Ketika mimpi berubah menjadi petunjuk samar, Sophia mulai merasakan keanehan yang mengintai dalam kehidupannya. Dengan rahasia kelam yang perlahan terkuak, ia terjerat dalam pusaran kejadian-kejadian mengerikan.
Namun, di balik setiap kejaran dan bayang-bayang gelap, tersimpan rahasia yang lebih dalam dari sekadar mimpi buruk—sebuah misteri yang akan mengubah hidupnya selamanya. Bisakah ia mengungkap arti dari semua ini? Atau, akankah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengejarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veluna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maya POV
Aku memandangi ponselku dengan ragu. Begitu telepon masuk dari Ari, aku tahu ada sesuatu yang penting. Suaranya terdengar terburu-buru, cemas. "Maya, lo bisa temenin Sophia nggak? Gue nggak bisa, karena gue pulang kampung, nenek gue meninggal, dan di sana nggak ada sinyal. Semalem gue mimpi buruk tentang Sophia, makanya tolong jagain dia, ya," kata Ari dengan suara yang sedikit gemetar.
Aku bisa merasakan kegelisahan dalam suaranya, dan entah kenapa, perasaan yang sama mulai merambat ke tubuhku. Aku tidak ingin menunda. "Oke, nanti gue ke rumahnya," jawabku, meskipun hati ini tidak bisa sepenuhnya tenang. Sejak terakhir kali aku bertemu Nadira, rasanya sudah lama sekali. Aku juga memutuskan untuk mengembalikan novel yang aku pinjam darinya.
Aku bergegas bersiap dan keluar menuju rumah sophia. Namun, sepanjang perjalanan, pikiranku terus dihantui pesan Ari. Kenapa dia merasa cemas? Kenapa dia sampai bermimpi buruk tentang sophia? Aku berusaha menenangkan diri, berpikir bahwa mungkin ini hanya perasaan berlebihan. Nadira pasti baik-baik saja.
Sesampainya di rumah sophia, aku langsung menuju pintu, tetapi suasana di dalam sangat sunyi. Aku mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada jawaban. Aku merasakan ada yang tidak beres. Seperti ada sesuatu yang hilang, atau bahkan lebih buruk, ada sesuatu yang mengancam. Dengan perasaan cemas yang semakin membesar, aku mencoba masuk. Pintu tidak terkunci. Aku memanggil orang rumah, tetapi tidak ada respons. Aku segera menaiki tangga, menuju kamar Nadira.
Tiba-tiba, sesaat sebelum aku sampai di atas, aku mendengar bisikan. Suara itu begitu jelas, meskipun aku tidak tahu darimana asalnya. "Sophia dalam bahaya..." suara itu berulang-ulang menggaung di telingaku, seolah berasal dari dalam kamarnya. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhku. Ada sesuatu yang sangat salah, dan aku bisa merasakannya. Suara itu seperti datang dari tempat yang sangat dekat, namun tak terlihat.
Perasaan cemas berubah menjadi ketakutan yang tak bisa aku kendalikan. Aku mengetuk pintu kamar sophia dengan terburu-buru. "sophia, kamu ada di dalam?" aku memanggilnya dengan suara yang hampir tak terdengar. Kegelisahan membuatku hampir tidak bisa mengontrol diriku.
Tiba-tiba, aku mendengar dering ponsel sophia dari dalam kamar. Suara percakapan antara sophia dan Ari terdengar jelas. Ari... dia sedang berbicara dengan sophia? Tapi bagaimana bisa? Ari kan sedang di kampung. Apa yang sedang terjadi? Aku merasa kebingunganku semakin dalam. Ada sesuatu yang aneh dan tidak bisa aku jelaskan.
Aku terus mengetuk pintu, kali ini berteriak, "sophia, buka pintunya! Apa yang terjadi di dalam sana?" Tapi yang terdengar hanya suara percakapan antara Ari dan sophia, yang semakin membuatku bingung. Aku mulai panik. Semua perasaan ini bercampur aduk, dan aku tidak tahu harus berbuat apa.
Dengan napas yang sesak, aku terus mencoba meyakinkan sophia untuk membuka pintu, tetapi tidak ada jawaban. Setiap detik yang berlalu hanya memperburuk rasa takutku. Akhirnya, setelah beberapa kali mencoba, aku memberanikan diri untuk mendobrak pintu. Begitu pintu terbuka, aku langsung melihat Sophia terduduk lemas di lantai, wajahnya pucat pasi. Tanpa ragu, aku berlari mendekat dan memeluknya, meskipun aku tak tahu apa yang sedang terjadi. "Sophia, kamu baik-baik saja?" tanyaku cemas.
Aku berusaha menenangkan diriku sendiri, tetapi kebingunganku semakin besar. Ada sesuatu yang mengerikan yang sedang terjadi, dan aku belum tahu apa itu.
----------
Maya POV and.
mampir juga dikerya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/