Eca Permatasari janda ditinggal mati yang harus berjuang untuk meneruskan hidup tanpa suami tercinta.
Dikenalkan dengan Eldhin, pria muda yang mengalami nasib serupa ditinggal pasangan nya.
Namun Eldhin ditinggal karena kekasih nya menikah, membuat sifatnya menjadi dingin karena frustasi yang dia rasakan.
Disaat Eca sudah mencintai Eldhin, ada sebuah kejutan besar yang terjadi di kehidupan pernikahan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pesta.
Keriuhan terjadi di dalam ruangan, saat pesta dimulai meriah, Eca dengan Ayunda pecicilan saling mencubit satu sama lain.
Sebab Ayunda latah menggoda kedekatan Eca dengan Eldhin yang semakin hari semakin dekat saja.
Bu Idah dengan Bu Siti hanya tertawa kecil sampai akhirnya mereka membahas tentang hubungan cucu-cucu nya.
"Seperti nya lancar ya" Kata Bu Siti.
"Iya Bu, lagi pula cucu ibu kan gak menolak rencana kita buat kan?" Kata Bu Idah.
"Kedua orang tua Eldhin sedang berada di sumatera, pulang nanti tahun baru, saya melakukan cara apapun untuk Eldhin kembali tersenyum" Curhat Bu Siti.
"Iya Bu, semoga Eca bisa mengembalikan senyuman Eldhin ya, melepas masa-masa trauma nya di masa lalu" Kata Bu Idah.
"Iya, tapi menurut saya sekarang sudah ada gambaran nyata nya, setau saya Eldhin paling cuek untuk membantu orang lain, apa lagi membantu seorang wanita, tapi dia sekarang sangat peduli sekali dengan cucu anda bu" Kata Bu Siti.
"Iya iya, semoga aja mereka konsisten sampai akhir ya Bu" Jawab Bu Idah.
Disaat yang lain tengah heboh, Eldhin masih menatap bintang-bintang, minuman mewah dan enak berjejer dalam rumah, tapi yang dia bawa keluar rumah hanyalah segelas kopi hitam yang menemani waktu bersantai nya.
Peretas yang berhasil Eldhin ringkus telah sepenuhnya diurus oleh pengacara Eca.
Eldhin bersyukur dapat membantu orang lagi setelah hampir lima tahun dia tenggelam di dalam keputusasaan pasca ditinggal nikah oleh Aulia. Sayangnya sifat dingin nya kini masih saja berjodoh dengan jiwa nya.
Eca yang sudah capek bermain-main dengan Ayunda dia menghampiri Eldhin, dengan nafas terengah dan rambut acak-acakan, membuat Eldhin hampir tertawa.
"Sorry tadi mendadak saya tinggal, habis jahilin sepupu tadi" Kata Eca kembali duduk disamping Eldhin. Namun Eldhin bangkit dari tempat itu, karena waktu sudah semakin larut malam. karyawan dan Nenek eldhin juga sudah mulai berpamitan pulang.
Eldhin menoleh saat dirinya dipanggil oleh Bu Siti. "Ayo pulang din, besok lagi ketemuan sama Eca nya" Teriaknya.
Eldhin mulai melangkah meninggalkan Eca yang masih terpaku dengan sifat dingin nya. Makin lama Eca makin menyadari kalau Eldhin mempunyai wajah yang sangat tampan
Dia menggeleng kepala cepat, dan mengekor di belakang Eldhin. Tak lama, Eldhin dan Bu Siti berpamitan.
"Tunggu" Cegah Eca saat Eldhin mulai berbalik badan ingin melangkah ke mobil nya.
"Iya Ca?" Jawab Eldhin singkat. Eca langsung memberikan hadiah untuk Eldhin sebagai rasa terima kasih, sebab pria itu menolak untuk diberi uang jutaan rupiah. Karena harga diri lebih berarti di banding uang.
"Hadiah untuk kamu, dibuka nya nanti aja pas kamu dirumah, okey!... Tenang aja, dalam nya bukan barang mewah" Kata Eca dengan sopan sambil tersenyum penuh arti.
"Oke" Jawab singkat Eldhin, baru saja Eca memerintahkan itu, dia malah latah menyobek paper bag yang sudah disegel oleh stapler ceklekan.
"Hihh... dibilang dibuka nya nanti." Protes Eca.
"Oh iya" Kata Eldhin, sekaligus menutup obrolan singkat sebelum Eldhin pulang ke rumah.
Hanya butuh waktu lima belas menit, Mobil yang dikemudikan Eldhin telah sampai di rumah nya.
Nenek nya langsung pergi ke kamar, hal itu dilakukan juga oleh Eldhin.
Eldhin membuka kemeja beserta pakaian lainnya saat sudah di kamar, Dia rebahan sejenak sambil menatap langit kamar. Lalu menoleh ke arah paper bag, dan langsung bangkit dari rebahan singkat nya.
Eldhin membuka isi hadiah yang sudah di berikan Eca. Dia menatap jam tangan yang sudah pecah, namun jam itu masih berjalan.
Eldhin juga melihat secarik kertas yang ada di dalam nya. Dia langsung mengambilnya lalu menaikkan satu alis, ketika melihat tulisan tangan yang sudah di tulis oleh Eca. "Tulisan nya jelek banget" Gumam nya.
Jam ini sepeninggalan suami aku beberapa tahun yang lalu, maaf kacanya pecah karena terbentur body pesawat terbang, aku sengaja menyimpan jam itu, sampai ada orang yang benar-benar bisa menggantikan peran suami aku yang telah tiada
"Apa mereka salah satu korban selamat pesawat jatuh di pulau itu?" Batin Eldhin sambil bertanya-tanya, dia ada niatan untuk bertanya kepada Eca, hanya saja dia paling malas buka whatsapp. Ponsel nya juga lagi di charger, Eldhin memilih untuk bermain game sekaligus live streaming di kanal youtube nya.
**
Hari sudah berganti pagi, Eldhin bahkan masih belum bangun, karena live streaming sampai jam 03.30 dini hari.
Eldhin masih terdampar di alam mimpi, sedangkan pintu kamar sudah diketuk beberapa kali oleh nenek nya.
"Astaghfirullah Eldhin, kamu sudah jam dua belas siang masih belum bangun sih nak?"
Tok.. Tok...
Eldhin mengerjap mata beberapa kali, hanya untuk menyesuaikan pandangan cahaya matanya. Setelah benar-benar normal, Eldhin langsung bangkit setelah dia mendengar ucapan dari Bu Siti.
"Iya nek maaf" Kata Eldhin singkat, dia langsung membuka pintu kamar nya.
"Itu ada Eca dibawah" Kata Bu Siti.
Eldhin menaikan satu alis "Bilangin tunggu sebentar nek" Katanya, lalu dia balik kamar untuk membersihkan tubuhnya agar tidak mengeluarkan aroma yang tidak enak dicium.
Butuh waktu lima belas menit Eldhin membersihkan seluruh tubuhnya, dia turun dari tangga dan berhenti di anak tangga terakhir sambil menatap Eca dengan tatapan datar yang khas, tanpa senyuman apapun yang terangkat di kedua bibirnya.
"Tuh Eldhin sudah turun, kalau gitu ibu tinggal dulu ya nak" Kata Bu Siti.
"Oh iya nek, makasih ya sudah nemenin Eca disini" Kata Eca dengan senyuman mengembang, lalu kepalanya menoleh ke arah Eldhin "Hay.." Sapa nya dengan gugup.
Eldhin tersenyum singkat, sebelum akhirnya dia melanjutkan langkah kakinya untuk menghampiri Eca.
"Maaf ya datang lagi ke rumah, aku ga bakal culik kamu kok" Kata Eca.
"Iya" Jawab singkat pria itu, setelah menjawab hening tak obrolan, Eca malah salah tingkah sendiri sambil celingukan, sedangkan Eldhin sendiri memiringkan kepala dengan alis terangkat satu.
"Kenapa?" Tanya Eldhin memecah keheningan.
"Humm.. Nonton bioskop yuk" Jawab Eca sekaligus mengajak kencan.
"Kencan?" Kata Eldhin dengan singkat.
Eca mengangguk kepala, lalu memberi kode kedipan alis gemas nya.
Eldhin yang dari tadi mempertahankan wajah dingin nya, akhir nya harus merelakan kewibawaan nya runtuh, dia tersenyum lebar setelah tak kuasa melihat pesona Eca dengan gaya rambut baru nya yang dia potong sebahu.
"Jujur, kamu cantik malam ini" Kata Eldhin.
Blush!!
Lagi-lagi Eldhin mampu merubah wajah Eca menjadi merah merona seperti kepiting rebus.
"I-iya kamu juga ganteng banget hari ini" Kata Eca sambil menunduk kepala.
Reaksi Eldhin tidak seperti Eca, dia hanya menatap datar seperti biasanya.