksudmu Rik..." tanya Leo dengan mata curiga.
"Kak Fran menghukum Kirana selama tiga hari. dan Kakak tahu selama dua hari Kirana tidak di beri makan maupun minum. Dan semua itu karena Jeni. Dia melarang pelayan memberikan makanan dan minuman dengan alasan di perintah Kakak pertama..baru pada hari ketiga, itupun sore hari. Jeni baru menyuruh orang memberi makan yang tak layak di makan manusia...." ucap Erik dengan wajah terlihat sedih. Mendengar cerita dari erik, terlihat wajah Leo merah karena menahan marah. Namun masih terdengar umpatannya.
"Brengsek...ternyata kita tertipu wajah sok polos itu. " ucapnya dengan geram.
"Lalu apa yang terjadi...atau mungkin memang Kak Frans yang menyuruh dia.." lanjutnya setelah merasa agak tenang.
"Tidak...kak Frans juga baru tahu beberapa minggu lalu...Untung saat itu ada Bibi Fang...tanpa setahu orang lain, Bibi Fang memberi makan Kirana tengah malam pada hari kedua. Sebab Pada hari pertama bibi Fang tidak tahu itu. Dan pada hari kedua, saat bibi Fang mau memberi makan, pelayan dapur baru memberi tahu Dia...apakah Kakak tahu...pada saat kejadian di pesta itu, Bibi Fang berkata kalau Kirana belum makan seharian karena bekerja seperti pelayan di rumah kita untuk acara pesta Jeni. Sekarang Kakak bayangkan , seharian belum makan dan di tambah dua hari lagi tidak makan dan Minun, Bayangkan apa yang terjadi pada Kirana kak..Saat bibi masuk..bibi menemukan Kirana dalam keadaan setengah sadar dan sangat lemah. Hingga Bibi agak kesulitan dalam memberi makan dan Minum dia. ." ucap Erik dengan wajah terlihat tertekan. Matanya merah menahan tangisan.
"Apakah kak Frans tahu itu...!" ucap Leo dengan nada tertekan dan mata juga merah .
"Kata bibi Kakak memanggil Bibi Fang dan menanyakan kejadian yang sebenarnya . Setelah itu dia mengatakan pada Bibi agar tidak memberi tahu siapapun Kalau dia pulang dan bertanya pada Bibi.
"Maksud Bibi Fang Kakak datang tanpa setahu siapapun...?" tanya Leo lagi.
"Iya kak.. "Jawab Erik.
"Brengsek...ternyata kita telah di kelabui wanita brengsek itu terlalu lama. Kenapa gadis manis itu bisa berubah begitu banyak...apakah ini karakter dasar dari dia.. Kenapa baru sekarang Kita tahu tabiat dia yang sebenarnya...dan aku curiga semua yang dia katakan pada kita tentang Kirana hanyalah cara dia agar kita benci pada Kirana..." ucap Leo.
"Aku juga curiga sepertimu kak..." ucap Erik.
"Lalu di mana Kirana tinggal Rik..." ucap Leo kembali.
"Kau tidak akan percaya kalau aku memberitahumu kak.." ucap Erik dengan wajah tenang.
"Maksudmu...?" tanya Leo tak mengerti.
"Dia tinggal di apartemen dekat taman kota..." ucap Erik sambil menatap sang Kakak.
"Apaa ...Apartemen...?tidak, tidak ...itu tidak mungkin Rik..." ucap Leo tak percaya.
"Itu benar Kak..Aku beberapa kali melihat dia keluar dari apartemen itu lalu naik taksi dan pergi kerumah sakit .."ucap Erik.
"Apakah Bastian Hospital yang dia datangi...?" tanya Leo.
"Yap...rumah sakit tempatmu bekerja..." ucap Erik dengan tenang. Terlihat Dokter Leo menatap sang Adik sebentar.
"Aku memang pernah bertemu dia sekali di sana. Dia menemui Dokter Bram sahabatku.. tapi katanya dia tidak sakit Rik.." ucap Leo.
"Tapi saat aku membuntuti dia, aku melihat dia berjalan ke arah ruang VVIV kak.. mungkin dia menemui anak laki- laki yang dia tolong..." ucap Erik.
"Maksudmu...?" ucap Leo semakin tak mengerti.
"Kak...apakah kau tidak tahu apa yang terjadi pada adik kita...?" kata Erik lagi.
"Rik jangan setengah - setengah kalau ngomong . katakan yabg sebenarnya..." namun percakapan mereka terhenti saat pelayan membawa makanan untuk mereka. Setelah pelayan keluar Leon berkata.
"Teruskan Ceritamu Rik..." ucap Leo.
"Kak... Biarkan aku makan dulu ya... Aku lapar..." ucap Leo memohon.
"Ck kau ini... Baiklah..Ayo kita makan. Lalu selesaikan ceritanya..." ucap Leo dengan kesal.
Merek segera memakan makanan yang sudah mereka pesan. setelah makan Erik akhirnya menceritakan bagaimana dia bisa menemukan sang Adik.
Saat itu dia yang bekerja di kantor polisi pusat harus mengambil Dokumen penting di kantor polisi wilayah ini. ketika Erik sampai di kantor polisi yang dia tuju saat dia mau turun dari mobilnya, dia melihat seorang gadis keluar dari kantor polisi. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat siapa gadis itu. dia Kirana sang adik yang sedang mereka cari. Dia segera ingin menyapa gadis itu. Tapi dia ingat kata Sang Kakak kalau Kirana tidak ingin berhubungan lagi dengan keluarganya . akhirnya dia kembali masuk kedalam mobil. Dan dia melihat Kirana sedang memanggil taksi yang kebetulan lewat. Dengan cepat Erik mengikuti Kirana. Namun betapa terkejutnya Erik saat melihat sang Adik berhenti di sebuah apartemen. Dan dia melihat gadis itu masuk kedalam apartemen itu. Ingin rasanya Erik pergi menyapa sang adik. namun dia mengurungkan niatnya. Lagi- lagi karena ingat perkataan Leo. Setelah melihat kirana masuk, dia mendekati satpam yang ada di pos penjagaan. Dan dia bertanya soal Kirana. Satpam mengatakan dia salah satu penghuni tempat itu.
"Apaa...kirana tinggal di Apartemen...? Kau tidak salah Rik..." tanya Leo tak percaya.
"Tidak kak...sebab setelah itu aku menyelidiki dia. Aku takut dia melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan. Namun tidak kak... Dia memang tinggal di sana. Dia tinggal sendiri. Dan dia juga masih sekolah.. Ucap Erik.
"Mana mungkin Rik...dari mana dia mendapatkan uang untuk membeli atau menyewa Apartemen..kita tahu kan kalau Apartemen di sana sangatlah mahal ..." ucap Leo.
"Aku juga bingung kak.. Tapi kenyataannya memang seperti itu. tapi kau tahu kenapa dia pergi kekantor polisi kak...?" kata Erik lagi.
"Benar... memang ada apa dia pergi ke sana. Jangan bilang dia melakukan kejahatan, atau dia melaporkan seseorang.." ucap Leo cemas.
"Tidak kedua- duanya kak...kata temanku.Dia kesana sebagai saksi. Dia menolong seseorang dari kejahatan para Preman . Dia menolong seorang remaja yang di keroyok dan hampir di bunuh oleh lima Preman . Untunglah Kirana bisa menyelamatkan anak itu. Dan kau tahu siapa anak yang dia tolong..! Ucap erik lagi.
"Memang Siapa Rik..?" tanya Leo.
"Salah satu cucu keluarga Bastian...Bos pemilik Rumah sakit tempat kau kerja..." ucap Erik dengan wajah bangga .
"Rik...kau tidak salah informasi kan...?" kata Leo.
"Tentu saja tidak Kak... Aku sudah menyelidiki dengan benar. dan aku juga melihat CCTV kejadian perkara. dan aku tak percaya kalau adikku sangat keren sekali. Dia mengalahkan lima penjahat besar dalam waktu singkat . Kau pasti todak akan percaya. Tapi aku melihat rekamannya. Dan itu memang dia kak...aku terkadang heran, Dia itu Kirana Yang dulu atau bukan. dia sangat beda kak... dia benar- benar berbeda dengan Kirana yang kita kenal dulu..." ucap Erik dengan binar kebanggaan di matanya.
Terlihat Leo terdiam menatap sang adik tak percaya.
"Rik...apakah kita akan menemui dia...? bolehkah...?" ucap Leo setelah diam sesaat.
"Jangan kak...kita dekati dia secara perlahan. kita harus memenangkan kembali kasih sayang dia pada kita. Dulu dia yang mencari perhatian kita. kini kitalah yang harus mendapatkan kembali cinta dia yang telah hilang itu..." tekad Frederik Kakak ketiga Kirana. Dan Leo pun harus menyetujui usulan sang adik.
maaf udahan dulu ya...aku lanjut episode selanjutnya. Jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu.
Bersambung.
semangat kk💪💪💪