Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Tidak hanya Farida yang Ter kaget kaget reflek Dinda langsung memalingkan badan nya melihat kearah kaki kiri Azam,
"astaga kang, kalimat yang keluar dari mulut Dinda tanpa ia sadari dengan mata yang membulat sempurna dan mulut terbuka .
"ini parah kang Azam, ucap Farida sambil duduk melihat luka yang lumayan parah berlumuran darah
Reflek Dinda tanpa diduga langsung berjalan cepat mengambil kain bersih yang ada disamping tempat duduk Azzam, lalu membersih kan luka itu disusul oleh ana yang mengambil obat merah yang ada di lemari depan.
Farida tak kalah saing langsung berdiri dan mengambil air hangat meletak kan di mangkok agak besar lalu diberikan kepada Dinda
"sudah diam kang Azzam ucap Dinda tidak sadar dengan apa yang sedang dilakukan
Ini obat merah nya mbk Dinda ucap ana sambil mengulurkan obat merah
"bentar ana biar di bersih kan dulu oleh mbk Dinda ucap Faridah sambil mengambil obat merah dari tangan ana
" ah... Sakit mbk. Perih ucap Azzam sambil kesakitan
"tahan dulu kang bentar ini, memang yang membuat mu terluka seperti ini tidak punya akhlak cetus Faridah sambil melihat Dinda yang sedang membersih kan luka Azzam dan memberikan obat merah itu
ana hanya diam begitu juga Dinda hanya diam tanpa kata, merasah bersalah dalam hati kecil mereka.
"terimakasih mbk Dinda, mbk ana dan mbk Farida semoga kebaikan kalian dibalas oleh Alloh,. Ucap Azzam sambil tersenyum kepada mereka
"iya kang.... sama sama ucap ana tersenyum walau berat dan malu
Sedang Dinda hanya diam lalu berdiri dan kembali duduk lagi tanpa melihat Azzam. Farida begitu juga hanya tersenyum dan bangkit dari duduk nya lalu memberikan uang nya lalu kembali kemeja kasir nya
"ya sudah kayak nya sudah enak kan ini saya pamit, sekali lagi terimakasih ucap Azzam sambil bangkit dari duduk nya dan berjalan keluar dengan kaki yang agak diseret karna sebenar nya masih sakit
Ana Daan Dinda melihat Azzam keluar dengan kaki yang diseret, dalam hati Dinda merasah benar benar bersalah dan tidak jentel untuk bertanggung jawab
Setelah Azzam pergi meningal kan kantin, Dinda langsung membayar makanan yang dia pesan tadi, dan tanpa busa basi kepada ana, Dinda langsung pergi meningal kan
"mbk mbk Dinda teriak ana mengejar Dinda yang berjalan cepat
Dinda hanya diam tanpa menjawab dan menoleh kearah ana. Ana semakin lari kencang menyusul Dinda yang ada di parkiran motor
"mbk mau kemana? Tanya ana yang sudah ada di samping Dinda dengan napas yang ngos ngosan
"mau pulang ana, jawab singkat Dinda sambil menaiki motor nya
"tapi kan nanti ada satu lagi pelajaran nya, ucap ana sambil menatap Dinda
"biar ana, aku malu ana, jawab Dinda dengan mata yang berkaca kaca
"malu kenapa mbk, ucap ana penasaran
"malu dengan diri ku sendiri, kasihan kang Azzam terluka parah sedang aku tidak berani bertanggung jawab, untuk apa aku seperti ini ana?, ucap Dinda dengan tetesan air mata yang tak mampu di bendung lagi dan dengan memukul diri nya sendiri.
"ana langsung memeluk sahabat nya itu, ana juga merasakan betapa malu nya dia tadi, sudah mbk semua sudah terjadi kita bisa apa, kita nanti mintak maaf nya, sama kang Azzam, bujuk ana mencoba menguat kan sahabat nya
"apa dia mau memaafkan kita ana?, sedang kita sudah membuat diri nya terluka parah? Tanya Dinda sambil melepas kan pelukan Ana dan menatap ana dengan mata penuh air mata