Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.
Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.
Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.
Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.
SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.
Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.
Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 : Hangout Girls
“Kita jadikan ke Mall?” Tanya Zai mendekati Jenny yang baru selesai melakukan piket nya.
Gini-gini Jenny rajin piket dan tidak kabur seperti Zai yang selalu kabur piket di hari Rabu.
“Hooh, gimana Raya sama Billa?”
“Jadi juga, mereka udah tunggu in di parkiran. Btw Lo kan pulangnya bareng Kris, Jen.” Ujar Zai.
“Udah gue bilang tadi.”
“Terus?”
“Ya udah dia iya gitu aja. Tapi kita foto sebagai tanda bukti soalnya dia gak gampang percaya sama gue.” Ujar Jenny.
Zai tertawa, “Emang harusnya jangan percaya dengan seorang Jenny Agustinus ini.”
“Bangke Lo! Dah yok.”
Mereka pun meninggalkan kelas yang sudah sepi dan berjalan keluar menuju parkiran. Di mana lagi-lagi mereka menumpang di mobil Zai. Lebih tepatnya karena Zai sendiri yang berangkat sekolah menggunakan mobil sendiri. Sedangkan Raya, Jenny, dan Billa selalu menggunakan sopir itu pun karena keluarga mereka.
Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil merah Zai dan langsung tancap gas tanpa babibu dikarenakan waktu yang semakin sore. Takutnya mereka akan pulang malam. Dan lagi-lagi takut akan keluarga mereka marah.
Raya yang takut Ayahnya pulang tiba-tiba.
Jenny takut kalau Mama Riana mengamuk.
Billa sebenarnya tidak takut tapi hanya malas jika sudah berdebat dengan keluarganya.
Zai? Ia bebas karena kedua orang tuanya jarang pulang.
Sampai.
Zai langsung memarkirkan mobilnya ke basement parkiran mobil. Keluar mereka langsung menuju ke pintu yang ada di dalam basement dan terhubung ke dalam Mall. Angin sejuk khas mall langsung menerpa mereka berempat.
“Mau ke mana?” Tanya Billa.
“Beli baju couple, pokoknya kita shopping dulu terus ke Timezone, beli es krim, terus kita makan.” Ujar Jenny memberikan rentetan yang akan mereka lakukan di dalam Mall.
“Gue tau baju yang bagus disini, let go!” Ujar Zai langsung berjalan ke depan menjadi pemandu.
Mereka pun berjalan menuju salah satu toko brand terkenal dan langsung di sambut hangat oleh pemilik toko.
“Selamat datang Nona Padantya. Bisa saya bantu?”
“Gue mau liat-liat baju couple with friends.” Ujar Zai.
“Baik Nona, silahkan.”
“Diem-diem keluarga Zai tajir juga ya.” Bisik Jenny kepada Billa.
Billa mengangguk, “Tapi tajiran keluarga Raya kalau gue liat-liat.” Bisik Billa.
“Bener sih, gue aja dulu pas nginep di rumahnya Raya Lo tau rumahnya berasa kek istana Cok! Tapi sepi.”
“Iyakah? Kita gak pernah ke rumahnya Raya seringnya rumah Lo sama rumahnya Zai.”
“Lo juga ya, Bil!”
“Gue pernah anjay! Tapi malah gue dimarahi bokap gue, terus gue boyong Lo pada ke apartemen gue. Lupa Lo?!”
“Iya-iya inget-inget.”
“Dih!”
“Kenapa tu pada bisik-bisik tetangga?” Tanya Zai karena merasa heran kepada Jenny dan Billa yang membicarakan sesuatu dengan bisik-bisik tetapi ketara sekali.
Mba-mba pekerja yang melihatnya pun tertawa kecil.
Jadi malu Jenny dan Billa.
Raya hanya menggelengkan kepalanya. Ia tahu apa yang mereka bisikkan.
“Ini Nona koleksi tahun ini.”
Zai dan kawan-kawan pun dialihkan ke dalam ruang yang di mana khusus berganti baju setelah mereka memilih baju yang mereka sukai.
“Cocok gak?” Tanya Billa berputar-putar setelah berganti mencoba pakaian yang ia ambil tadi.
“Cocok cocok. Kulit Lo putih jadi semua warna cocok.” Ujar Zai.
“Bagus.” Ujar Raya.
“Sip sip.” Jenny memberikan 2 jempolnya.
Billa pun mengangguk dan masuk kembali untuk mencoba pakaian couple mereka yang akan mereka gunakan nanti. Ya masa mereka ingin bermain menggunakan seragam. Masih mereka pakai untuk besok.
Selagi mereka menunggu Billa berganti mereka disiapkan sofa dan minuman serta makanan ringan untuk dinikmati. Pelayanan harus 100% sempurna untuk anak semata wayang pemilik Mall ini.
Sesudah mereka semua mencoba pakaian yang mereka pilih dan berganti seragam mereka menjadi pakaian santai couple. Mereka pun membayar.
“Tidak usah Nona, Tuan berpesan kepada kami jika Nona dan teman-teman Nona berbelanja di sini biaya akan ditanggung Tuan.” Ujar Mba-mba kasir.
“Beneran Zai? Gue takut sama Bokap Lo.” Ujar Billa sedikit pelan tepat di dekat Zai.
“Lo gak mau mastiin?” Tanya Jenny.
Zai menggeleng, “Ga usah. Kalau pun gue tanya telepon gak bakal diangkat juga.” Ujarnya.
“Ya udah yuk ke tempat lain.”
Mereka pun langsung pergi setelah mengucapkan terima kasih atas pelayanan toko mereka. Mereka pun sepuasnya berbelanja di sini ke toko sepatu, aksesori, dan lain-lain. Lagi-lagi para pekerja toko tidak membiarkan mereka membayar tagihan dikarenakan orang tua Zai sudah berpesan kepada mereka.
“Sumpah Zai ini semua kita gak usah bayar?” Tanya Billa.
“Ya udah kalau kata bokap gue gitu gimana.”
“Sebenarnya bokap Lo tu sayang sama Lo Cuma ya gitu.”
“Ini bentuk mereka masih ingat gue aja udah sebenarnya mah mereka gak sayang juga berkas-berkas lebih mereka sayang noh sampai gak pulang-pulang. Kalau pulang pun isinya berantem. Cerai-cerai tapi gak cerai-cerai. Dih! Najis!” Gumam Zai jika mengingat ketika kedua orang tuanya pulang selalu bertengkar dan meminta cerai tetapi tidak cerai-cerai pula.
“Udah yuk ke Timezone.” Ujar Zai mengubah mimik wajahnya yang semula ketika membicarakan kedua orangtuanya sinis menjadi ceria kembali.
“Gue mau beli minuman dulu.” Ujar Raya berjalan meninggalkan ketiganya.”
“Eh! Ray, tunggu in gue juga.” Billa pun berlari mengejar Raya yang sudah memasuki toko minuman manis dengan boba-boba mereka.
Zai dan Jenny mengikuti dan ikut memesan minuman.
Setelah membeli minuman mereka langsung ke timezone. Mereka bersenang-senang tanpa kenal waktu. Meninggalkan sebentar beban mereka dan menghibur diri mereka bersama-sama.
Raya saja yang selalu berwajah datar pun saat ini memperlihatkan senyumannya walau tipis dan tertawa jika melihat kelucuan yang dibuat Zai dan Jenny. Dan tidak habis pikir dengan ketidakpekaan seorang Billa.
“Eh! Gue laper, yuk makan yuk. Dah jam berapa ini?” Ujar Billa sudah lelah akan memainkan salah satu mainan yang mengharuskan dirinya benari sembari menginjak tombol menggunakan kakinya.
“Yaudah yuk.”
Mereka pun langsung menuju salah satu restoran dan memilih tempat duduk yang nyaman.
“Haduh! Cape.”
“Gila kita main di Timezone 2 jam lebih.” Ujar Zai.
“Jam berapa ini? Hp gue low batt.” Tanya Raya.
“Jam 07.15.” Jawab Billa.
Raya mengangguk. Ia hanya berdoa semoga Ayahnya masih di Chicago. Meskipun Bibinya berbicara beberapa hari siapa tahu sang Ayah pulang tiba-tiba. Seorang Andreas Aafreeda tidak dapat di prediksi orangnya.
“Silakan Kak, ini menu nya.”
Tiba-tiba seorang waiters datang dan menunjukkan buku menu mereka.
“Mau pesen apa?” Tanya Zai.
“Terserah, Lo kan tahu selera kita. Hehe.” Ujar Jenny dan disetujui oleh Billa dan Raya.
Zai mendengus akhirnya Zai memesan Pancake dan Bacon Wafel, Carbonara, Chicken Parmesan dan Beef Gordon Bleu, Potato salad. Untuk minuman lemontea dan Teh hijau kesukaan Raya. Dan tambahan Croffle Ice cream, caramel sundae and classic strawberry.
Setelah waiters menulis pesanan mereka dan mengulang pesanan akhirnya waiters pergi untuk mengirim kertas pesanan dan pesanan mereka akan segera dibuat.
Mereka pun menunggu sembari bersantai bermain handphone. Kecuali Raya yang handphone nya sedang ia charger. Akhirnya ia bermain iPad nya mengerjakan tugas kelanjutan masalah classmeet.
Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh teriakan Billa. Untung saja teriakan Billa tidak terlalu keras jadi tidak sampai membuat mereka menjadi pusat perhatian.
“Heh Bocah! Bikin kaget aja! Apaan sih?!” Sungut Zai.
Billa masih menatap syok ponselnya. “NIH! LIAT! KRIS POST FOTO JENNY!”
Jenny yang mendengar hal itu langsung merebut ponsel Billa dan melihat apa yang diucapkan Billa benar atau tidak.
Dan ya itu benar.
“Brengsek! Udah gue bilang jangan di post juga! Anak anjing dasar!” Umpat Jenny.
Jenny langsung menelepon nomor Kris untuk meminta penjelasan.
Zai pun mengambil ponsel Billa yang tergeletak di meja dan melihat isi ponsel tersebut.
“Mana gak diangkat lagi! Dasar anak dajal emang ni satu! Argh!”
“Heh! Tenang Jen! Liat di privat akun Kris nih.” Ujar Zai menunjukkan akun Twitter Kris.
“Sama aja itu pengikut 400 an itu apa? Hah?!”
“Bentar gue cek. Keknya kalau akunnya di privat gak sampe bikin heboh dan gak akan sampe ke akun tweet nya sekolah. Tenang gue jaga biar gak sampe ke denger anak sekolahan. Dan gue liat-liat pengikut Kris anak bisnis semua coy nih.” Ujar Zai mencoba menenangkan Jenny dan menunjukkan deretan akun pengikut Kris.
“Kok Lo bisa ngikutin tweet nya Kris, Bil?” Tanya Zai.
“Hehehe gue gabut terus nemu akunnya anak Rajawali ya udah gue ikutin. Itu pakai akun second yaw biar bisa stalk gitu.” Ujar Billa dengan wajah polosnya.
“Udah tenang. Tanpa Lo sembunyi mereka bakal tahu.” Ujar Raya.
“Lo mau nyembunyiin perjodohan Lo?” Tanya Zai.
Jenny menggeleng, “Niatnya masalah perjodohannya aja kita sembunyiin tapi kita tetep deket gitu sih.”
“Ya udah gak usah mendung tu muka. Gue jamin gak bakal kecium ni akun Kris sama anak sekolah.” Ujar Zai.
“Silakan kak, ini makanannya.”
“Oh ya.” Balas Billa.
Waiters pun menaruh makanan pesanan mereka.
“Silakan kak, mari.”
Raya mengangguk, “Dah makan jangan sedih. Nih es krim kesukaan Lo.” Raya memberikan es krim classic strawberry kesukaan Jenny.
Jenny pun dengan menurut makan walaupun ia masih kesal dengan Kris. Zai pun mulai memfoto terlebih dahulu makanan yang ia pesan. Raya langsung memakan makanannya sembari memberikan makanan kesukaan Jenny. Sedangkan Billa sudah disibukkan dengan makanannya sedari tadi.
Setelah makan pun mereka langsung pulang dengan Raya yang dijemput oleh sopirnya di Mall dikarenakan jarak rumahnya dengan rumah para teman-temannya berbeda arah. Berakhir mereka hanya bertiga di mobil Zai. Setelah mengantarkan Jenny, Zai dan Billa langsung pulang ke rumah Zai. Billa lagi-lagi menginap di rumah Zai.