Jangan lupa Follow IG mommy ya sayang 😘
@Mommy_Ar29 😘🤗
Rehan Arya Pranata seorang pengusaha muda dan sukses yang memiliki paras tampan dan menawan namun terkesan angkuh dan dingin. Dia harus menanggung malu saat di hari pernikahanya ia mendapati sang kekasih malah tengah bercumbu mesra dengan sahabatnya.
Jenar gadis cantik nan periang, namun harus menjalani hari-hari yang begitu berat setelah kematian sang ayah, Jenar harus bertahan meski ia selalu di siksa dan dijadikan pembantu oleh sang ibu tiri dan kedua saudaranya.
Demi melarikan diri dari pengejarnya, Jenar masuk ke sebuah rumah besar dan menjadi pembantu tuan tampan.
Apa yang menantinya? Akankah kehidupan menyedihkannya berakhir atau cinta majikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JADI ISTRI YANG BAIK
"Untuk apa kamu tetap bekerja?" tanya Arya bingung, Entah bagaimana cara berfikir otak bocah yang ada di depan nya ini, Jelas jelas dia sudah menjadi menantu keluarga PRANATA, kenapa masih bisa berfikir ia akan tetap bekerja sebagai pembantu disana. Arya menggeleng geleng kan kepala nya menyadari betapa Polos atau bodoh istri nya.
"Kan Mama Tamara tadi bilang akan membiayai kuliah ku, Tapi tidak bilang akan memberikan ku uang saku juga, Bagaimana bila nanti aku ada keperluan lainya, dan juga untuk beli makan dan ongkos naik bis kalau ke kampus, bagaimana nanti kalau.." ucap Jenar panjang lebar membuat Arya lagi lagi menepuk jidat nya dan segera memotong ucapan Jenar.
"Kamu itu sudah ber SUAMI, kenapa masih memikirkan bekerja untuk ongkos dan uang saku ke kampus?, terus gunanya AKU buat apa," tanya Arya dengan geram,
"Emang tuan mau ngasih saya uang saku?" tanya Jenar dengan polos.
"Menurutmu," jawab Arya singkat dan datar,
"Jenar gak tau makanya Jenar tanya," ucap Jenar dengan polos,
"Apakah wajah ku terlihat sekejam itu sama istri," tanya Arya dengan sorot mata tajam.
'Bahkan wajahmu lebih kejam dari boneka Chuky tuan,' batin Jenar,
"Heemm enggak," ucap Jenar agak terbata,
"Inget ya bocah, Meskipun Aku tidak akan memberikan mu nafkah batin, tapi aku tetep akan memberikan mu nafkah Lahir," ucap Arya dingin,
"Woahh berarti aku beneran udah gak perlu mikirin biaya kuliah dan uang untuk sehari hari," gumam Jenar sambil kembali tersenyum penuh arti, membuat Arya berfikir aneh tentang bocah satu ini,
"Mikirin apaan." ucap Arya kembali menimpuk bantal ke wajah Jenar,
"Aku tuh lagi mikirin kalau Biaya kuliah udah di tanggung Mama Tamara, uang sehari hari di tanggung tuan Arya, berarti gaji ku yang kemarin di kasih mbok Ni utuh, aku bisa membeli hape." pekik Jenar dengan senang membuat Arya lagi lagi melongo tak percaya. Sesenang itu kah dia hanya ingin membeli Hape.
"Emang kemana hape kamu?" tanya Arya
"Aku mana punya Hape, bisa lulus sekolah aja udah syukur, Kemaren aku terima gaji pertama ku pas kerja di rumah tuan, nah niat nya uang itu mau aku tabung buat biaya Kuliah, tapi tadi mama udah janji mau biaya in kuliah Jenar berarti uang nya bisa dong ya Jenar beliin Hape," ucap Jenar dengan senang lalu tiba tiba senyum itu menyurut, "tapi Tuan, apakah aku ini terlalu Matre ya," tanya Jenar dengan mengerucutkan bibir nya.
"Matre kenapa?" tanya Arya bingung,
"Masa aku Kuliah di bayarin mama terus sehari hari di kasih sama tuan Arya, sedangkan aku gak kerja apa apa, apa nama nya kalau bukan cewek Matre." ucap Jenar polos.
"Kata siapa kamu gak kerja," kata Arya sambil tersenyum miring.
"Tadi kata tuan aku sudah tidak perlu kerja di rumah mama, terus sekarang aku di suruh kerja, yang bener yang mana sih," ucap Jenar dengan kesal.
"ini pekerjaan kamu," ucap Arya menyodorkan selembar kertas kepada Jenar, Jenar pun langsung membaca isi kertas itu dengan teliti.
*1, Panggil Mas jangan Tuan,
Bangunkan suami tidur setiap pagi
3, Siapkan segala keperluan Suami
siapkan Sarapan
5, Siapkan makan malam,
Menunggu suami pulang
Dilarang membantah ucapan Suami
Jadi istri yang baik.
Jenar membaca poin poin dalam kertas itu lalu menatap Arya dengan tatapan yang sulit di mengerti.
"Jadi ISTRI yang baik," ucap Jenar dengan bingung, "Maksud tu eh mas Arya gimana," tanya Jenar membuat Arya juga terdiam, Arya juga bingung apa maksud nya ia menulis begitu, Jangan bilang kalau Arya menginginkan bocah itu untuk menyentuhnya, Tidak akan.
"Ehem," Arya ber dehem untuk menutupi ke gugupan nya, "Maksud nya sama dengan poin ke tuju, Intinya Kamu harus menuruti semua perkataan ku, untuk bisa menjadi ISTRI yang baik." kata Arya,
"Ohhh, baiklah," ucap Jenar lega, Jenar fikir ia harus melayani Arya di ranjang untuk bisa mendapatkan gelar ISTRI YANG BAIK,
"Mas Arya." panggil Jenar dengan lirih,
"Apa." jawab Arya
"Emm boleh minjem Hape nya gak, Sebentar aja." pinta Jenar dengan wajah memelas,
"Buat apa," tanya Arya lagi,
"Telfon mas Bian." kata Jenar dengan tersenyum membuat Arya langsung bangun dari posisi nya yang semula rebahan di ranjang,
"Mau ngapain nelfon Bian," tanya Arya penuh selidik.
"Jenar mau minta tolong besok anterin ke konter Hape, Jenar pengen beli Hape baru biar bisa telfon Nayla dan Hanna." jawab Jenar cepat dan bersemangat.
Arya menghela nafasnya pelan, "Memang kamu mau beli Hape apaan." tanya Arya pada akhirnya.
"Hemm apa aja yang penting bisa buat telfon nan sama Whatsapp an, Uang aku ada Dua juta lima ratus, kira kira bisa dapet Hape apaan." Jawab Jenar malah bertanya kepada Arya,
"Kamu fikir aku Konter Hape nanya harga Hape ke aku," ucap Arya kesal,
"Ya kali aja mas Arya tau harga harga Hape disini, lagi juga tadi tu eh mas Arya sendiri yang nanya mau Hape apaan,," kata Jenar sedikit kesal,
"Aku gak tau karena aku bukan penjaga Konter Hape." ucap Arya tegas lalu segera tidur,
"Hufft Aku kan cuma bertanya kenapa mesti pake emosi sih, udah tua juga, gak takut makin tua apa marah marah mulu." gerutu Jenar sambil melepas Handuk di kepala nya lalu menaruhnya di kamar mandi, Lalu Jenar berdiri di depan meja Rias dan Menyisir rambutnya, sedangkan Arya yang belum tidur mendengarkan celotehan Jenar semakin merasa Kesal karena ia di katain TUA,
'Dasar bocah sialan, bukan aku yang TUA, tapi emang kamu masih BOCAH.' ucap Arya dalam hati menahan kesalnya.
Bersambung***