Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Aslan datang dan begitu khawatir saat mendengar suara ledakan. Ia berniat datang ke sana untuk melihat perlombaan itu. Ia tidak puas hanya karena melihat foto dan video-video yang di kirimkan oleh supir nya Alin.
Namun, saat ia baru saja sampai di parkiran, suara ledakan pun terdengar. Ia bahkan, hampir tidak sempat menutup pintu mobil nya karena terburu-buru dan merasa khawatir pada anak dan istri nya yang berada di dalam sana.
Ia berlari kencang dan mencari dimana keberadaan mereka. Aslan bahkan menabrak orang-orang yang berlalu lalang, dan tidak melihat kiri dan kanan.
"Aisyah, Alin."
Ia memanggil-manggil nama istri dan juga anak nya. Bukan nya bertanya pada orang-orang, ia malah seperti orang gi-la berteriak dan berlari kesana kemari.
Padahal sudah ada pepatah yang mengatakan. Lebih baik bertanya daripada sesat dijalan. Dan ini lah yang terjadi pada Aslan sekarang.
"Papa kenapa sih?" Tanya Alin yang sudah ada di depan Papa nya. Ia kebingungan melihat Papa nya seperti itu.
"Alin? Papa cariin kemana-mana nggak ketemu. Huhu. Papa kira kamu kenapa-kenapa. Tadi Papa dengar suara ledakan. Papa kira mungkin ada teroris di sini." Ucap Aslan sambil menangis.
"Pa, nggak usah lebay. Itu suara kompor yang meledak. Papa ini ada-ada aja deh khayalan nya. Mana mungkin di tempat kayak gini ada tero-ris."
"Jangan salah kamu nak. Tero-ris itu tidak memandang bulu. Mau bulu kaki, bulu ketek, bulu apapun ia hajar saja. Hmmm,, kamu bilang, kompor? Kok bisa kompor meleduk? Apa-apa an ini? Papa nggak percaya."
"Beneran loh sayang. Tadi pas mau ikut lomba masak. Untung saja kami nggak kenapa-kenapa."
"Syukur lah kalau kalian tak apa-apa. Huft. Papa lega. Kalau begitu, sekarang kita mau kemana?"
"Mau ke aula, Pa. Kan mau nerima hadiah."
"Wah, kalau itu sih Papa senang. Ayo kalau gitu."
Mereka bertiga berjalan sambil bergandengan tangan. Alin berada di tengah. Ah, potret Keluarga bahagia. Alin senang sekali. Rasa nya, jika pun hari itu ia bermimpi, ia tidak ingin terbangun kembali.
Tidak berapa lama kemudian, Alin dan Aisyah pun menerima hadiah mereka. Mereka memenangkan semua perlombaan. Hadiah yang mereka dapatkan pun sangat banyak.
Dan yang lebih membuat heboh. Alin dan Aisyah ternyata menang sebagai pemilik kostum terbaik tahun itu.
Mereka membawa pulang sepeda motor listrik sebagai hadiah utama di hari itu. Aisyah, Alin dan Aslan berfoto bersama.
Hari itu, mereka menjadi perbincangan di sana sini. Aslan yang tampan. Alin yang dulu nya kuper. Dan Aisyah yang gendut dan cupu. Mereka sungguh keluarga yang aneh.
"Alin, ini Ibu tiri kamu?"
"Iya. Ini Bunda ku."
"Papa mu tampan. Kenapa Ibu tiri mu kayak gini bentuk nya. Apa Papa mu salah minum obat?"
Hahahhahahaha
Anak-anak itu menertawakan Alin. Ibu-ibu mereka bahkan tidak menegur sifat buruk mereka yang mengolok-ngolok dan menghina Aisyah.
"Anak-anak, ngidam apa ibu-ibu kalian dulu. Kok anak-anak nya kayak gini kelakuan nya? Mirip sama yang di kebun binatang." Ucap Aisyah tanpa rasa bersalah.
Pasukan ibu-ibu yang anak-anak nya tadi menghina Aisyah, tidak terima kalau anak nya juga di hina. Sungguh ibu-ibu yang sangat imut kelakuan nya.
" Hey Bunda nya Alin, kok ngomongnya gitu sih ke anak-anak. Nama nya juga anak-anak, ya wajar saling bercanda."
"Maksud ibu-ibu sekalian apa ya? Saya nggak mengerti."
"Nggak mengerti? Tadi kamu kan, yang bilangin untuk anak-anak kami kelakuan seperti yang ada di kebun binatang."
"Iya. Terus salah nya dimana? Saya nggak mengerti ibu-ibu sekalian ini kenapa." Ucap Aisyah dengan suara yang lembut dan mendayu.
"Nggak usah sok baik deh. Bilang aja kalau kamu mau menyamakan anak kami dengan binatang."
"Astagfirullah,,, Ibu ngomong apa? Kok bawa-bawa binatang? Bu, dengar ya. Di kebun binatang itu juga ada manusia. Nggak semua nya binatang. Ibu nggak pernah ke kebun binatang ya? Di maklumi sih kalau begitu. Lain kali, nggak boleh ya bu, bilangin untuk anak sendiri binatang. Berdosa."
Lagi-lagi Aisyah membuat otak ibu-ibu itu mendidih. Mereka kehilangan kata-kata karena Aisyah. Aisyah sungguh sangat pintar membuat mereka malu.
"Alin, nemu dimana sih ibu tiri seperti ini?" Tanya salah satu dari mereka.
"Memang nya kenapa Tante? Bunda nya Alin, hebat kan? Karena Bunda, kami bisa memenangkan banyak perlombaan hari ini. Tante-tante sekalian mau belajar sama Bunda Alin?"
"Ogah, siapa juga yang mau belajar jadi gajah bengkak."
"Mending gajah bengkak ada guna nya. Dari pada kutilang dara yang hidup nya nggak berguna. Ayo Alin, nggak usah dekat-dekat mereka lagi ya. Nanti kita kena virus."
"Virus apa Bunda?"
"Virus zombie."
"Loh, kok virus zombie sih Bunda? Apa hubungan nya?"
"Lihat aja mereka. Kurus kerempeng seperti itu." Ucap Aisyah sambil menggelengkan kepala nya dan berlalu pergi.
Pasukan ibu-ibu itu terlalu emosi untuk membalas perkataan nya Aisyah. Baru kali ini ada manusia gendut yang sangat pintar membuat orang lain jatuh.
Biasa nya si gendut akan di bully. Tapi ini, malah si gendut yang membully. Alin merasa baik-baik saja selama ada Bunda di sisi nya. Ia tidak perlu takut lagi kini.
Karena apapun yang terjadi, Bunda nya akan membela Alin dan melindunginya.