Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Baby pikir dengan bekerja di perusahaan milik Agam membuat dirinya bisa lebih dekat dengan pria itu, tapi kenyataan yang ia terima justru sebaliknya. Pekerjaan pertama yang dikerjakannya itu justru membuat dirinya berada jauh dari Agam, karena sejak pagi Baby diberi tugas untuk terjun langsung kelapangan menemui beberapa klien yang ingin bekerjasama dengan perusahaan Dimitri. Corp. Hingga membuatnya tidak bisa melihat wajah tampan sepupunya, dan hanya bisa puas menatap wajah Jonathan yang datar dan kaku, seperti kanebo kering.
Dan setelah seharian berada di luar kantor bersama dengan Jonathan, Baby pun kembali ke perusahaan milik Agam dengan harapan bisa berduaan bersama pria tampan itu. Namun harapannya itu lenyap dengan seketika saat dirinya melihat sosok Cindy berada di ruang kerja Agam, dan yang lebih sialnya lagi ia diminta oleh Cindy untuk menemani mereka mencari gaun yang akan dikenakan oleh Cindy di hari pertunangannya.
"Bagaimana A apa gaun ini cocok untukku?" tanya Cindy dengan tersenyum.
"Ya." jawab Agam dengan singkat, menatap pada Cindy yang saat ini tengah berdiri di hadapannya dengan gaun indah yang membalut tubuhnya.
"Baby menurutmu bagaimana?" tanya Cindy pada sepupu calon suaminya.
"Gaun itu sangat cocok untukmu." Jawab Baby dengan jujur, karena wanita itu memang terlihat sangat cantik dan sexy mengenakan gaun panjang dengan belahan di sisi kanannya.
"Baiklah aku ambil gaun yang ini." Cindy kembali keruang ganti pakaian dengan senyum dibibirnya, karena sudah menemukan gaun yang cocok untuk dikenakannya saat acara pertunangan nanti.
"Kau kenapa?" tanya Agam, saat sudut matanya menangkap raut tidak nyaman di wajah Baby.
"Tidak, aku tidak apa-apa." Baby menatap stiletto yang dikenakannya.
Agam menghela napasnya dan berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Baby, namun usahanya itu tidak berhasil saat ia mendengar Baby meringis kesakitan sambil memijat kakinya. Dan tanpa berpikir panjang Agam berlutut dihadapan gadis itu, lalu meraih kaki jenjang tersebut dan diletakkan di atas pahanya.
"A apa yang kau lakukan?" pekik Baby saat sepupunya berlutut dan melepaskan stiletto yang dikenakannya.
"Kenapa bisa lecet seperti ini?" Agam menatap kaki Baby yang mengelupas di jari kelingking dan jempol serta tumit belakang. "Apakah sakit?" Agam mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Baby.
"Bukan kaki ku yang sakit, tapi hatiku yang sakit karena di tolak olehmu." Baby menunjuk dadanya.
"Ck kau itu." Agam menghempaskan kaki Baby dengan kasar lalu kembali duduk di atas sofa.
"A sakit tahu!" protes Baby saat kakinya itu dihempaskan begitu saja oleh Agam. "Dasar sepupu laknat! Kaki ku yang sakit jadi tambah sakit, untung saja aku mencintainya kalau tidak sudah aku balas perbuatannya itu." Gerutu Baby dalam hati.
"Kalau sakit pulanglah! Jonathan yang akan mengantarmu." Ucap Agam tanpa menatap Baby yang duduk di sebelahnya, ia lebih memilih menatap layar ponselnya dari pada menatap wajah Baby yang selalu membuatnya kesal.
"Tidak perlu! Kaki ku sudah tidak sakit lagi." Sahut Baby dengan cepat dan segera mengenakan kembali sepatunya, karena ia tidak mau pulang dan melewatkan kebersamaannya dengan Agam yang sudah tertunda sejak pagi. "A apa boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tidak boleh." Sahut Agam dengan dingin.
"A apa benar kalian itu dijodohkan?" tanya Baby tanpa peduli larangan dari sepupunya itu.
Agam hanya diam tidak menjawab pertanyaan Baby. "Untuk apa tadi dia bertanya boleh atau tidak? Jika jawaban yang aku berikan tidak dia dengar!" gumam Agam dalam hati.
tapi sekarang, aku punya suami yang endut /Shhh/
lain kali suruh pake sabuk, Mom
sllu keren karya mom and sllu suka akan alur cerita nya..