Bagaimana sih seru nya menjadi princes Jihaen Mayleen yang sangat di sayangi oleh empat kakak laki-laki nya yang semua nya adalah pangeran super tampan?
Bagaimana pula kalau pangeran Richard Erling sang pria masalalu Jihaen yang belum selesai malah muncul lagi namun sebagai tunangan Mheyrina sepupu nya Jihaen?
Jihaen cantik,pintar seorang puteri raja pada kenyataan nya kisah cinta nya tak seberuntung kehidupan nya..
Santai dulu gak sih sama novel satu ini
Sebelum merilis novel selanjut nya, kayak nya autor mau santai dulu sama novel yang ringan ini
yuk mampir di novel yang ke-16
Royal Princes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♡ LIA Lestari ♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Royal Princess Chap 16
"mau kemana?" tanya aunty Ozee saat melihat Mheyrina membawa kunci mobil dan menenteng tas di tangan nya
"mau keluar sebentar ma" jawab Mheyrina santai
"kamu tidak bawa pengawal?" tanya aunty Ozee lagi, karena biasa nya Mheyrina sangat manja dan selalu ingin di layani
"hanya sebentar ma, dekat kok" Mheyrina segera keluar dengan terburu-buru jadi aunty Ozee tidak mempermasalahkan nya lagi
Aunty Ozee lebih tertarik untuk melihat-lihat oleh-oleh dari kerajaan Nirven yang ke-semua nya sangat lah memukau mata itu.
"mau kemana sih kak Jihaen" gumam Mheyrina penasaran dari dalam mobil seraya membuntuti mobil yang membawa rombongan Jihaen dan para pengawal nya.
jihaen sibuk dengan ponsel nya jadi ia tidak menyadari kalau ada mobil Mheyrina tak jauh dari mereka.
Para pengawal juga tak ambil pusing, lagi pula ini jalan umum. tentu nya akan ada banyak orang yang memiliki tujuan dan arah yang sama.
Setelah sekitar setengah jam barulah mobil Jihaen sampai di tujuan, dan Mheyrina melihat ke sekitar nya sebelum akhir nya memarkirkan mobil nya juga..
"mau ngapain sih main ke kebun begini,ck" Mheyrina sedikit enggan juga, tapi karena ia sedang kepo mau tak mau ia turun juga
Jihaen agak terkejut saat ia turun bersama pengawal nya, tau-tau Mheyrina ada di sana turun juga dari mobil nya..
"kak Jihaen..aku gak ganggu kakak kan?" Mheyrina segera berlari kecil ke arah Jihaen
"kok kamu ikut kesini?" tanya Jihaen heran
"iya soal nya aku lagi gak ada kerjaan, boleh ya aku ikut kak Jihaen? aku nggak ganggu kan?" cecar Mheyrina dengan senyuman nya yang merekah..
Sudah sampai di sini, akhir nya Jihaen mengangguk singkat. Ya mau gimana lagi..? meski pun Mheyrina kadang agak merepotkan mau tau mau ini tetap lah saudara sepupu nya.
Jihaen melangkah masuk ke gerbang perkebunan yang asri, para pengawal berjaga dengan tenang di sekitar nya. mereka hanya menunggu di luar, hanya ajudan saja yang ikut bersama Jihaen.
"memang nya kak Jihaen mau ngapain sih ke sini?" Mheyrina tak henti-henti nya bertanya dengan penasaran.
"hanya berkunjung ke villa ku saja" jawab Jihaen apa ada nya
Mheyrina berjalan mensejajarkan langkah nya dengan Jihaen. Ia semakin penasaran, mau ke villa yang mana sih sampai Jihaen masuk ke kawasan perkebunan dan pepohonan pinus ini?
"Kak Jihaen punya villa di sini?" mata Mheyrina berbinar membayangkan villa mewah dengan mode terkini, jika pun mode lama sudah pasti ala-ala american style, prancis atau...yah agak-agak victorian gitu lah. Hm...villa dengan tipe lama bergaya vintage juga pasti sangat indah..
"tuan puteri, kita sudah sampai.." kata ajudan tersebut.
Melihat bangunan yang berdiri di depan nya Jihaen tersenyum senang, namun tidak dengan Mheyrina ia sangat kaget villa di depan nya sama sekali tak sesuai ekpektasi nya !?
"pengurus sudah membersihkan nya sejak pagi, silahkan..tuan puteri" ajudan berkata dan mempersilahkan dengan sopan
"ayo masuk.." ajak Jihaen pada Mheyrina
"kak..Jihaen..serius? ini villa?" Mheyrina tampak menghina. Fikir nya villa apaan? ini hanyalah bangunan kayu yang biasa saja dengan dua lantai. Ih..masa iya seorang puteri punya villa yang nggak banget ini
Sebetul nya villa itu sangat bernilai seni, bangunan nya memang dari kayu namun itu bukan lah kayu biasa. harga persatuan kayu nya saja untuk di buat menjadi papan dinding nya itu sangat lah mahal. Itu bukan sembarang kayu..itu adalah kayu mengkilap yang tidak bisa di dapat di negara ini. Kayu ini di dapat dengan meng-impor dari negara lain
Dari perkataan Mheyrina jelas sekali ia ingin bilang kalau villa ini sangat jelek dan murahan. kalau saja ia tau bahan pembuatan nya.., maka murahan nya dari mana?
Mheyrina hanya tau barang bagus dan mewah..ia mana tau nilai sesuatu lewat seni dan cara pendapatan nya? Untuk hal ini wawasan Mheyrina masih sangat cetek dan rendahan. Wawasan nya jelas-jelas masih sangat lah sempit.
Mheyrina menertawakan villa itu dengan sangat menghina. Seakan-akan bagi nya miris sekali seorang princess dari kerajaan Nirven malah memiliki villa yang sama sekali tidak layak di huni oleh manusia
"kak Jihaen? villa ini.." Mheyrina masih mau komentar lagi
"ada apa dengan villa ku Mheyrina?" tanya Jihaen dengan penasaran, ia merasa Mheyrina sangat pandai menghina orang. sangat benar sekali kata Amei
"kak Jihaen..aku sangat kaget dan lucu melihat villa ini, bukan kah ini lebih mirip dengan kandang kuda?" tawa Mheyrina dengan polos nya tapi sangat menyakiti orang lain..
"kak Jihaen sebaik nya minta ganti paman dengan villa yang bagus. Villa milik ku saja sangat cantik dan modern..masa' iya villa mu seperti ini" Mheyrina lagi-lagi pamer mengagungkan diri nya bahwa ia yang lebih baik..
Jihaen malas untuk meladeni Mheyrina namun ajudan di sisi nya menyela dengan sopan. walau pun Mheyrina tak tau apa-apa seharus nya ia tak perlu menghina sebuah aset, apalagi ini adalah aset dengan nilai seni yang tinggi
"maaf puteri Mheyrina..villa ini adalah hadiah yang di beri kan oleh tuan tanah terbesar kota selatan kepada puteri Jihaen.., jika puteri Mheyrina menghina villa ini..itu artinya sama saja dengan menghina beliau.." kata ajudan itu dengan suara rendah namun jelas
Ya benar saat itu Jihaen bersedia menolong keponakan kesayangan tuan tanah dengan darah nya, mereka memiliki darah unik yang sama. Dengan kemurahan hati Jihaen..jadi nya nyawa keponakan kesayangan tuan tanah terselamat kan jadi tuan tanah memberikan hadiah yang tidak main-main.
Mheyrina terkejut, tuan tanah terbesar kota selatan adalah tuan Sakherta, semua orang mengenal nya. Tapi dia orang kaya..jadi kenapa malah memberikan villa jelek ini untuk seorang puteri Nirven..?
Belum sempat Mheyrina berfikir tentang pertanyaan di kepala nya. Sang ajudan sudah berkata lagi melanjutkan..
"Villa ini adalah aset bernilai triliunan, aset ini bahkan di perebutkan oleh banyak kolektor di lima negara ibukota terbesar. Selama ini tuan Sakherta mempertahankan nya, namun kali ini karena keponakan nya selamat ia memberikan aset kesayangan nya untuk puteri Jihaen dengan cara yang terhormat.." lanjut Sang ajudan hingga membuat mata Mheyrina membola..
"apa?" Mheyrina tak bisa berkata-kata.., ia sangat kaget luar biasa..! bagaimana bisa villa kayu ini seharga begitu mahal? villa mewah milik nya saja hanya seharga ratusan juta, bahkan jauh dari angka miliaran. Tapi villa Jihaen malah seharga triliunan !?
"Mheyrina, biar pun menurut mu ini villa yang jelek tapi bukan kah ini milik ku sendiri. lalu Villa yang kau banggakan bukan nya kau beli dengan kartu kredit dari orangtua.." Jihaen menatap wajah Mheyrina yang agak berubah
"Sesama saudara jangan suka membanding-banding kan..begitu juga dengan orang lain..ku lihat kau sangat senang merasa diri mu lebih.." baru kali ini Jihaen mengomentari Mheyrina dengan pedas..