NovelToon NovelToon
Obsesi Sang CEO

Obsesi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: QurratiAini

Firda Humaira dijual oleh pamannya yang kejam kepada seorang pria kaya raya demi mendapatkan uang.

Firda mengira dia hanya akan dijadikan pemuas nafsu. Namun, ternyata pria itu justru menikahinya. Sejak saat itu seluruh aspek hidupnya berada di bawah kendali pria itu. Dia terkekang di rumah megah itu seperti seekor burung yang terkurung di sangkar emas.

Suaminya memang tidak pernah menyiksa fisiknya. Namun, di balik itu suaminya selalu membuat batinnya tertekan karena rasa tak berdaya menghadapi suaminya yang memiliki kekuasaan penuh atas hubungan ini.

Saat dia ingin menyerah, sepasang bayi kembar justru hadir dalam perutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QurratiAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lima belas

Hanya untuk memastikan bahwa telinga Abraham masih berfungsi dengan baik.

“Sejak... sejak kemarin malam, Tuan,” jawab Firda gemetar hingga tergagap sebab dititah untuk mengulangi pengakuannya.

Wajah Abraham seketika langsung berubah gelap, amarahnya sudah tak dapat lagi terbendung. Dia menunduk, menatap kepala pelayannya yang saat ini sedang berlutut kepadanya dengan tatapan tajam dan nyalang. “Bagaimana bisa kamu membiarkan gadisku kelaparan di mansionku, Ella? Apa aku harus mengawasi semuanya sendiri?”

Ella menunduk dalam-dalam, tubuhnya gemetar hebat tanpa bisa dirinya kendalikan. Wajahnya kian pias penuh penyesalan. “S-Saya minta maaf, Tuan. Nona Firda berada di kamarnya sepanjang hari tanpa keluar, j-jadi saya pikir beliau sedang beristirahat. Saya tidak berani mengganggunya, Tuan. Ah ... Ini semua memang salah saya, Tuan. Saya mengaku salah ... Saya yang tidak peka di hari pertama Nona Firda berada di mansion ini. S-Saya berjanji, Tuan, akan memastikan hal ini tidak akan pernah terjadi lagi.”

Ella menjelaskan dengan tubuh gemetaran. Kedua tangannya saling mengatup, memohon maaf kepada Tuannya itu.

Abraham menyaksikan semuanya tanpa setitik pun berbelas kasihan kepada wanita paruh baya itu. Dia justru ... amat sangat murka sekarang.

"Maafmu tidak berguna, Ella," ucap Abraham dengan nada rendah. Namun, nada rendah yang keluar dari bibirnya terdengar bak alunan kematian oleh para pelayan dan pengawalnya yang telah mengetahui dengan pasti bagaimana kejamnya watak Abraham yang sesungguhnya.

"Gadisku sudah terlanjur merasakan sakit harus menahan lapar dari malam bertemu malam. Maafmu tidak bisa menghilangkan fakta yang sudah terjadi itu."

Jemari Abraham terangkat, memanggil salah seorang pengawal laki-laki bertubuh kekar berseragam hitam yang saat ini berada di barisan para pengawal mansion ini agar pria itu mendekat kepadanya. "Kemari," titah Abraham.

Pengawal yang ditunjuk dan baru saja mendapatkan perintah itu segera mengambil langkah lebar, mendekati Abraham dengan cepat mematuhi perintah pria itu.

"Saya, Tuan," sahutnya setelah berdiri di dekat sang pemilik mansion ini.

Abraham kembali memandang kepala pelayannya dengan tatapan rendah. "Sepertinya kamu jadi teledor dan tak paham tanggung jawabmu karena aku tidak pernah menghukummu, ya, Ella. Jangan kira karena kamu telah mengabdi di sini selama puluhan tahun, aku jadi tidak bisa melakukannya padamu."

Abraham mengedarkan pandangan ke seluruh pelayan dan pengawalnya yang kini berbaris sambil menunduk. "Siapkan kepadaku satu pelayan yang lebih kompeten daripada dia," ujarnya sembari menunjuk ke arah Ella. "Untuk menggantikan posisinya menjadi kepala pelayan di mansionku ini."

"Baik, Tuan," jawab mereka serentak.

Abraham pun mengangguk puas. Kini sorot mata tajamnya kembali beralih ke arah salah seorang pengawal yang tadi dirinya panggil. "Kamu, ... Eksekusi Ella setelah ini. Patahkan tangan dan kakinya supaya dia belajar hari ini," titahnya begitu kejam.

"Akan saya laksanakan, Tuan," jawab pengawal tersebut dengan patuh.

Pupil mata Firda sontak langsung lebar Indra pendengarannya mendengar dengan begitu jelas perintah kejam Tuan Abraham barusan. Ketakutan langsung menguasai seluruh jiwanya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah karena mendadak merasakan kerongkongannya tiba-tiba mengering.

Rasanya... Ketakutan yang Firda miliki kepada sosok Abraham kian meningkat dari waktu ke waktu setelah mengenal lebih dekat pria itu. Akankah seperti ini pula nasib Firda di masa depan jika dirinya tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan membuat pria itu marah?

Hanya dengan membayangkannya saja... Sekujur tubuh Firda merinding ketakutan. Dia menunduk, menatap jari-jemarinya sendiri yang gemetar tanpa bisa dirinya kendalikan. Selama ini... Meskipun Firda kerap mendapati kekerasan fisik di rumah paman dan bibinya, tapi mereka 'mungkin' masih punya hati sehingga tidak pernah membuat tangan ataupun kakinya patah.

Ternyata tinggal di sini tidaklah lebih baik. Dirinya akan tetap berakhir hidup dalam cengkraman neraka.

"Ikut aku!" Suara tegas dan lantang itu mengagetkan lamunan Firda. Kini tampak jelas pengawal yang mendapat perintah Tuan Abraham tadi langsung menyentak tubuh Ella dengan kasar, lalu menyeretnya secara paksa.

Firda terlalu larut dalam pemikirannya membayangkan nasibnya sendiri, sampai lupa terhadap nasib buruk yang mendera Ella, dan itu terjadi begitu nyata tepat di depan matanya. Firda merasa... Menjadi orang paling jahat jika tidak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Ella dari eksekusi itu.

Kini Firda berdiri dengan gelisah memikirkan nasib wanita paruh baya itu yang telah begitu baik kepadanya.

Sementara itu, Abraham tak sedikit pun merasa bersalah. Baginya, Ella memang pantas mendapatkan hukuman itu. Sorot mata tajam Abraham kini beralih menatap dingin ke arah para pelayannya, segera memberi perintah kepada mereka semua. “Siapkan makan malam yang layak untukku dan gadisku sekarang juga. Cepat!” perintahnya sambil mendesak tak sabaran.

Sontak saja hal itu langsung membuat para pelayan membubarkan barisan dan berlari tergopoh-gopoh masuk ke dalam mansion menuju dapur. Tuan Abraham memerintahkan mereka untuk menyiapkan makan malam dengan cepat.

Jika mereka terlambat, dapat dipastikan mereka semua akan berakhir dengan nasib yang sama seperti Ella, si mantan kepala pelayan yang baru saja dipecat oleh sang pemilik mansion ini.

Tiba-tiba Abraham merasakan sentuhan pada ujung jas yang saat ini dirinya kenakan. Lekas dia menoleh ke arah pelaku, dan menemukan gadisnya sedang mendongakkan kepala guna bisa menatap ke arah dirinya. Sebelah alis Abraham sontak terangkat, menanti apa yang diinginkan oleh gadis itu.

"T-Tuan, aku mohon...." Belum selesai Firda berucap, tiba-tiba napasnya terasa tercekat di tenggorokan dan lidahnya pun mendadak menjadi kelu sulit untuk digerakkan.

Mata bertemu mata dengan Tuan Abraham membuat keberanian yang sebelumnya telah Firda kumpulkan, kini seketika menjadi hilang tak tersisa entah ke mana. Firda tak sanggup mempertahankan kontak mata dengan pria itu hingga ia lebih dulu memutusnya. Kini dia hanya mampu merunduk, menatap jari-jemarinya yang tidak bisa berhenti gemetaran.

Bahkan ia sampai harus meremas kencang ujung jas yang saat ini dikenakan oleh Tuan Abraham hanya untuk menutupi gemetar pada jari-jemari kurusnya itu.

Abraham tentu melihat dengan jelas bagaimana reaksi panik dan takutnya Firda saat ini. Bukan hanya dari ekspresi wajah gadis itu, tetapi juga dari reaksi tubuhnya. Bagaimana jemarinya yang gemetaran saat ini tengah meremas kencang ujung jas yang Abraham kenakan. Napasnya yang memburu dengan begitu berat hingga membuat dada gadis itu kembang kempis seiring dengan deru napasnya yang sangat cepat dan tak terkendali.

Sebagai pria konglomerat dan merupakan pewaris keluarga Handoko, keluarga terkaya di negeri ini, Abraham tentu sudah sangat biasa menyaksikan hal ini. Bagaimana orang-orang di luaran sana ketakutan saat tengah berhadapan dengannya. Namun, ... kali ini rasanya jauh berbeda. Jika biasanya Abraham mampu mengabaikan tatapan penuh ketakutan dari semua orang, tapi kali ini Abraham mengaku merasa terganggu dengan reaksi berlebihan dari Firda.

1
Heulwen
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Qurrati Aini: ditunggu yaaa, author bakal update setiap jam 10 malam, okeyy.
total 1 replies
Azure
Author-im, kalau tidak update cepat, reader-im bakal pingsan menanti T.T
Qurrati Aini: duh di tunggu ajaa ya hehe, author bakal update setiapp jam 22:00 WIB yaa.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!