"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Key Poliandri?
Ben Derrick dan Keymira pamit pulang keesokan harinya, karena hari Senin sudah tiba maka Ben harus kembali beraktivitas ke kantor, sedangkan Key tak ingin meninggalkan suaminya sendirian di rumah.
"Hati-hati kalian, telpon kami kalau udah sampai di rumah"
"Iya, bun. Mira sama mas Ben pamit ya, kalian jaga kesehatan di sini"
"Kamu juga, nak. Sering-sering main ke sini, bunda selalu kangen sama kamu" Zira memeluk Keymira dengan erat seakan enggan melepas kepergian putrinya.
"Mira usahain bun, kalian juga kalau ada waktu jangan segan dateng kesana, Mira selalu ada waktu luang kapanpun"
Sedangkan di sudut lain Kaisar berpesan kepada sahabat sekaligus adik iparnya yang sudah menunggu di depan mobil.
"Thanks for your time, bro!"
"Sama-sama, maaf gue gak bisa lama-lama disini" balas Ben Derrick.
"It's okay, gue ngerti lo sibuk dan gue sangat mengapresiasi usaha lo ini. Gue titip Keymira, kalau ada apa-apa cepat selesain dengan baik, kalau dia buat masalah tolong jangan sakitin dia, dan semisal lo udah gak kuat ngadepin sikap dia lo bisa balikin Key kesini. Meskipun gue tau siapa yang salah tapi tetep, lo bakal jadi orang yang gue gampar karena lo adalah kepala keluargnya" ujar Kaisar dengan tegas, tak ada candaan dalam setiap bait kalimatnya.
Ben mengangguk seraya menyentuh pundak sang teman lama, "Lo tau gue, gue gak suka yang namanya kekerasan sama perempuan, kita cuma perlu waktu aja buat menyesuaikan semuanya biar sempurna"
Kaisar menyetujui ucapan Ben Derrick barusan, dan dari awal ia tak ada keraguan untuk menyerahkan sang adik kepada sahabatnya ini, hanya saja sebagai kakak dia tetap ingin memastikan semuanya baik-baik saja.
Keymira menghampiri suaminya dan juga menyalimi sang kakak sebelum pulang.
"Ayo, mas kita pulang"
Ben Derrick membiarkan Keymira masuk ke mobil duluan, "Gue pamit, bro"
"Yoi! Hati-hati, ben"
Ben Derrick menyusul Keymira menaiki kendaraan beroda empat miliknya, begitu mobil melaju semua melambaikan tangan hingga mobil Ben hilang dari pandangan.
***
"Udah jam sembilan, emang mas gak capek langsung kerja?" tanya Key melihat jam tangan miliknya, ini baru setengah perjalanan padahal, Ben pasti datang ke kantor saat waktu makan siang.
"Anggap saja saya habis ketemu klien pagi-pagi dan kembali lagi ke kantor untuk lanjut bekerja" jawab Ben santai, dia memang tak pernah memusingkan raganya meski dipakai habis-habisan seharian, akan selalu ada tenaga untuk berkutat dengan dokumen yang menunggu tanda tangannya.
"Lagipula secapek-capeknya saya, saya masih tetap bisa memuaskan kamu nanti malam" lanjut Ben Derrick.
Keymira langsung berdecak mendengar penuturan nyeleneh sang suami yang tidak ada kaitannya dengan pertanyaan Keymira.
"Gak mau! Aku masih marah ya sama yang kemarin" Key pun berubah ketus kembali, memasang wajah jutek dengan muka lucunya.
"Yang bener? Katanya kamu gak bisa nahan kalau liat saya tel4njang dada"
"Sorry ya, itu sebelum mas jadi ngeselin dan malu-maluin aku di depan mas Kaisar sama kak Kiran" jawabnya tak terima.
"Tapi saya kan udah minta maaf tadi malam, dosa lho kalau marah sama suami sendiri, apalagi nolak keinginan suami dalam urusan ranjang"
Tapi perkataan Ben Derrick malah membuat Keymira semakin memicingkan mata, perempuan itu bahkan memiringkan badannya agar bisa melihat Ben Derrick dengan jelas.
"Mas udah mulai bawa-bawa dosa ya, emang mas malaikat? Lagian mas juga dosa bikin istri sendiri ngambek!"
"Kalau gitu saya minta maaf lagi deh, tapi kali ini harus dimaafin"
"Kok maksa?!"
"Ya emang mau marah terus? Nanti gak jadi jadi dong bikin anak"
Seketika Keymira bungkam, ucapan Ben tak bisa dibantah sama sekali, tanpa bantuan dokter Key bisa saja hamil, tanpa saran dari orang lain pun Key masih memiliki kemungkinan besar untuk mengandung, tapi tanpa Ben... Mana mungkin dia bisa berbadan dua? Rahimnya masih mencari-cari calon anak yang paling sempurna untuk dibuahi, mana mungkin bisa dihentikan.
"Y-ya tinggal cari suami lagi"
Ckittttt
Ben spontan mengerem mobil secara mendadak, untung saja tidak ada kendaraan lain di belakang dan dia berhenti di tepi jalan.
"Mas ben! Kaget tau!"
"Kamu mau poliandri?" ucapnya menghiraukan seruan Keymira yang terkejut akibat ulah Ben Derrick.
"Kalau mas ngeselin kenapa enggak!"
Ben mendesah sambil menyandarkan punggungnya di kursi dengan rileks, tiba-tiba saja dia bodoh karena mendengar omong kosong Keymira padahal sudah setiap hari dia mendengarnya.
Ben mengusap wajah kasar, dia seharusnya sudah terbiasa dengar perilaku Keymira, tapi kali ini Ben takut wanita itu nekat melakukan hal konyol dengan mencari seorang pria, karena biasanya Key lah yang menyuruh Ben mencari seorang wanita dan Ben tak pernah melakukan apa yang diperintahkan istrinya.
"Berarti saya boleh poligami juga?" ungkap Ben yang hanya untuk menarik perhatian Keymira.
"Terserah!" jawab Key membanting badannya hingga menghadap ke depan, tak lupa tangannya dilipat di atas dada, seolah tak peduli dengan hal itu.
Namun bersamaan dengan itu, ponsel Ben berdering menandakan ada panggilan masuk dan rupanya Jennie sang Sekretaris lah yang menghubunginya.
Key melirik untuk melihat nama yang tertera di layar ponsel suaminya, tapi sayang tak terlalu jelas sehingga Key tak tau siapa orang orang tersebut.
"Hallo?"
Baru saja Ben mengeluarkan satu kata dia sudah langsung disambut oleh cercaan dari lawan bicara.
"Lu dimana sih?!! Jam segini belum juga nongol ke kantor, jangan-jangan lo berhalangan hadir hari ini. Jangan bercanda deh, Ben! Siang ini kita ada meeting sama Walikota" hardik Jennie disebrang sana.
"Iya ini masih di jalan, jam 12 pasti udah nyampe kok disana"
"Emang lo habis dari sih?? Hobi banget ya lo gak konfirmasi sama gue, pagi ini juga harusnya ada briefing sama bagian operasi tapi lo seenaknya menghilang dan gue yang bingung disini harus jawab apa!" belum selesai, Jennie terus memaki bos sialannya yang selalu menyusahkan.
"Iya sorry, udah nganterin istri gue bakal langsung kesana kok"
"Aduhh udah enek gue denger permintaan maaf lo, ujungnya diulang lagi di ulang lagi"
"Jujur gue gak ada niat buat nyusahin lo, sekali lagi gue minta maaf"
"Iye iye udah buruan lo kesini, awas kalau sampe telat" ancam Jennie tak ada takut-takunya.
"Iya, udah dulu gue mau lanjut nye...."
Tutttttt....
Telpon pun dimatikan sepihak oleh sang Sekretaris, Ben hanya mengedikkan bahu kemudian memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku. Dia menyalakan mesin mobil dan lanjut menyetir.
Diam-diam Keymira jadi gusar karena rasa penasaran nya, dia sangat ingin tau siapa dibalik telpon tersebut, kenapa terdengar sangat akrab dengan Ben Derrick.
Ben yang menyadari kegundahan sang istri tersenyum miring, tadinya dia ingin membiarkan Keymira bergulat dengan rasa penasaran nya sampai wanita itu menurunkan gengsi dan bertanya.
Tapi cukup lama Keymira masih diam dengan wajahnya yang semakin kusut, tak mau jadi salah paham akhirnya Ben yang inisiatif memberitahu.
"Tadi Jennie nya yang telpon, Sekretaris saya. Cuma ngingetin kalau siang nanti ada rapat.
"Gak nanya!" sahut Key acuh, tapi ekspresi wajahnya berubah lega.
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu