Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Siapa dia…?
Malam ini elsa menepati janjinya untuk quality time bersama sahabatnya, mereka berjalan di salah satu mall terbesar di kota Jakarta.
“El, kita nonton yuk…? Lama kita nggak nonton kan.”
Memei berjalan sambil menggandeng tangan sahabatnya.
“Oke, tapi kalau film horor gue ogah ah…”
Elsa bergidik ngeri membayangkan adegan horor yang dulu pernah mereka tonton.
“Kayaknya ini bukan film horor deh el, kayak roman gitu filmnya.”
Memei melihat di poster film yang terletak di dinding depan bioskop.
“Lo beli tiketnya mei, ntar gue yang beli camilan sama minumnya.”
Memei melepaskan pegangan tangannya dari elsa, dia melangkah mendekati cashier yang menjual tiket, sedangkan elsa membeli popcorn dan minuman yang sudah tersedia di dalam bioskop tersebut.
Memei yang terlebih dahulu selesai, mendekati elsa yang sedang menunggu pesanannya.
“Belum selesai juga el…?” Memei berdiri di samping elsa, yang sedang asik memainkan gawainya.
“Iya, tuh lagi dibuatin pesenannya.”
Elsa menunjuk ke arah pelayan yang membuatkan pesanannya.
“Lo udah beli tiketnya mei…?”
Elsa melihat ke arah memei yang ada di sampingnya.
“Hmm…” memei mengipas ngipaskan tiket yang dia beli tadi di depan elsa.
“Ini Kak pesanannya,” seorang pelayan meletakkan pesanan elsa di depannya.
“Makasih ya kak,” elsa mengambil popcorn yang ada di depannya, dia menyenggol memei yang ada di sampingnya.
Memei yang paham akan kode sahabatnya, dengan cepat membantu elsa mengambil minuman.
“Yuk kita masuk.” Elsa berjalan mendahului memei, yang berjalan di belakangnya.
“Lah kog ninggal gue sih el, tunggu dong.” Memei berjalan menyusul elsa.
Mereka pun masuk kedalam gedung bioskop, setelah menyerahkan tiket ke petugas.
Elsa dan memei mencari tempat duduk yang mereka pesan, setelah menemukan tempat duduk yang mereka cari, mereka berjalan ke arah tempat duduk yang terletak di tengah paling pojok.
Suasana di dalam gedung yang masih terang, memudahkan mereka melihat orang orang yang ada di dalam gedung.
Tiba tiba elsa menautkan alisnya, saat melihat seseorang yang dia kenal duduk barisan ke dua dari tempat duduknya.
“El,lo lihat apa an…?”
Memei yang melihat raut muka sahabatnya tampak lain, berusaha menegurnya.
“Eh… mei, lu lihat cowok yang ada dibariskan kedua yang pake kemeja krem itu nggak.”
Memei mencari orang yang dimaksud elsa tadi, setelah menemukan orang yang elsa maksud tadi, dia hampir teriak memanggil orang yang itu.
“Ri….”
Belum sempat memei meneruskan panggilannya, elsa membekap mulut memei.
“Lo jangan berisik mei, gue penasaran dia pergi sama siapa.”
Elsa duduk di kursinya, tapi pandangannya dia arahkan ke arah rio. Walau tidak terlalu jelas tapi samar samar dia masih dapat melihat kekasihnya tersebut.
“Kenapa nggak langsung kita samperin aja sih el, penasaran gue dia pergi sama siapa.”
Memei masih penasaran dengan orang yang ada di samping rio.
“Udah gampang, nanti kalau sudah selesai filmnya kita bisa buntuti mereka.
Ucap elsa sambil melihat ke arah layar besar di depannya, lampu pun makin lama makin redup dan film di dalam gedung bioskop itupun segera di mulai.
Elsa dan memei tampak duduk dengan tenang, sambil makan camilan yang elsa beli tadi.
Semua orang terdiam dan menyaksikan film di layar besar di depan mereka, satu jam pun berlalu.
Akhirnya film yang mereka tonton pun berakhir, elsa dan memei berdiri dan berjalan ke tempat dimana pintu keluar berada.
“El, lo lihat tuh rio sama siapa….?”
Memei melihat rio yang tengah asik berbicara dengan cewek yang ada di sampingnya.
“Gue lihat, nanti aja kita tegur dia pas kita udah keluar dari gedung ini.”
elsa yang berjalan mengikuti langkah memei di belakangnya.
Satu per satu orang keluar dari dalam gedung tersebut, begitu juga dengan rio dan temannya serta elsa dan memei.
Dengan langkah tergesa memei melangkah menghampiri rio,
“Rio….!!!” Memei memanggil rio yang ada di depannya.
Refleks rio menoleh melihat siapa yang telah memanggilnya, ketika melihat siapa yang telah memanggilnya, rio membelalakkan matanya menatap memei dan elsa.
“Eh… ka.. kalian kog ada di sini.”
Ucap rio tergagap.
“Iya gue sama elsa baru aja nonton film, kayaknya gue juga lihat lo nonton film yang kita tonton juga.”
Memei menyedekapkan kedua tangannya di depan dada, terlihat wajah panik rio mendengar ucapan memei.
“Em… lo kog nggak ngomong kalau mau nonton film ini juga.”
Rio semakin salting saat pandangan elsa menatap ke arahnya, elsa yang tidak ingin menambahi kegugupan rio, berinisiatif pergi dari depan mereka.
“Hlo el, lo mau kemana…?”
Rio yang terkejut dengan kepergian elsa, berusaha mengejarnya.
“Sebentar sayang, gue bisa jelaskan.”
Ucap rio sambil memegang lengan elsa.
Elsa berhenti melangkah ,dia menatap wajah rio dalam.
“Gue tunggu…”
Ucap singkat elsa.
“Dia temen SMP gue el, kebetulan kami bertemu di sini tadi, dia ngajakin gue nonton film bareng dia, jadi gue mau mau aja, Hmm… lo nggak marah kan sayang.”
Rio menelisik wajah elsa, melihat apa kekasihnya itu marah atau tidak.
“Udah selesai penjelasannya.”
Ucap elsa sedikit ketus, rio menganggukkan kepalanya.
“Gue pulang kalau gitu, dan buat lo selamat bersenang senang dengan temen SMP lo.”
Elsa melangkah pergi meninggalkan rio yang masih berdiri di tempatnya, sedangkan memei sedikit berlari menyusul elsa.