Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.
Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi untuk perubahan
Pagi itu, Ferdy terbangun dengan tubuh lebih bugar daripada biasanya. Sejak Sisum hadir dalam hidupnya, segala sesuatunya terasa lebih mudah, mulai dari urusan pekerjaan hingga pertarungan. Setiap harinya, Ferdy seperti mendapatkan suntikan semangat baru, terlebih setelah semalam berhasil mengalahkan preman-preman suruhan Andi dan mendapatkan hadiah spesial berupa mobil SUV.
**Ferdy (tersenyum puas):** “Mobil baru. Gak nyangka gue, dari yang tadinya ojek online pake motor matic, sekarang jadi punya SUV. Ini kayak main game dapat cheat aja.”
Sambil bersiap-siap untuk menjalani hari, ponselnya tiba-tiba berdering. Di layar terlihat panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Ferdy mengangkatnya dengan nada santai.
**Operator Dealer:** “Selamat pagi, Pak Ferdy. Saya dari dealer otomotif. Kami ingin konfirmasi pengantaran mobil SUV Anda. Mohon maaf, kami lihat alamat Bapak masih tercatat di alamat lama. Mungkin lebih baik diantar ke rumah elit di Bukit Indah, ya?”
Ferdy terdiam sejenak. Alamat elit di Bukit Indah? Sungguh dia masih belum terbiasa dengan gagasan bahwa sekarang dia punya rumah elit di perumahan mewah.
**Ferdy (berkata pelan):** “Oh iya, bener-bener. Antar ke Bukit Indah aja ya, Pak. Nanti saya tunggu di sana.”
Setelah menutup telepon, Ferdy tertawa kecil.
**Ferdy (menggumam):** “Gue, di rumah elit. Hahaha. Hidup gue bener-bener udah kayak sinetron.”
Ia langsung membuka aplikasi Sisum dan mengecek misi harian yang harus diselesaikannya. Di layar virtual yang hanya bisa dia lihat, muncul berbagai tantangan.
**Sisum: "Misi Harian: Lari sejauh 5 km, push-up 200 kali, sit-up 200 kali, bantu minimal satu orang yang membutuhkan. Reward: 1 juta rupiah, 200 poin pengalaman."**
**Ferdy (membaca dengan malas):** "Lari lagi, push-up lagi. Sisum, kau ini kayak pelatih militer aja. Tapi, bantu satu orang yang membutuhkan, kayaknya asyik juga."
Dengan semangat baru, Ferdy keluar rumah dan mulai melakukan pemanasan di halaman. Setiap gerakannya terasa ringan. Sisum benar-benar telah mengubah tubuhnya, membuatnya lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tangkas. Ia berlari mengelilingi kompleks tempat tinggalnya, sambil menikmati udara pagi yang segar.
Setelah menyelesaikan lari 5 kilometer, ia kembali ke rumah dan melanjutkan misi dengan serangkaian push-up dan sit-up. Tak terasa waktu berlalu, dan ia telah menyelesaikan seluruh rangkaian misi fisiknya.
**Ferdy (tersengal-sengal):** "Oke, yang fisik beres. Sekarang, tinggal cari satu orang yang butuh bantuan."
Ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai ojek online sambil mencari peluang untuk menyelesaikan misi tersebut. Dengan motor maticnya yang masih setia, Ferdy memacu kendaraan ke pusat kota, berharap bisa membantu seseorang di sepanjang jalan.
Tak lama setelah itu, sebuah order masuk. Ia menerima penumpang yang hendak menuju sebuah pasar tradisional di pinggiran kota. Saat sedang mengantar, Ferdy melihat seorang ibu tua yang tampak kesulitan membawa barang belanjaan. Tanpa berpikir panjang, ia memarkir motor di pinggir jalan dan menghampiri ibu tersebut.
**Ferdy (tersenyum ramah):** “Bu, bawaannya berat banget tuh. Biar saya bantuin ya.”
**Ibu Tua (terkejut, tapi tersenyum):** “Wah, terima kasih banyak, nak. Beneran gak keberatan?”
**Ferdy:** “Ah, gak apa-apa, Bu. Santai aja. Ini tugas saya—eh, maksudnya, saya senang bantu orang.”
Dengan cekatan, Ferdy membantu ibu tersebut membawa barang belanjaan ke rumahnya yang tak jauh dari situ. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia kembali ke motornya dan melanjutkan perjalanan. Notifikasi Sisum kembali muncul.
**Sisum: "Misi harian selesai. Hadiah: 1 juta rupiah dan 200 poin pengalaman telah ditambahkan."**
**Ferdy (tertawa kecil):** "Nah, gampang kan? Bantu orang sambil dapet uang. Ini hidup impian."
Sesampainya di pasar, penumpangnya turun dan memberikan rating sempurna untuk perjalanan yang nyaman. Ferdy merasa hari ini benar-benar berjalan dengan baik. Dia memutuskan untuk menunda pekerjaan sejenak dan mengecek aplikasi Sisum untuk melihat misi random apa yang tersedia.
**Sisum: "Misi Random: Menghentikan kejahatan di tempat yang telah ditandai di peta. Waktu tersisa: 30 menit. Reward: 5 juta rupiah, 500 poin pengalaman, dan skill bela diri tambahan."**
Ferdy membuka peta virtual dan melihat lokasi yang dimaksud. Sebuah tanda merah muncul di dekat area pasar. Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan terjadi di sana. Dengan cepat, Ferdy melajukan motornya menuju lokasi yang ditunjukkan.
Sesampainya di tempat, ia melihat sekelompok pemuda bertubuh kekar sedang mencoba memeras seorang pedagang kecil di salah satu sudut pasar. Rasa marah langsung muncul dalam dirinya, namun Ferdy tetap menjaga ketenangannya. Dia tahu, mengamuk tanpa rencana hanya akan membuat situasi semakin buruk.
**Ferdy (mendekati dengan tenang):** “Woi, woi, santai dulu. Ini apa urusannya, bang?”
Salah satu preman yang bertubuh besar menoleh ke arahnya dengan tatapan marah.
**Preman 1:** “Bukan urusan lu! Pergi sana sebelum gue pecahin kepala lu!”
**Ferdy (tersenyum dingin):** “Pecahin? Hahaha, gue rasa nggak semudah itu, bang.”
Tanpa peringatan, preman pertama menyerang Ferdy dengan ayunan tinju. Namun, dengan kecepatan yang sudah terlatih, Ferdy menghindar dengan mudah. Dalam sekejap, ia melancarkan tendangan yang tepat mengenai perut preman itu, membuatnya terjatuh ke tanah dengan erangan kesakitan.
**Ferdy:** “Lu tadi ngomong apa, bang? Pecahin kepala siapa?”
Preman kedua maju dengan tongkat kayu di tangan. Ferdy mengangkat alis, merasa sedikit terhibur oleh situasi ini.
**Preman 2:** “Lu nggak bakal lolos dari sini, sobat!”
Ferdy memutar matanya, lalu dengan cepat menangkap tongkat itu di udara saat preman kedua mengayunkannya. Dengan satu gerakan cepat, ia memelintir tongkat itu dan mendorong preman kedua ke belakang, membuatnya jatuh tersungkur.
Pertarungan tidak berlangsung lama. Ferdy dengan mudah mengalahkan mereka semua. Setelah memastikan para preman itu kabur dan pedagang kecil tersebut aman, ia menerima notifikasi dari Sisum.
**Sisum: "Misi Random berhasil diselesaikan. Hadiah: 5 juta rupiah, 500 poin pengalaman, dan skill bela diri tambahan."**
Ferdy merasakan tubuhnya kembali mengalami peningkatan. Setiap kali ia menyelesaikan misi seperti ini, kekuatannya bertambah dan keterampilannya semakin terasah. Ia juga tak lupa mengecek aplikasi bank yang menunjukkan bahwa 5 juta rupiah sudah masuk ke rekeningnya.
**Ferdy (berbisik pada dirinya sendiri):** "Luar biasa. Semakin hari semakin kaya gue. Hehe, tapi tetep harus jaga sikap."
Setelah memastikan keadaan aman, Ferdy kembali mengendarai motornya. Di tengah perjalanan, ia memikirkan hal-hal yang telah ia lakukan hari ini—membantu orang tua, menghentikan kejahatan, dan tentu saja, menyelesaikan misinya. Semua ini bukan hanya tentang uang atau poin pengalaman, tetapi lebih kepada perubahan yang mulai ia rasakan dalam dirinya. Ia merasa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat.
Tak lama kemudian, teleponnya berdering lagi. Kali ini dari dealer mobil.
**Operator Dealer:** “Pak Ferdy, kami sudah sampai di rumah elit Bukit Indah. Apa Bapak bisa segera datang?”
**Ferdy (tersenyum):** “Oke, saya otw sekarang.”
Ferdy kemudian memacu motornya menuju rumah elitnya yang baru di Bukit Indah. Dalam perjalanan, ia merasa seperti hidupnya mulai menemukan arah yang lebih baik. Dari ojek online, preman, hingga menjadi pemilik rumah elit dan SUV. Semua ini terasa seperti mimpi, tetapi ia tahu bahwa inilah kenyataan barunya.
Sesampainya di Bukit Indah, Ferdy terkejut melihat rumah besar dengan taman yang luas di depannya. Mobil SUV baru mengkilap parkir di depan rumah, menambah kesan mewah tempat itu.
**Ferdy (terkesima):** “Ini beneran rumah gue sekarang? Gak nyangka bisa punya yang kayak gini.”
Operator dealer menyambutnya dengan senyuman dan menyerahkan kunci mobil barunya.