Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Derel merasa lega karna semuanya sudah mendengarkan wasiat ibu mereka. Tapi entah kenapa hati kecilnya mengatakan bahwa diantara adik ada yang tidak setuju dengan apa yang ibunya katakan tadi.
Sinta pun merasa apa yang suaminya rasakan. Ada hawa tidak baik dari salah seorang adik suaminya yang mencoba mempengaruhi saudara yang lain. Sinta pun sudah mendengar perkataan ketiga adik iparnya itu.
Hari itu berlalu penuh keheningan. Tidak ada yang saling bicara hanya Mercy,Sinta dan istri Gani yang membahas mengenai acara besok.
"Besok kita masak atau cuma kasih besek kering kaya kemaren lagi ga,Mer?" tanya Sinta.
"Kering aja kali ya,teh. Kalau masak ga ada yang bantuin." bukanya ga ada yang bantuin,Mercy dengan para tetang memang kurang baik hubungannya. Mercy terkenal agak sombong dan pemilih dalam berteman.
Berbeda dengan Sinya,walau tidak terlalu sering pulang tapi ia cukup dikenal baik dan ramah oleh para tetangga sama seperti almarhum mertuanya.
"Teteh mah ngikut aja mana yang terbaiknya aja." ujar Sinta tidak mau berdebat lebih baik ikut saja.
"Teh Mira gimana?" tanya Mercy pada istrinya Gani.
"Ngikut aja." kekehnya.
Mercy dan Mira pergi berbelanja ke agen sementara Sinta bertugas mempersiapkan makanan untuk semuanya. Sinta memang tidak mengeluh tapi wajah lelah tidak bisa berbohong.
"Udah kalau capek istirahat dulu,dek. Nanti di lanjutkan." tegur Derel.
"Iya,bang. Dikit lagi juga kelar." jawab Sinta buru - buru menyelesaikan masakannya.
Hampir mau magrib Mercy dan Mira sampai di rumah. Entah apa yang mereka bicarakan hingga tertawa sebahagia itu.
"Baru pulang?" tegur Derel yang sedang duduk di teras.
"Eh iya bang. " tawa mereka seketika berhenti. Mercy dan Mira saling bersitatap memberi kode.
Derel tidak banyak tanya ia membantu adiknya untuk mengangkat belanjaan menuju kedalam rumah. Sementara Gani hanya cuek tidak ada niat untuk membantu sama sekali.
Sinta yang sudah cukup beristirahat menyuruh kedua putranya untuk bersiap - siap sholat magrib di mesjid bersama papa mereka.
Sepeninggal Derel dan anak - anak,Mercy dan Mira nampak membuka sebuah kotak berisi makanan yang terlihat mengungah selera. Mereka berdua beserta anak dan suaminya nampak asik menyantap makanan yang mereka beli tanpa menawarkan sama sekali pada Sinta yang kebetulan juga duduk tidak jauh dari mereka.
Sinta hanya menahan hati dan kenalin ludah menyaksikan pemandangan di depan mata. Untung anak dan suaminya tidak ada disana.
Tidak lama suami dan anak - anaknya kembali dari mesjid. Sinta langsung membawa mereka menuju meja makan. Ia juga tidak menawarkan ipar - iparnya untuk makan malam bersama.
"Dek panggil yang lain untuk makan bareng." perintah Derel.
"Ga perlu bang,mereka baru saja habis pesta makan makanan enak kok." jawab Sinta ketus.
"Kamu ikutan juga?" tanya Derel.
"Boro - Boro,bang. Di tawarin juga kaga." jawab Sinta mencoba berbesar hati.
"Ya udah kalau gitu,kita makan aja." Derel tersenyum manis pada istrinya. Istrinya memang paling bisa membuatnya nyaman.
Saat tengah asik makan,tiba - tiba Gani dan istrinya menyindir Derel dan Sinta. " Enak ya makan sendiri - sendiri aja,ga ngajakin kita - kita."
"Lah ga kebalik tuh." celetuk Sinta sembari terus menyuap makanannya.
"Maksudnya teteh apa ya?" tanya Mira pura - pura lugu.
Sinta memilih diam dan bersikap seolah - olah tidak ada orang lain di sana kecuali suami dan anak - anaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor