Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian gila
Dalam sebuah mimpi....
" rachel ! Apa kau menyukainya ?" suara lelaki disampingku suara yang tampak tak asing.
" ya aku sangat menyukainya makasih kalung ini sangat cantik " ucapku dengan wajah yang sangat bahagia melihat kalung yang berbandul buah chery yang angat manis.
" aku pakaikan " ucap lelaki itu lagi mengambilnya lalu berjalan kebelakang memakaikan kalung itu padaku.
" kamu sangat manis, suka " aku hanya mengangguk saja dan saat kulihat wajahnya...
' Aldeandra'
Aku terbangun setelah melihat wajah aldeandra dalam mimpiku...
" sial bisa bisanya aku memimpikan lelaki itu, tapi tunggu kenapa terlihat begitu nyata "
'jangan jangan.... ah tidak tidak mungkin dulu kami pacaran pria dingin seperti dia aslinya mesum '
Ingat rachel kamu tak boleh jatuh cinta ingat ini sekedar kontrak pernikahan batinku mengingatkan diri sendiri.
Aku bangkit dari ranjangku lalu berjalan kekamar mandi, setelah rapi aku pergi ke dapur lalu membuat sarapan dan segelas jus pisang.
drrrrt drrrttt
Suara ponselku berdering terus menerus membuatku segera mematikan kompor dan berlalu mengambil ponselku di depan tv, tertera nama 'suami dadakan' dilayar itu sebelum menerimanya aku menghela nafas panjang dan berbicara.
" hallo "
" kenapa lama kau dimana ?" suara aldeandra dengan kesal disebrang sana.
" dirumah " jawabku santai
" dirumah mana aku sudah dirumah sekarang bahkan kau tak menyambut suamimu ini dasar istri aneh " ucap aldeandra dengan nada tinggi aku bahkan sampai menjauhkan telingaku mendengar ocehannya.
" hei ... siapa kau beraninya membentakku dasar suami kw " balasku segera mematikan sambungan teleponnya.
" cepat sekali dia pulang katanya seminggu baru juga 5 hari ahh dasar "
Aku yang lagi pms dia pagi pagi nelpon langsung marah marah tentu saja membuatku kesal, aku kembali ke dapur dan sarapan dengan tenang melupakan suami kw ku yang ternyata sudah pulang kampung.
Dikantor....
Baru saja aku datang bu lina sudah menungguku dengan wajah yang sudah tak bersahabat apa dia selalu datang kekantor pas habis sholat subuh ya selalu menyambutku dengan wajah make up 5 inci itu.
" kamu ditunggu pak dean dia tampak kesal sama kamu, kamu gak melakukan kesalahan kan " tanyanya dengan bibirnya yang judes dan cuek itu.
" gak tahu tuh bu mungkin belum minum aqua kali bu makanya otaknya sesat " ucapku asal untuk pertama kalinya alu melawan mungkin bawaan pms.
" rachel dia itu bos kita seharusnya kamu itu menghormatinya bukan berbicara seperti itu, kamu mau dipecat haa" teriak gurita itu suaranya sangat melengking di telingaku.
" iya sekarang juga saya kesana bu jadi ibu manager yang terhormat silahkan kembali bekerja " ucapku sambil melengos pergi tanpa menoleh gurita yang menganga itu.
" dasar anak itu " pekik bu lita .
Aku menghela nafas panjang setelah tahu semuanya aku tak ingin lama lama menjadi istri nya bisa bahaya terlebih papah yang semakin menuntut, mumpung aku masih belum tergoda walaupun panca indraku sudah ternoda.
Aku membuka pintu ruang bos dengan hati yang sudah siap bicara tentang perceraian dengan matang, saat terbuka kulihat aldeandra tengah duduk dikursi kebesarannya dan chiko yang tengah memberi tahukan jadwal hari ini denga suara tegasnya.
" ehkem... Kalian sangat akur kenapa kalian tidak menikah saja " sindirku dengan wajah judes tapi aku tak bisa karena aku memang manis apalagi pada lesung pipit ku.
" akhirnya kau datang juga " ucap aldeandra dengan nada dingin.
" bukankah kamu yang nyuruh aku kesini ada apa ?"
" kenapa kau tidak tidur dirumahku ? kenapa malah pulang di apartemen mu ? Apa rumah itu masih kurang besar untukmu ?" tanya aldeandra bertubi tubi.
" tidak bukan begitu... " aku ingin menahannya tapi rasa benciku kian membara dan rasanya ingin meledak.
" sudahlah untuk apa aku tinggal disana toh kita hanya pasutri kw yang nantinya bercerai juga" padahal tadi aku ingin pura pura tak tahu tapi pms ku kambuh.
" maksud kamu apa ?" tanya chiko bingung sedangkan aldeandra hanya menautkan alisnya.
" kalian gak usah pura pura bohong aku tak sebodoh yang kalian kira aku tahu pernikahan kita hanya sebuah kontrak jadi aku ingin kita bercerai secepatnya" ucapku dengan mantap.
" jadi kamu sudah tahu " ucap aldeandra dengan santainya.
" iya... Kamu benar benar jahat bisa bisanya masih bersikap santai padahal aku sangat serius ".
Aldeandra mengambil sesuatu dalam laci meja kerjanya lalu menyerahkannya padaku, sebuah map yang berisi lembaran perjanjian.
" apa ini ?"
" bukankah kamu sudah tahu berarti kamu sudah siap membayar dendanya jika perjanjian ini batal".
Ucapan aldeandra membuatku segera membuka map tersebut dan membacanya setiap poin poin dengan pelan tapi singkat, mataku membola ketiak membaca poin dimana perjanjian itu batal maka aku sebagai pihak B harus membayar denda 100 kali lipat dari unag mahar yang kuterima.
Artinya aku harus membayar denda sebanyak 500 miliar ini gila , uang dari mana aku bisa mendapatkanya sedangkan disana tertulis dalam waktu satu minggu.
" ini bukan salahku aku tak minta mahar sebanyak itu " protesku tak terima karena aku hanya pengantin pengganti semuanya terasa mengetkan jiwa da ragaku
" memang perjanjian itu terjadi ketika aku akan menikah dengan kakakmu tapi bukankah aku sudah cerita ingin membatalkan pernikahan itu, mana aku tahu papah kamu menjual kamu padaku " ungkapan aldeandra membuatku harus berfikir kembali untuk bercerai.
Dia bilang menjual ahhh aku ingin mengamuk bisa bisanya dia bilang kata menjual, tapi itu memang benar dan aku ingin menangis dan berteriak aku tidak bisa menerimanya.
Boleh kah jika aku kabur saja aku merasa tahun ini benar benar sial , hidupku kisah cintaku serasa buntu dan aku seolah kehilangan arah tujuan dimana aku bisa bernafas dengan udara yang sangat melegakan.
" tapi aku tak tahu aku kan.... " aku kehabisan kata bagaimanapun aku merasa terjebak dengan perjanjian gila ini.
" makanya neng fikirkan dulu jika mau bercerai dengannya " ujar chiko dengan nada meledek.
" sialan lo " umpatku menatap chiko nyalang.
" sebenarnya ada jalan jika kamu ingin bercerai denganku, kamu bahkan tak perlu memakai uang sepeserpun " perkataan aldeandra seakan memberi harapan baru bagiku.
" apa itu ?" tanyaku cepat dengan mata berbinar.
" kita bisa menyatukan perjanjian pernikahan dengan perjanjian bisnis "
" maksudnya " tanyaku dan chiko berbarengan dan kami berdua sempat saling menatap sinis.
" kamu cukup menjadi pabriknya dan aku akan memberi modalnya dengan sukarela " ucap aldeandra yang membuatku semakin bingung.
" aku hanya akan minta 10 unit satu unitnya aku akan membelinya seharga 50 miliar"
" berarti 10 dikali 50 sama dengan 500 miliar kan jadi apa yang harus aku lakukan"
" hanya menuruti perintah saja gampangkan bisnis ini juga sangat pas dan menyenangkan untuk gadis aneh sepertimu" ujar aldeandra sembari meledeku.
" bisnis apa itu ? " tanyaku semakin tak mengerti aku bertanya dalam hati apa ada bisnis seperti itu dengan harga semahal itu.
" KE TU RU NAN " ucap aldeandra dengan entengnya.
" itu namanya perjanjian gila " pekiku.
