Follow IG: Nophi_Yhulia27 Pesona pria bernama Nikki Erlangga, Memang tak usah di ragukan lagi. Ketampanan nya banyak membuat para wanita tergila gila padanya. Dan bahkan, Selalu berlomba lomba untuk mendekati nya. Pria berusia 39 tahun itu adalah seorang perwira polisi. Wajahnya yang tampan rupawan. Mampu menghipnotis semua kaum hawa. Usianya boleh mateng. Ia juga seorang duda beranak satu. Namun, rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang istrinya. Membuat Nikki tak bisa melirik wanita lain lagi. Ataupun berniat untuk menikah kembali. Hingga pada suatu malam sebuah insiden terjadi, Yang harus membuatnya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mampukan Nikki membuka hatinya kembali, untuk seorang wanita?. Dan bagaimana kah kisah percintaan nya setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopita Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan Di Rumah Gunawan
Kediaman Gunawan
"Maaf, Nyonya. Non Baby sedang tidak ada di rumah". Ucap seorang art berusaha menghentikan langkah mantan istri majikan nya. Namun, wanita paruh baya itu masih saja tetap kekeh untuk berusaha masuk ke dalam rumah sana
Ya saat ini, Mama Rosa sedang membuat sedikit kekacauan di kediaman Baby. Bahkan, Ia juga sengaja membawa koper serta barang- barangnya yang lain.
"Minggir!. Jangan halangi jalan ku!. Ini rumah Baby putriku sendiri. Ada hak apa kalian menghalangi saya masuk ke rumah anak saya sendiri?. Hah? ". Bentaknya tak tahu malu.
"Maaf, Nyonya!. Kami hanya menjalan kan perintah majikan kami saja". Jawab salah satu Art lagi.
"Ck... Saya majikan kalian sekarang. Dan kalian wajib menurut pada saya!! ". Sentak nya lagi penuh kesombongan.
"Tapi, tuan Nikki melarang kami untuk memasukkan anda ke rumah ini, Nyonya".
Rosa pun langsung menatap tajam. Ke arah wanita paruh baya yang sangat ia kenal itu. Karena, sejak pertama kalinya dulu. Ia datang ke rumah ini wanita itu pun sudah bekerja dengan mendiang pak Gunawan.
"Seharusnya, aku sudah memecat mu sejak dulu. Agar kau tidak merasa paling penting di rumah ini". Bentaknya dengan nada masih sombong saja.
"Sekali lagi maaf, nyonya!. Saya pun hanya berpihak kepada yang benar".
"Hahaha... Kau pikir kau siapa?. Kita lihat saja nanti!. Siapa yang akan menang selanjutnya". Ujarnya dengan nada sinis.Bahkan, wajahnya nampak begitu penuh kelicikan.
Dan tanpa banyak bicara lagi. Rosa pun masuk kedalam rumah, lalu mencari kamarnya sendiri. Ia sama sekali tak memperdulikan suara para pelayan di rumah itu yang mengusirnya secara terang-terangan.
"Dasar para babu, sialan". Gumam Rosa sinis. Ia kembali melangkah menuju kamar lamanya dulu.
Yaitu, kamar Pak Gunawan selama ini yang dulunya juga adalah kamarnya. Sedangkan, Art di luar sedang panik dan mulai menghubungi Nikki. Mereka juga bisa kecolongan lantaran satpam di rumah itu sedang cuti pulang kampung.
“Bik, bagaimana ini?"
“Kita tidak bisa mengusirnya"
“Iya, bik. Lihat saja gayanya sangat sombong dan angkuh begitu!"
“Kalian lanjutkan pekerjaan kalian saja!. Biar saya yang menghubungi tuan Nikki dan nona Baby!" Jawab salah satu art paruh baya, yang sangat mengenal siapa Rosa sebenarnya.
Wanita licik satu itu, tak akan pernah tinggal diam kalau sampai di usik. Ia juga suka memaki, menghina dan merendahkan orang lain. Sangat berbeda sekali dengan pak Gunawan yang selalu rendah hati. Beruntung Baby menuruni sifat Papanya, bukan dari gen wanita sinting satu itu. Dan lebih beruntung lagi sejak bayi Baby di asuh oleh soso papa yang bijaksana. Sehingga, Baby tumbuh jadi gadis yang baik dan juga tidak sombong.
“Tapi, bik bagaimana jika wanita itu tidak mau pergi nanti?. Apa kita harus melayani sebagai majikan juga?!" tanya salah satu art lagi yang terlihat enggan.
“Tugas kita disini hanya untuk bekerja dengan nona Baby dan tuan Nikki sekarang!. Selainitu jangan hiraukan!. Kecuali tuan dan nona Baby sendiri yang memberikan perintah langsung!"
“Baik, bik!"
Wanita paruh baya itu menghela nafasnya dalam. Ia pun sebenarnya tidak suka jika sampai Rosa kembali ataupun sampai tinggal lagi di rumah ini. Baginya, wanita licik seperti Rosa tak akan ada tempat lagi di dekat Baby.
*
*
*
Drt... Drt... Drttt...
Ponsel Nikki berdering, Saat mereka berdua tengah asyik berada di alam mimpi. Meskipun jam masih menunjukan pukul lima sore. Itu artinya, sepasang suami istri ini telah terlelap hampir dua jam lebih.
Tangan Nikki terulur untuk mencari letak ponselnya. Namun, kedua mata Nikki masih saja tetap terpejam. Meskipun tangannya bisa meraih ponsel di atas nakas sana.
Baby malah membenarkan posisi tidurnya. Dimana ia saat ini tengah memeluk erat tubuh kekar Nikki. Dengan kepala yang sengaja ia letakkan di atas dada bidang suaminya.
"Hallo".
"Tuan, Ibu datang dan membawa semua barang- barangnya, kami sudah berusaha untuk—"
"Dimana, dia sekarang?" Potong Nikki yang langsung membuka matanya lebar- lebar kala ia mendengar art di rumah istrinya, sudah mengatakan tentang ibu mertua yang tak seharusnya mengusik kembali kehidupan istri dia.
"Ada di dalam kamar Almarhum pak Gunawan, Tuan".
"Haisss... Awasi dia!, dan jangan sampai ia keluar membawa satu barang apapun!?"
“Saya akan pulang sekarang!"
“Baik, tuan!"
Setelah mengatakan itu, Nikki kini langsung mematikan ponselnya. Dan mulai menatap Baby dimana Baby masih tidur dengan sangat damai sekali, sambil memeluk tubuhnya dengan erat. Bahkan, tak terusik ketika ia mengangkat telepon dari art di rumah sana.
"Baby... Hei... ". Nikki mengguncang pelan bahu istri nya. Namun, Baby bukan nya bangun ia malah hanya merubah posisi tidurnya saja.
Membuat Nikki hanya menggeleng pelan. Dan menarik nafasnya dalam-dalam. Nikki mulai membenarkan tubuh istrinya agar Baby bisa pindah ke bantal saja. Pria itu begitu sangat hati- hati biar ia tak membuat Baby bangun.
Sepertinya Baby sudah sangat kelelahan sekali. Sehingga, ia bisa tidur bak kerbau yang tak mau tahu dengan keadaan sekitarnya lagi.
Setelah memindah kan kepala istrinya dan membenarkan selimut untuk Baby. Nikki langsung beranjak untuk masuk kedalam kamar mandinya. Selang sekitar sepuluh menit, Nikki keluar dengan keadaan yang jauh lebih segar dari sebelumnya. Lalu, pria itu masuk kedalam ruangan walk in closet sana, mengganti pakaian nya terlebih dahulu sebelum ia memutuskan untuk keluar seorang diri.
Dengan penampilan yang sudah rapi ia kembali mendekati ranjangnya. Memperhatikan wajah Baby, yang begitu tenang dan damai. Karena ia mungkin benar- benar lelah. Setelah di ajak olahraga berkali-kali oleh Nikki. Sehingga, saat ini Baby sama sekali belum membuka matanya.
"Maafkan, Aku!. Jika apa yang aku lakukan nanti, akan membuatmu kecewa. Aku hanya ingin menjaga kamu sesuai janjiku pada Papa". Lirih Nikki pelan sambil mengusap rambut Baby pelan.
Nikki pun mendaratkan kecupan singkat tepat di kening Baby. Dan menyentuh bibir ranum itu sejenak. Kemudian, Nikki melangkah pergi sambil meraih ponsel dan juga kunci mobilnya yang ada di atas nakas sana.
Nikki sengaja meninggalkan Baby dirumahnya. Sementara ia akan kembali pulang ke rumah Baby, untuk memastikan ibu mertuanya itu tidak membuat ulah dan membahayakan keselamatan Baby istrinya nantinya.
“Bapak mau pergi?" art yang hendak pamit pulang seperti biasanya, langsung menghampiri Nikki di pangkal tangga sana.
“Bibik nanti saja pulangnya ya!. Tunggu istri ku bangun dulu!. Karena saya kemungkinan tak akan lama" ujar Nikki meminta art paruh baya itu untuk tetap tinggal di rumah nya.
“Baik, pak"
Sebagai orang yang sudah sangat lama kerja dengan Nikki, tentu saja art itu tak akan banyak tanya. Lantaran ia sangat mengenal Nikki dan mendiang istri Nikki dulu. Bagitu pula dengan putri semata wayang Nikki, yang sekarang sudah memutus kan tinggal di Jakarta bersama Opa dan Oma nya.
“Oh, ya. Nanti kalau dia bangun katakan saja saya ada urusan mendadak di kantor!"
“Iya Pak, nanti saya akan sampai kan pada nyonya!"
skrng mlah dia yg bkin ank orng trauma....ccckkk.....
mstinya sdar dong....umur udh brp???jauh bgt sm tari...bruntung tari mau nrima,mna posesif lg...
sklinya jth cnta,mlah sma lki2 dwasa...mna jutek plus cmburuan lg,akhrnya mlah ksar kn????
Apa kbr nikki kl tau anknya pnya hbungn sm dave????