adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gara-gara angkasa
Di kantin Dinda makan bersama Selly dan Mira
selama di kantin ponsel Dinda terus berdering tapi Dinda tak mau menjawab nya karena itu telepon dari angkasa.
" siapa sih din? " tanya Selly
" itu pak angkasa CEO angkasajaya " jawab Mira
" hah... ceo ganteng yang gantengnya 11 12 sama pak Devin " kata Mira
" ih sembarangan, gantengan mas devin lah..." jawab Dinda
" kenapa ga di jawab siapa tau penting din " kata selly
"males, semenjak gue ikut meeting sama pak Devin dan pak Doni dia teleponin gue Mulu, ga jelas banget " kata Dinda
" pake bilang pengen kenal lebih Deket " pusing gue
" ya ampun din, gue heran sewaktu lahiran Lo emak Lo selametan pake sajen apa sih? yang naksir Lo konglomerat kelas atas Mulu din, ampun dah " kata Mira
" iya ya, buat gue aja deh klo ga mau " kata Selly
" jangan sel, dia itu playboy kelas atas dan yang lebih parah dia itu selalu gonta ganti cewe tiap malem, ih... Jijik banget kan " kata Dinda
" siapa tau setelah ketemu jodoh nya dia bakal insaf din " kata Selly lagi
" au dah " jawab Dinda
" bagi gue nomernya dong din " ucap Selly lagi
" tapi janji jangan mau kalo di ajak macem-macem Ama dia " ucap Dinda
" oke " jawab Selly lalu Dinda memberikan nomor angkasa pada Selly
" Pepet aja sel, siapa tau jatuh cinta beneran Ama Lo " kata Mira
" tapi inget sel, jangan pernah mau di apa-apain sama tuh kadal " ujar Dinda
" beres din " kata Selly
Tak terasa jam makan siang sudah habis, mereka kembali ke tempat kerja masing-masing
" din... kamu di kantor aja biar aku dan Doni yang meeting siang ini " kata Devin
" iya pak " ucap Dinda
Devin masuk ke ruangan nya, tapi Doni masih betah di meja Dinda
" din... Bagi nomor nya Mira dong " ucap Doni
" buat apa? " tanya Dinda
" buat pasang togel, ya buat kenalan lebih jauh lah din " kaya Doni
" jangan ah... Nanti di kadalin sama mas doni, kasian kan temen aku " ucap Dinda
" ya ampun din, ga percayaan banget si... Din ayo dong " mohon Doni
" tapi janji ga boleh mainin temen aku ya mas " kata Dinda
" iya cuma pengen kenal Deket aja " kata Doni lalu Dinda memberikan nomor Mira pada Doni
" eh Doni... Ngapain Lo, dari tadi gangguin Mulu bini orang, buruan udah siang nih " kata Devin memarahi Doni
" ya elah posesif kaya perempuan " omel Doni
" ayo " ajak Devin
" iya iya, eh Din thanks ya " ucap Doni
Dinda mengangguk
" sayang aku pergi ya " ucap Devin di angguki oleh Dinda
" di kantor nih, sayang sayang... Profesional " omel Doni
" sirik aja Lo " jawab Devin
Mereka melenggang keluar
Kringg-kringg (ponsel Dinda berdering)
" ya ampun Nih orang kalo g di jawab g bisa berhenti ya " kata Dinda
akhirnya ia menjawab telepon dari angkasa
" hallo " ucap Dinda
" akhirnya kamu angkat juga din " ucap angkasa
" ada apa pak angkasa? " tanya Dinda
" Din untuk proposal kerja sama kemarin apa kamu masih simpan salinan nya? " tanya angkasa
" ada pak " jawab Dinda
" kamu kirim ke email saya bisa? Ucap angkasa
" bisa pak nanti saya kirim " kata Dinda
" oke terima kasih " kata angkasa
" din... Kapan kamu mau dinerr sama saya? " tanya angkasa
" saya kurang tau pak, karena akhir-akhir ini kerjaan saya banyak " kata Dinda
" baiklah saya akan tunggu sampai kamu sempat " ucap angkasa
" oke " jawab Dinda lalu memutus sambungan telepon nya
Waktu berlalu cepat sudah saatnya jam pulang kerja
" Din... Ayo pulang " ajak Devin
" tunggu sebentar mas, sedikit lagi " kata Dinda
Devin duduk di kursi depan meja Dinda menunggu sang kekasih menyelesaikan kerjaan nya
kringg-kringg (ponsel Dinda kembali berdering )
" angkasa" gumam Devin
Mendengar gumaman Devin Dinda menoleh
" siapa mas? " tanya Dinda
" angkasa, angkat dan loud " suruh Devin
mau tak mau Dinda nurut
" hallo pak" jawab Dinda
" sudah saya bilang kalau bukan urusan kerja jangan panggil bapak Dinda " kata angkasa
" kamu sudah selesai kerja? Aku jemput ya " ucap angkasa lagi
" hah... Ga usah pak saya udah di rumah " ucap Dinda bohong
" oh... Kamu sudah pulang, cepat sekali ". Kata angkasa heran
" iya " jawab Dinda
" ya sudah nanti malam saya telepon lagi ya , saya mau pulang dulu " ucap nya
Dinda memutus sambungan telepon nya
Dinda melihat ekspresi tak enak dari Devin
" sejak kapan dia sering hubungi kamu? " tanya Devin
" ga sering kok mas, baru 2 kali " kata Dinda
" malam hari? " tanya Devin lagi
" enggak, aku ga pernah angkat " kata Dinda
" iya kamu ga anggat tapi berarti setiap malam dia hubungi kamu " tanya Devin
Dinda hanya diam
" terserah kamu lah din " ucap Devin berlalu pergi
" waduh dia marah lagi " kata Dinda dan segera menyusul Devin
Devin masuk ke dalam mobilnya tanpa membuka kan pintu untuk Dinda seperti biasa
" mas udah dong jangan marah terus, tadi Rama sekarang pak angkasa " ucap Dinda
" harusnya aku yang bilang seperti itu, tadi Rama sekarang angkasa sebenarnya apa sih mau kamu? Seneng kamu liat saya kaya gini? " ucap Devin
bukannya takut mendengar Omelan Devin Dinda justru membecandai Devin
" seneng banget mas, aku merasa kamu mencintai aku luar dalam " ucap Dinda
Devin menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya mendengar perkataan Dinda, antara ingin marah dan ingin tertawa tapi Devin menahan nya
" pusing tau ga kaya gini terus, aku selingkuhan balik nangis kamu " omel Devin
" mas... Kamu punya niatan buat selingkuh?" omel Dinda
" maybe " ucap Devin mengangkat bahunya
" mas.... Ihhh... " Dinda balik marah
mobil melaju meninggalkan kantor mereka
Mobil berjalan ke arah yang berbeda dari rumah Dinda
" loh... Kita mau kemana mas? " tanya Dinda menyadari bukan jalur ke rumahnya
" ke hotel, aku akan minta " itu " lebih dulu biar kamu ga berani selingkuh dari aku" kata Devin
Mata Dinda membola
" mas.. Ga harus seperti itu mas "
" aku ga pernah selingkuh dari kamu "
" mas... Please " rengek Dinda ketakutan
dalam hati Devin tertawa melihat ekspresi Dinda yang ketakutan
Devin membelokan mobilnya ke pusat perbelanjaan
Dinda semakin bingung
" loh... Kok kita kesini bukannya kamu bilang kita mau ke hotel? " tanya Dinda
" emang kamu mau nya ke hotel, oke klo gitu " Devin menyalakan kembali mesin mobilnya
" eh... Enggak enggak... Maksud aku bukan gitu, tapi ngapain kita kesini? " ucap Dinda
" udah ikut aja " kata Devin dan Dinda mengikuti nya
Devin menggenggam tangan Dinda membuat Dinda tersenyum, dalam keadaan marah pun Devin melindungi nya
Devin mengajak Dinda ke sebuah toko ponsel ternama
" malam kak... Ada yang bisa kami bantu " kata pelayan toko
" Carikan ponsel terbaru dan terbagus bulan ini " ucap Devin
" baik kak silahkan ditunggu" ucap pelayan
Devin dan Dinda duduk menunggu si pelayan mengambilkan ponsel untuknya
" buat siapa mas? " bisik Dinda
" buat kamu, buang ponsel lama kamu " kata Devin
Dinda melongo " seenaknya bgt main baung aja, ponsel ini pemberian ayah ku " kata Dinda protes
" kamu mau terus-terusan di telepon sama cowok-cowok itu? Atau jangan-jangan kamu emang seneng ya? " tuduh Devin
" bukan gitu mas "
" ssstttt " Devin menaruh jari nya di bibir Dinda membuat Dinda terdiam tanpa kata
" ini kak ponsel terbaru dan tercanggih bulan ini " kata pelayan toko
" baik saya ambil yang ini " ucap Devin
" baik kak saya buatkan nota nya dulu ya " kata pelayan
Tak berapa lama pelayan memberikan nota nya dan terkejut lah Dinda melihat harga ponsel tersebut
" 35juta astaga orang kaya kadang se enaknya ya, 35juta hanya untuk ponsel " batin Dinda
" terimakasih semoga ponselnya awet dan silahkan kembali lagi " ucap pelayan di angguki oleh Devin
Mereka kembali ke mobil dan Devin memberikan ponsel baru itu kepada Dinda
" ganti ponsel kamu " ucap Devin
Dinda menerima dari pada Devin marah lagi, dikira dia seneng di teleponin cowok-cowok.
" mas aku ga bisa dan ga ngerti cara pakainya " kata Dinda
" nanti aku ajari " kata Devin dan mobil nya melaju pulang
lope lope dah