Kesetiaan, sebuah kata sederhana namun bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga.
Ketika kesetiaan sudah berada pada ambang batasnya, maka Pengkhianatan adalah hal yang akan mungkin terjadi setelahnya.
Kei, seorang pemuda yatim piatu yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan pesawat.
Kehidupannya yang sulit dan pas2an membuat dirinya dikhianati teman, kekasih, dan kerabatnya.
Tapi tiba-tiba dia mendapatkan sebuah system yang merubah hidupnya.
*Dalam cerita ini banyak konten yang sedikit berlawanan dengan etika masyarakat kita ya guys. Tapi ini cuma fiksi dan karangan yang bertujuan untuk hiburan semata, jadi bijak-bijak dalam mengambil pelajaran dan kesimpulan dari cerita ini ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Setelah berkendara selama delapan jam dari Jakarta ke Jogja.
Kini mereka tiba di kampung halaman sekaligus tumah Alya di Kecamatan Semin Gunung Kidul Yogjakarta.
"Jalannya masih sempit mas hehe.." ucap Alya
"Gak apa2lah, malah seru lagi nyetir di jalan kayak gini, berasa lagi main ke alam.." ucap Kei
"Syukur deh kalo kamu suka mas, aku takut kamu ilfeel main ke pelosok kampung kayak gini.." kata Alya
"Nggak lah, malah seneng aku.." jawab Kei
Akhirnya mereka pun tiba di depan rumah Alya..
Rumah orang tua Alya bergaya khas Jawa dan sangat sederhana, halamannya luas, dan di kiri kanan belakang rumah mereka banyak pepohonan yang membuat suasananya terasa begitu asri.
Seorang pria tua kira2 berusia 50 tahunan keluar dari rumah dengan penasaran dan bingung ketika sebuah mobil yang baginya sangat bagus berhenti di halaman rumahnya.
Ketika pintu terbuka, ternyata yang keluar dari mobil itu adalah putri tertua mereka yang datang dari merantau di Ibukota Jakarta.
"Bapaaak..!!" teriak Alya memanggil bapaknya
"Loh Alya? Buk Alya muleh iki lo buk..!!" teriak bapaknya memberi tahu ibunya
Kei masih sibuk di dalam mobil untuk mematikan mesin mobil dan mengantongi ponsel serta dompetnya, dia juga sambil melihat pemandangan bapak dan ibu Alya yang bahagia kini sedang memeluk putri tercinta mereka, itu membuat Kei merasa sedikit iri.
"Sek nduk, sopo seng ngeterke awakmu kae? Boss mu po? Kok mobile apik tenan..?" (Sebentar nak, siapa yang mengantarkan mu itu? Apa itu bossmu? Kok mobilnya bagus sekali) tanya bapaknya
"Kae Mas Kei pak, konco kulo.." (Itu kak Kei pak, teman saya) jawab Alya
"Lha kok ora mudun loh..?" (Lah kenapa tidak turun..?) tanya bapaknya
"Sedilit pak, bar mlaku adoh mobile ora oleh langsung di pateni mesine, ora ilok.." (Sebentar pak, habis perjalanan jauh mobilnya tidak boleh langsung di matikan mesinnya, gak bagus) jawab Alya
Setelah dirasa cukup, Kei pun mematikan mesin mobil dan turun untuk menyapa keluarga Alya..
"Sore pak, bu.." ucap Kei sambil menyalami dan mencium tangan kedua orang tua Alya
Melihat kesopanan Kei membuat bapak dan ibunya mulai senang padanya, walau Kei terlihat memakai tindik telinga, namun sikap sopannya itu mampu membuatnya di terima dengan baik oleh keluarga Alya.
"Weh bagus tenan bocah iki, pacarmu po nduk..?" (Ganteng banget anak ini, apa dia pacarmu nak?) tanya bapaknya
Mendengar itu membuat Alya malu dan wajahnya pun memerah..
"Ngawor bapak iki, mpun tak kandani loh, iki koncoku.." (Ngawur bapak ini, udah ku bilang kan, dia temanku) ucap Alya malu2
"Njeh pak, kulo rencange Alya teko Jakarta.." (Iya pak saya teman Alya dari Jakarta) ucap Kei menjelaskan dengan tersenyum
.
*makan tempat translate nya guys, cukup sekian kearifan lokalnya ya, kita pakai bahasa normal lagi, hehehe..
.
"Lah iya bapak ini kok asal ngomong ae.." ucap ibunya
"Ayo masuk le.." ucap bapaknya mempersilahkan Kei masuk
Mereka pun mengobrol di dalam rumah sederhana mereka, Alya tidak mengatakan soal dirinya yang di berhentikan dari pekerjaan karena suatu alasan.
Mungkin dia melakukan itu agar kedua orang tuanya tidak khawatir dan memintanya kembali ke rumah.
Karena Kei sendiri tahu bagaimana pertimbangan Alya dengan perasaan terhadap dirinya.
Alya menceritakan pada orang tuanya tentang bagaimana Kei selalu membantu dirinya selama di Jakarta, memang benar, Kei sangat protektif terhadap Alya agar tidak sampai terjerumus ke tangan pria2 nakal Jakarta karena penampilan cantik dan tubuh yang cukup seksinya itu.
Sebagai pria nakal, tentu Kei paham betul bagaimana trik dan cara mereka memerangkap para gadis, terutama gadis desa polos macam Alya.
"Terima kasih loh nak, sudah membantu ibu dan bapak menjaga Alya disana, kita disini khawatir Alya sampai terjerumus hal yang tidak2 disana.." ucap bapak
"Untung ada nak Kei yang mau membantu menjaga Alya disana.." ucap ibunya
"Senang bisa bantu bapak dan ibu, yah saya juga hidup sendiri disana, jadi saya merasakan sendiri kerasnya kehidupan disana dan cuma melakukan apa yang saya bisa.." ucap Kei dengan ramah
...[ Ibu : Nak Kei ini cukup sopan, meski penampilannya agak begajulan tapi sikapnya cukup baik.. ]...
...[ Bapak : Syukurlah Alya kenal orang baik sepertinya disana, aku jadi sedikit tenang.. ]...
...[ Ibu 41 Lp ] - [ Bapak 46 Lp ]...
Kei bersyukur orang tua Alya cukup ramah dan menerima dirinya dengan baik, awalnya dia takut dipandang sebelah mata karena penampilannya yang bertindik.
Dia merasa beruntung karena ternyata kedua orang tua Alya adalah tipe orang tua yang berfikiran terbuka dan mau mendengarkan penjelasan anak2nya terlebih dahulu.
"Nak Kei kerjanya apa..?" tanya bapaknya
"Saya punya sedikit bisnis kecil2an pak, ya setidaknya cukup untuk menyambung hidup.." jawab Kei dengan rendah hati dan tersenyum
"Bagus itu, masih muda sudah berani punya usaha sendiri, bagus, bapak dukung.." kata bapaknya
"Ngomong2 nak Kei malam ini tidur sini saja ya.." kata ibunya
"Eh? tidak tidak, saya tidak mau merepotkan bapak dan ibu disini.." jawab Kei
"Yo ndak merepotkan, wong cuma menginap saja kok.." ucap bapaknya
"Penginapan dari sini itu jauh sekali loh nak, sudah tidur sini saja.." kata ibunya
"Iya mas, tidur sini aja, ibu sama bapak juga sudah mengizinkan loh.." ucap Alya
Karena merasa tidak enak jika menolak niat baik keluarga mereka, akhirnya Kei menyetujui untuk menginap di rumah keluarga Alya.
...
Malam harinya setelah makan malam, Kei sedang duduk di luar rumah sambil menikmati udara dingin khas pedesaan dengan udaranya yang bersih dan suasananya yang tentram.
Alya menghampiri Kei dengan pakaian khas gadis desanya membuat Kei sedikit tertegun melihatnya.
"Ada apa mas..?" tanya Alya
"Eh..? Tidak, tidak apa2. Cuma kaget aja ngeliat kamu pakai baju seperti ini.." jawab Kei sedikit malu2
"Kampungan ya..?" tanya Alya dengan wajah polos
"Nggak, bukan gitu. Selama di Jakarta kan mau selalu berpakaian ala cewek Jakarta, jadi ngeliat kamu kayak sekarang jadi kaget aja.." kata Kei
"Oh gitu, jadi gimana..? Mas betah disini..?" ucap Alya
"Yah suasananya sih asik ya, adem, trus juga tentram, gak kayak di Jakarta yg selalu rame dan berisik.." jawab Kei
Mereka pun mengobrol tentang bagaimana pendapat Kei tentang orang tua nya dan suasana rumahnya.
Kei sangat menyukai suasana di desa tempat Alya tinggal, dan orang tuanya juga sangat baik terhadapnya, apalagi adiknya Yudi dan Nita yang sangat antusias setiap kali berbicara dengannya tentang Jakarta.
Itu membuat dia merasa cukup nyaman dan di terima dirumah keluarga mereka, bahkan kehangatan suasana rumah yang seperti ini, membuat Kei teringat kembali dengan orang tuanya yang kini telah tiada.
untuk itu, segelas kopi siap menemani pagimu thor../Coffee/
dari Italia yaaaah