NovelToon NovelToon
REINKARNASI

REINKARNASI

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora79

Damarius Argus Eugene (22 tahun), seorang Ilmuwan Jenius asli Roma-Italia pada tahun 2030, meledak bersama Laboratorium pribadinya, pada saat mengembangkan sebuah 'Bom Nano' yang berkekuatan dasyat untuk sebuah organisasi rahasia di sana.

Bukannya kembali pada Sang Pencipta, jiwanya malah berkelana ke masa tahun 317 sebelum masehi dan masuk ke dalam tubuh seorang prajurit Roma yang terlihat lemah dan namanya sama dengannya. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah sistem bernama "The Kill System", yang mana untuk mendapatkan poin agar bisa ditukarkan dengan uang nyata, dia harus....MEMBUNUH!

Bagaimanakah nasib Damarius di dalam kisah ini?

Apakah dia akan berhasil memenangkan peperangan bersama prajurit di jaman itu?

Ikuti kisahnya hanya di NT....

FYI:

Cerita ini hanyalah imajinasi Author.... Jangan dibully yak...😀✌

LIKE-KOMEN-GIFT-RATE

Jika berkenan... Dan JANGAN memberikan RATE BURUK, oke? Terima kasih...🙏🤗🌺

🌺 Aurora79 🌺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

R.K.N-11 : RUMAH DIATAS TEBING!

...----------------...

Selama mereka berada di tempat pertanian, cuacanya terasa sangat lembut. Seperti musim dingin hijau yang melintas pergi dengan janji musim semi.

Akan tetapi, begitu mereka berada di dalam perjalanan...musim dingin kembali menyerang di sertai salju pada sayap-sayapnya.

Itu artinya, perjalanan mereka akan sangat berat. Masih ada dua jam cahaya yang tersisa, sebelum matahari benar-benar tenggelam di dalam gelapnya malam.

Damarius dan Gildas berganti kuda di daerah Limanis dan memulai tahap akhir dari perjalanan mereka.

TUK!

TUK!

TUK!

Perjalanan itu melewati pinggiran hutan Anderida, dan mereka berkuda dengan telinga dipenuhi oleh raungan angin yang berdesing seperti suara ombak di tengah lautan.

WUUUR!

WUUUR!

WUUUR!

Kepala mereka menunduk untuk menghindari hujan salju yang menyerang.

Beberapa kilometer kemudian, jalanan itu menukik tajam ke sebuah sungai dangkal yang rata dengan gubuk-gubuk para pandai besi kecil di sampingnya.

CRAAK!

CRAAK!

CRAAK!

Kilauan merah api tempa seakan-akan meneriakkan warna merah membara dan kehangatan diantara warna kelabu hutan yang dihempas badai.

Diantara salju yang berjatuhan, mereka bisa melihat sekelompok kecil pasukan berkuda yang sedang turun dari kudanya masing-masing di depan sebuah gubuk tempa itu.

Gildas tiba-tiba berkata dengan sedikit keras kepada Damarius.

"Sepertinya ada seekor kuda yang kehilangan sepatunya di sana! Oh, tidak.... Demi Zeus! Itu adalah Kaisar Carausius!" seru Gildas antusias.

Itu memang Kaisar Carausius!

Dia sedang duduk dengan tenang di sebatang pohon yang tumbang di pinggir jalan. Dengan butiran salju yang menempel pada janggut serta jambul bulu elang yang ada pada helmnya.

Sekelompok kecil pengawal berdiri di dekatnya sambil memegangi kuda mereka masing-masing.

Sementara Thunder, seekor kuda jantan kelabu-kecokelatan besar milik Kaisar Carausius, meneteskan air liurnya ke pundak seorang pandai besi yang sedang memegangi salah satu kaki bulat besar kuda itu, diantara sepasang lututnya yang dilapisi oleh celemek dari kulit.

SREET!

Kaisar mendongakkan kepalanya, ketika dua orang pemuda itu menarik tali kekang kudanya. Lalu Kaisar menaikkan sepasang alis tebalnya yang berada di pinggiran helmnya.

"Ah, Senturion Gildas dan Ahli Medis Junior kita ternyata! Apa yang membuat kalian berkuda di musim dingin ini?" tanya Kaisar Carausius datar.

HAP!

Gildas langsung melompat turun dari kudanya, dan menyelipkan satu tangannya diantara tali kekang.

Lalu dia menunduk dengan satu tangan di depan d4d4 kirinya.

"Hormat, Kaisar! Kami sedang dalam perjalanan kembali ke Barak dari cuti kami. Apakah ada yang bisa kami bantu, Yang Mulia?" ujar Gildas sambil menunduk hormat.

"Tidak ada, terima kasih! Thunder kehilangan sepatunya, seperti yang sudah kalian lihat... Dan Gorban sudah selesai menangani masalah itu drngan baik!" jawab Kaisar Carausius.

WUUSSHH!

SYUUUH!

Hembusan salju yang kencang menampar wajah mereka, membuat mereka menggigil dibalik jubah yang mereka kenakan.

Seorang Dekurion ( Komandan Pasukan Berkuda ) yang memimpin pasukan pengawal itu berkata dengan nada penuh permohonan kepada Kaisar.

"Yang Mulia, apakah Anda bersedia membawa salah satu kuda bawahan saya dan melanjutkan perjalanan? Bawahan saya akan membawa Thunder untuk menyusul kita..." ujar Dekurion tersebut.

Kaisar Carausius malah duduk dengan nyaman di atas batang pohon tersebut, lalu dia menarik lipatan-lipatan bahu jubahnya untuk menutupi telinganya.

"Hanya sedikit hujan salju, tidak akan menciutkanku!" jawab Kaisar Carausius datar.

Lalu Kaisar Carausius melirik dengan tatapan tidak senang ke arah Dekurion itu.

"Cih! Mungkin bukan kesehatanku yang kamu khawatirkan, tapi kesehatan para bawahanmu! Atau...mungkin...kesehatan dirimu sendiri!" ujar Kaisar Carausius dengan nada sinis.

"I...itu...tidak benar, Yang Mulia!" jawab Dekurion itu tergagap.

"Cih!"

Kaisar Carausius mengabaikan penyangkalan tergagap lelaki malang itu atas tuduhannya. Sang Kaisar mengalihkan tatapannya kembali kepada kedua saudara tadi.

"Apakah kalian harus tiba di Rutupiae malam ini?" tanya Kaisar kepada dua saudara itu.

"Tidak, Yang Mulia! Kami mencadangkan ekstra satu hari, tapi kami belum memerlukannya!" jawab Gildas lugas.

Kaisar Carausius mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Ah, ekstra satu hari untuk perjalanan musim dingin....itu adalah tindakan yang sangat bijak! Dan perjalanan musim dingin kali ini, adalah sebuah perjalanan terburuk dari musim dingin sebelumnya!" ujar Kaisar Carausius tenang.

Kaisar Carausius terdiam sejenak, lalu dia menganggukkan kepalanya seakan dia menyetujui dirinya sendiri.

"Pasti aku akan dianggap sangat keji, jika menyeret sepuluh lelaki dalam perjalanan berkuda sepanjang enam belas kilometer yang tidak penting dalam cuaca ekstrim seperti ini...." ujar Kaisar Carausius pelan.

"DEKURION...! Dengar perintahku...! Kamu boleh menaiki kudamu dan membawa serta semua bawahanmu kembali ke Limanis! Aku akan tetap di sini dengan tenang, sampai Thunder kembali bersepatu. Lalu aku akan berkuda bersama dua perwira Rutupiae-ku ini. Hanya mereka berdualah pengawal yang aku butuhkan!" titah Kaisar Carausius dengan suara tegas.

Mereka berdua sangat terkejut mendengar titah Kaisar Carausius. Sedangkan Dekurion itu berdiri dengan wajah tegang.

"A...Anda...Anda mengusir pengawal Anda sendiri, Kaisar?" tanya Dekurion itu tergagap tidak percaya.

"Benar! Aku mengusir para pengawalku..." jawab Kaisar Carausius tegas.

Dekurion itu terlihat bimbang, lalu dia menelan salivanya dengan gugup.

"Ta...tapi, Yang Mulia...."

"Selamat tinggal, Dekurion...!" ujar Kaisar Carausius datar.

Nada lembut tapi tegas dari Kaisar Carausius, membuat Dekurion itu seakan terpicu untuk langsung memberi hormat.

TAP!

"KALIAN DENGAR TITAH KAISAR?! LAKSANAKAN!" seru Dekurion itu dengan suara tegas.

Lalu pasukan pengawal itu segera menaiki kuda mereka masing-masing, dan langsung pergi dari tempat itu dengan suara derapan yang sangat keras.

DRAP!

DRAP!

DRAP!

Setelah kepergian mereka, Kaisar berpaling kembali kepada dua orang pemuda yang masih berdiri sambil memegang erat tunggangan mereka.

"Sepertinya aku lupa menanyakan, apakah kalian bersedia menemaniku?" tanya Kaisar Carausius dengan nada memohon.

Bibir Gildas berkedut karena tertawa.

"Hahahahaha.... Adakah yang bisa menolak untuk diajak berkuda oleh Kaisar?" tanya Gildas setelah tawanya selesai.

"Tidak, seandainya dia bijaksana... Hahahaha!" jawab Kaisar Carausius sambil ikut tertawa.

Lalu Kaisar Carausius berbicara dengan suara parau.

"Kalian dengarkan ini, Rutupiae masih sejauh dua puluh empat kilometer dari sini dan angin semakin kencang. Sedangkan rumahku yang menjadi tujuan kepergianku kali ini, berada di kejauhan delapan kilometer. Setelah kita tiba di rumahku, aku bisa menawari kalian perapian terbuka dan anggur yang lebih baik dari pada anggur manapun, yang mereka simpan di Rutupiae...." ujar Kaisar Carausius pada kedua pemuda itu.

"KAMI SIAP MENGAWAL ANDA, YANG MULIA!" seru tegas Damarius dan Gildas sambil memberikan hormat.

...****************...

1
ReogKhentir
Petualang segera dimulai raih poin yang banyak untuk keperluanmu juga nantinya........
🌺Zaura🌺: Baik Kak... Terima kasih masukannya...😊🙏🍻
ReogKhentir: Ya pembantaian nya dibuat secara implisit saja tak usah terlalu mendetail sekali kalau takut dengan kekejaman serta sadisme
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Arlingga Panega°°🕊️꧂
semangat,,, 💪💪💪
🌺Zaura🌺: Terima kasih Kak Ega supportnya...😘😘😘

#Sambil bungkusin cireng mbledos 😁
total 1 replies
Ana Jus
asik ada yang baru
🌺Zaura🌺: Hay Kak Ana... Terima kasih selaku support karya-karya aku....🙏😊😘❤
total 1 replies
Jihan Hwang
hai aku mampir...salam kenal
mampir juga ya dikarya aku jika berkenan/Smile//Pray/
🌺Zaura🌺: Okeee... meluncuuurrr....😁😁😁
Jihan Hwang: ayok😆🤗
total 3 replies
꧁LC*¹³🌸Siska Nazriel°°🕊️꧂
semangat bestiee.. aku baca q dulu.. mau kerja.. nnti lanjut lagi
🌺Zaura🌺: Thank you supportnya bestieee...🙏😘. Selamat bekerja, semoga harimu penuh dengan keberkahan...Aamiin Yaa Rabb...❤
total 1 replies
ReogKhentir
Kelihatannya menarik kesahnya coba memantau serta menyimak dahulu disini........... lanjutkan tetap semangat untuk berkarya semoga sukses selalu
🌺Zaura🌺: Terima kasih supportnya kak...😊🤗🌺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!