[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Bertukar Tempat
Serena masuk ke dalam rumah keluarga Arturo dan mendapati tatapan tidak menyenangkan dari 2 orang di depannya - Maria dan Sierra.
“Kau darimana saja? Aku hanya menyuruhmu membeli telur dan kau membutuhkan waktu seharian?” Kata Maria membuka omongan. Serena tentu sudah mengetahui siapa wanita ini dari Arianna, karena dia hanya ibu tiri jahat, jadi Serena tidak akan menaruh banyak respek kepada Maria.
“Tidakah kau lihat hujan baru mereda? Jika ingin cepat belilah sendiri” Kata Serena dengan tatapan tajam.
Maria dan Sierra berpandangan, Arianna tidak akan pernah berkata sedemikian rupa kepada mereka “Kepalamu terantuk batu?” Sierra mendekati Serena ingin mengecek kepalanya dan menjambaknya. Ketika tangan Sierra terulur kepadanya, Serena menepis tangan itu “Jauhkan tanganmu dariku”
Serena berjalan meninggalkan mereka yang keheranan. Arianna tidak akan mungkin melakukan itu, tapi dia bukan Arianna dan hal yang dia inginkan adalah memberi mereka pelajaran. Serena membuka kamar di dekat dapur yang dikatakan Arianna sebagai kamarnya. Dia juga membuka lemari baju Arianna dan mendapati jika baju gadis itu sangat sedikit dan tidak terlalu bagus, antara lusuh dan model lama. Sementara di rumahnya Serena memiliki banyak pakaian bagus, karena Ibunya sangat menyukai bidang fashion.
Tidak puas dengan perlakuan Serena, Sierra masuk ke dalam kamarnya “Kau pikir kau siapa? Pergi keluar membuatmu lupa siapa dirimu?”
Serena tersenyum “Aku tidak lupa siapa diriku, jika tidak ada yang penting. Enyahlah”
Sierra menghampirinya dan berusaha menarik rambut Serena. Dia benar - benar ingin menjambak rambut Serena dan memasukannya ke dalam air dingin. Dengan kemampuan yang dia miliki tentu saja Serena tidak mudah dijatuhkan. Serena menghindar dan menendang lutut belakang Sierra hingga gadis itu terjatuh.
“Jangan main - main, aku benar - benar bisa melakukan lebih buruk dari itu” Ancam Serena. Ancaman itu memang lebih mirip seperti bisikan, tapi membuat nyali Sierra ciut.
“Kau ini apa - apaan? Kau kenapa?” Sierra berdiri dan memandang Arianna yang jauh berubah dalam beberapa jam.
“Aku tidak kenapa - kenapa jadi enyahlah”
Sierra segera meninggalkan Serena. Tatapan Serena sungguh membuatnya takut.
Serena mengunci pintu kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia sungguh lelah, hari ini energi dan fisiknya terkuras. Dia bisa saja menghadapi Sierra dan Maria, tapi tidak akan mampu menghadapi Gavino hari ini. Serena akan membuat perhitungan dengan lelaki itu suatu saat, setelah dia membereskan masalah keluarganya terlebih dahulu. Setelah dia menemukan jawaban tentang hubungan Arianna dan dirinya.
***
Arianna memandang apartemen Serena yang jauh lebih kecil dari rumahnya tetapi rapih. Dia melihat foto - foto Serena yang dipajang ibunya di ruang tamu. Kamar Serena lebih kecil tapi jauh lebih bagus dari kamar Arianna di rumah keluarga Arturo. Serena juga memiliki banyak pakaian, tas, dan sepatu yang jauh lebih baik. Arianna membersihkan dirinya dan menggunakan gaun tidur putih sambil menunggu kepulangan ibunya. Hatinya berdebar keras membayangkan bagaimana rupa ibunya dan bagaimana reaksinya ketika melihat dia.
Sekitar beberapa jam pintu terbuka dan seorang wanita cantik masuk ke dalam. Wajahnya terlihat lelah “Serena? Kau belum tidur?” Tanyanya ketika melihat Arianna. Arianna menghampiri wanita itu dan memeluknya “Mamma”
“Kau merindukan Mamma rupanya” Lena sama sekali tidak berpikir jika gadis yang dipeluknya bukanlah Serenanya.
Arianna merasa untuk sesaat dunianya sempurna “Ya, aku sangat merindukan Mamma”
“Kau tidak biasanya seperti ini” Lena heran dengan sikap Serena. Serena jauh lebih cuek dan kali ini dia mendadak sangat manja.
Arianna melepas pelukannya dan memandang wajah Lena. Apakah wanita ini ibunya? Atau hanya orang asing? Arianna benar - benar berharap jika Lena adalah ibunya dan ibunya tidak meninggal seperti yang dikatakan ayahnya selama ini.
“Kau sudah makan?”
Arianna menggeleng pelan. Lena semakin heran, Serena selalu makan banyak dan tidak pernah tidak makan karena menunggunya. Serena pasti akan pergi kemana pun yang dia mau mencari makanan yang diinginkannya.
“Apa yang kau inginkan? Atau kau mau Mamma memesena pizza dan kita makan bersama?” Lena menawarkan. Biar bagaimana pun dia sangat menyayangi Serena.
“Aku mau” Jawab Arianna. Untuk sementara dia merasa sangat bahagia.
Arianna menghabiskan waktu bersama Lena mulai dari makan pizza dan menonton televisi. Dia tidak banyak bicara, tapi sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama ibunya. Sejenak pikiran Arianna terbang kepada Serena apakah gadis itu bahagia hidup di tempatnya dan apakah Maria memperlakukannya dengan baik?
Aku berharap kau baik - baik saja, Serena
Arianna merasa sangat bersalah jika Serena tidak baik - baik saja.
Pagi hari Lena menyiapkan sarapan lalu mengantar Arianna ke sekolah. Sekolah Serena jauh lebih bagus daripada sekolah Arianna. Jika Maria menyekolahkannya di tempat yang terburuk, maka Lena menyekolahkan Serena di tempat terbaik di kota Roma. Sebelum turun dari mobil Arianna mendapat kecupan dari Lena yang membuat hatinya semakin berbunga - bunga.
Beberapa saat dalam hidupnya Arianna merasakan kebahagiaan. Seorang lelaki tampan menghampiri Arianna.
“Serena kau baik - baik saja?” Tanyanya perhatian.
Arianna merasa dirinya sangat baik - baik saja. Dia hanya mengangguk
“Apa kepalamu masih sakit?”
Arianna menggeleng “Aku baik - baik saja”
“Syukurlah. Aku sangat khawatir terhadapmu”
“Dom, Serena apa yang kalian bicarakan?” Seorang gadis muncul di depan Arianna untung gadis itu menyebut nama lelaki di depannya, karena Serena tidak menginformasikan apa pun mengenai teman sekolahnya. Waktu mereka terlalu singkat untuk membahas banyak hal kemarin.
“Serena kau baik - baik saja?” Tanya wanita itu. Arianna memikirkan apa yang mereka bicarakan. Apa yang terjadi pada Serena hingga semua orang menanyakan keadaannya?
“Aku benar - benar baik - baik saja” Jawab Arianna.
“Mulai dari sekarang hindari Gavino. Aku tidak ingin kau terluka”
Siapa Gavino? Arianna sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Semoga penyamarannya tidak terbongkar. Dia baru saja merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.
“Aku akan berusaha melindungimu” Dom memandang Arianna dengan sangat dalam membuat mata abu - abu itu menenggelamkannya. Dom benar - benar lelaki paling tampan yang pernah Arianna temui.
Km jg semangattt