Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.
Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.
Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.
Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.
Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LELAH
Jam makan malam sudah tiba, tapi baik Jingga maupun Langit tak ada yang mau turun ke bawah untuk mengisi perut. Padahal tenaga mereka sudah terkuras karena kegiatan mereka beberapa saat yang lalu.
Bahkan Langit tertidur saat ini, mungkin pria itu kelelahan. Namun berbeda dengan Jingga yang justru tak bisa memejamkan mata. Bukan karena lapar, tapi karena ia masih tak menyangka bahwa sekarang ia sudah menjadi istri yang seutuhnya untuk Langit. Jingga sudah menjadi seorang perempuan.
Jingga tak menyesal, bahkan ia sangat bahagia. Berharap rumah tangganya dan Langit akan berjalan lebih baik lagi setelah hubungan mereka benar-benar sudah menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.
Ia menatap langit-langit kamar berwarna putih itu dengan tatapan lekat, senyumnya tiba-tiba terukir saat bayangan kegiatan mereka kembali berputar. Namun ada yang aneh, ia lalu menoleh pada Langit. “Kenapa pria setua kamu bisa mempunyai otot yang begitu kekar mas? Kamu bahkan tidak mempunyai garis keriput sedikitpun,” batinnya. Tapi Jingga tak mau ambil pusing, mungkin karena Langit rajin berolahraga, tubuh pria itu lebih kekar dari usianya yang sudah tua.
“Ah, masa bodo dengan itu. Yang penting aku sangat bahagia mas. Semoga kamu juga begitu,” batin Jingga lagi.
Pipi perempuan itu bersemu merah saat ia menyentuh tangan kekar Langit. Rangkaian kegiatan panas itu kembali berputar dengan jelas di benaknya. Rasa ngilu dan perihnya pun masih terasa. Jingga bahkan nyaris menangis karena kesakitan, tapi untunglah Langit bisa membuatnya ikut menikmati permainan yang pria itu ciptakan meski di awal pria itu terkesan terburu-buru dan grasak grusuk.
Dan anehnya lagi, Langit begitu menggebu-gebu. Jingga bahkan mengakui kegagahan suaminya itu. Tenaga Langit seolah tak surut, pria itu seperti anak muda yang berenergik penuh.
Suara ketukan di pintu kamar membuat Jingga sedikit terlonjak. Ia bingung harus bagaimana, untuk beranjak dari ranjang tak mungkin. Selain karena area intinyayang masih sakit, ia juga tak mengenakan apapun selain selimut tebal yang juga menutup tubuh polos Langit.
Tok tok tok
“Tuan, makan malam sudah siap..”
Terdengar suara pak Lim di luar sana. Jingga menoleh pada Langit, pria itu tak bergerak sedikit pun. “Gimana ini?” gumamnya.
Jingga memutuskan untuk diam saja, ia tak menjawab apalagi beranjak dari ranjang. Sampai akhirnya siara pak Lim tak terdengar lagi. Mungkin pria itu tak mau mengganggu Tuannya yang tengah beristirahat.
***
“Pak Lim, kenapa anda turun sendiri?” Tanya bu Rika.
“Sepertinya tuan Langit sedang beristirahat. Beliau tidak menjawab,” jelas pak Lim.
“Lalu nyonya Jingga?” tanya bu Rika lagi.
“Nyonya juga tidak menjawab. Sepertinya nyonya tidak ada di kamarnya,” jelas pak Lim lagi. Karena setelah ia mengetuk pintu kamar Langit, ia kemudian ke kamar Jingga. Dan ternyata kamar itu juga tampak sepi, Jingga tak menyahut.
Mendengar penjelasan pak Lin, bu Rika mengerutkan dahinya, lalu berkata, “Pak Lim, apa mungkin mereka sedang beristirahat di kamar yang sama? Maksud saya..”
Pak Lim menyimpan jari telunjuknya di bibir, “Sssstttt,” ucapnya. Ia kemudian mengangguk, “Mungkin iya.”
Dan entah mengapa, Bu Rika tak dapat menahan diri untuk tersenyum lebar. Terlihat sekali perempuan itu sangat bahagia. Pikirannya sudah melanglang buana, karena biasanya Jingga akan mengunjungi kamar Langit saat jam makan malam sudah selesai. Tapi sepertinya, sedari sore tadi mereka memang menghabiskan waktu bersama dan sampai saat ini Jingga belum keluar lagi dari kamar sang tuan.
Melihat Rika tersenyum begitu lebar, pak Lim juga ikut tersenyum. Ia tak mau kalah dari Rika, bahkan senyuman pria itu lebih lebar lagi dari Rika.
“Minta pelayan membereskan meja makan. Tapi mereka juga harus bersiap jika malam nanti Tuan dan Nyonya turun untuk makan malam,” pesan pak Lim pada Rika.
Rika mengangguk, “Baik pak Lim.” Lalu ia beranjak menuju ke ruang makan, memberi perintah pada pelayan sesuai perintah pak Lim.
***
Jingga mengernyit saat ia merasakan ada yang mendesak di bawah sana, ia ingin ke kamar mandi. Perlahan ia bangun, rasanya ngilu.
“Aw..” ringisnya.
Karena pergerakan di ranjangnya, Langit pun perlahan membuka mata. Pria itu lalu menoleh pada istrinya, “Kenapa? Kamu mau kemana?” Tanyanya dengan suara serak. Terdengar seksi di pendengaran Jingga.
“A-aku mau ke kamar mandi mas,” jawabnya. Ia menunduk, menarik selimut agar menutup bagian dada atasnya.
“Apa masih sakit?” Tanya Langit lagi, ia lalu beranjak duduk, bersandar pada sandaran ranjang lalu menoleh menatap Jingga.
“Sedikit,” jawab Jingga malu-malu. Di tanya seperti itu, tentu Jingga malu. Pertanyaan itu menjurus ke daerah intinya, mengingatkannya pada apa yang terjadi di daerah sana.
Langit tersenyum, mungkin pria itu justru merasa bangga karena sudah berhasil menjebol gawang istrinya dengan kegagahan yang luar biasa. “Aku bantu kamu ke kamar mandi ya, sayang.”
Jingga yang awalnya menunduk kemudian mendongak. Menatap penuh wajah Langit yang tampak berseri-seri. Kata sayang yang pria itu ucapkan membuat jantungnya tak beres. Seperti di buat porak poranda tak karuan.
“Ada apa?” Tanya Langit lagi.
Jingga sontak menggeleng, ia tersenyum, “Mas bisa membantuku?”
“Tentu saja, sayang..”
Lagi-lagi pria tua itu mengatakan kata sayang, Jingga semakin bahagia. Rasanya seperti banyak bunga-bunga melayang di sekitarnya. Sepertinya, hubungan mereka benar-benar akan berjalan lebih baik dan bahagia.