sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 9
Keesokan paginya, matahari pagi masuk melalui celah tirai, menerangi ruangan yang masih sunyi. Reno dan Keira masih tertidur, saling berpelukan, hanya selimut yang menutupi tubuh mereka. Keira terbangun perlahan saat merasakan kecupan lembut di keningnya.
"Pagi, sayang," bisik Reno dengan suara serak khas baru bangun tidur, sambil tersenyum kecil.
Keira tersenyum dan memeluk Reno semakin erat, seolah tak ingin dia pergi. "Pagi juga... Aku libur hari ini, temenin aku seharian ya?" pinta Keira, suaranya penuh harap.
Reno tersenyum lagi, mengusap lembut rambut Keira. "Oke, sayang. Buat kamu, aku siap temenin seharian."
Hari itu, mereka menikmati waktu bersama dengan santai. Setelah sarapan sederhana, mereka memutuskan untuk keluar, menghabiskan waktu bersama di tengah keramaian kota. Keira terus menggandeng tangan Reno, sesekali tersenyum manis, merasa begitu bahagia bisa menghabiskan waktu bersama pacarnya tanpa beban.
Siang harinya, mereka mampir di sebuah restoran yang cukup mewah. Reno, seperti biasa, membiarkan Keira yang mengambil kendali. Saat pelayan membawa tagihan, Reno hanya tersenyum canggung dan berkata, "Maaf ya, harus kamu lagi yang bayar. Nanti kalo aku udah kerja, aku yang traktir kamu makan."
Keira menggeleng dengan senyum lembut, menenangkan Reno. "Iya, sayang, gak apa-apa kok. Asal kita bisa sama-sama terus, itu yang penting buat aku."
Tanpa curiga atau ragu, Keira terus memberikan apa pun yang Reno mau. Baginya, kebahagiaan mereka adalah segalanya. Reno adalah pusat hidupnya, dan selama Reno ada di sampingnya, Keira merasa segalanya akan baik-baik saja. Baginya, cinta adalah tentang pengorbanan, dan ia rela melakukan apa pun demi hubungan mereka.
Saat mereka berjalan berdua di sepanjang trotoar setelah makan siang, Reno merangkul bahu Keira. Mereka berbicara tentang masa depan, tentang impian Reno yang ingin segera punya pekerjaan dan membangun kehidupan yang lebih baik. Keira mendengarkan dengan penuh perhatian, menelan setiap janji yang Reno ucapkan, meski di dalam hatinya, ia tahu bahwa semua itu mungkin butuh waktu lebih lama dari yang mereka kira.
Namun, Keira tidak peduli. Selama Reno ada di sampingnya, semua akan baik-baik saja. Atau setidaknya, itulah yang ingin ia percayai.
Saat mereka sedang berjalan berdua, menikmati angin siang yang hangat, tiba-tiba ponsel Reno berbunyi. Reno mengernyit saat melihat layar, seolah ada sesuatu yang tidak ingin Keira ketahui. Dengan cepat, ia menjauh beberapa langkah dari Keira dan mengangkat teleponnya, berbicara dengan nada pelan yang tidak bisa didengar Keira.
Keira merasa ada yang aneh. Ia hanya bisa memperhatikan dari kejauhan, mencoba menangkap sepatah dua patah kata, tapi tidak berhasil. Reno tampak gugup, berbicara cepat, dan sesekali melirik ke arah Keira seakan memastikan bahwa dia tidak terlalu memperhatikan.
Setelah beberapa menit, Reno kembali menghampiri Keira. Wajahnya terlihat canggung, seolah ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. "Ra, maaf ya, aku harus pergi duluan. Ada urusan mendadak."
Keira menatap Reno, bingung dan kecewa. "Tapi, kan, kamu udah janji mau temenin aku seharian?" Suaranya terdengar lirih, penuh harap bahwa Reno akan mengubah keputusannya.
Reno menghela napas pendek dan tersenyum kecil, tapi kali ini senyumnya tidak setulus biasanya. "Lain kali, ya, Ra. Aku janji lain kali bakal seharian sama kamu. Beneran, deh."
Keira terdiam sejenak, menahan perasaan kecewanya. Ia tidak ingin terlihat terlalu memaksa, meskipun hatinya terasa berat menerima janji kosong lagi. "Yaudah deh," jawabnya akhirnya, dengan senyum kecil yang dipaksakan.
Namun, sebelum Reno melangkah pergi, ia berbalik lagi dan, tanpa ragu, berkata, "Eh, Ra, aku boleh minjem uang kamu dulu gak? Buat urusan yang tadi ini."
Keira tertegun. Pertanyaan itu kembali menghantamnya. Lagi-lagi soal uang. Sekilas, ia ingin menolak, tapi hatinya melembut melihat tatapan Reno yang tampak membutuhkan. "Berapa?" tanya Keira akhirnya, meski dalam hatinya mulai merasa lelah dengan semua permintaan ini.
"Enggak banyak kok, cuma untuk nutupin sedikit aja. Nanti aku ganti, aku janji," jawab Reno cepat, dengan nada meyakinkan yang sama seperti sebelum-sebelumnya.
Keira mengangguk pelan, mengambil ponselnya dan mempersiapkan transfer. Dalam diam, ia bertanya pada dirinya sendiri, sampai kapan ia harus terus menuruti setiap permintaan Reno. Namun, cinta dan rasa sayangnya membuat ia terus mengabaikan keraguan itu.
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜