Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nama Kamu Nawang Kan ?
Stella, Marcel, dan Aiden kompak menatap ke arah Nawang yang sedang menangis sesenggukan, namun walau air mata Nawang di letakkan ke ember air mata Nawang tidak bisa di jual, karena air mata Nawang bukan berbentuk mutiara.
Stella panik melihat Nawang yang menangis, Stella menduga penyebab Nawang menangis seperti itu karena Aiden melakukan kekerasan pada Nawang, padahal Nawang menangis saat ini gara gara Nawang marah kepada Aisyah yang menurut Nawang merebut Rafli darinya.
"Aiden, kamu apakan Nawang sampai dia menangis ?" tanya Stella dengan nada berteriak bahkan Stella menatap tajam ke arah Aiden, sementara Aiden membelalakkan kedua matanya sangat lebar dengan mulut yang menganga.
Sungguh Aiden tak menyangka Stella akan menuduh Aiden penyebab Nawang menangis, sementara Nawang masih menangis sesenggukan, sedangkan Marcel juga menatap ke arah Aiden dengan tatapan tak kalah tajam dari Stella.
"Aku ngga apa apakan Nawang mama, lagian bukannya tadi aku sedang ngobrol sama mama terus Nawang mendadak menangis kayak pemain drama sinetron" jawab Aiden sambil menatap ke Stella, sementara Stella dan Marcel kompak menatap ke arah Nawang.
''Nawang, kamu kenapa ?'' tanya Stella beringsut berdiri dan berjalan mendekat ke arah Nawang, sementara Nawang menggeleng gelengkan kepalanya sembari membuang ingus yang ada di hidungnya, tanpa ragu Nawang menempelkan tangannya yang terkena ingus ke pakaian yang di pakai oleh Aiden.
Aiden yang sedang menyantap makanan miliknya langsung menghentikan makannya, lalu Aiden seperti orang mau muntah muntah, hal itu membuat Stella berpikir.
''Papa, sepertinya Nawang sedang hamil, soalnya Nawang yang semula bar bar dan ngga pernah menangis menjadi cengeng dan bisa menangis, bahkan Aiden muntah muntah seperti morning sic'' celetuk Stella yang membuat Marcel melebarkan matanya.
Nawang langsung menghentikan tangisannya, sementara Aiden malah tersedak air liurnya sendiri gara gara mendengar tuduhan dari Stella, padahal Aiden seperti orang mau muntah muntah karena ingus Nawang yang menempel di bajunya.
Kalau Aiden belum punya rasa cinta kepada Nawang, pasti Aiden akan marah marah kepada Nawang gara gara Nawang mengoleskan ingus kepada pakaian Aiden, namun karena Aiden sudah mempunyai rasa cinta kepada Nawang membuat Aiden tak marah marah saat Nawang mengoleskan ingus ke pakaian milik Aiden.
"Iya mama, jangan jangan saat Nawang dan Aiden terciduk tidur satu ranjang, itu bukan yang pertama kali mereka berdua tidur satu ranjang" jawab Marcel yang membuat Stella mengangguk anggukan kepalanya.
"Papa, jangan jangan Aiden sering menanam benih di rahim Nawang" celetuk Stella yang membuat Marcel tersenyum tipis.
Aiden dan Nawang kompak membelalakkan kedua matanya sangat lebar dengan mulut yang menganga, sungguh Aiden dan Nawang tak menyangka dengan tuduhan yang di layangkan oleh Stella dan Marcel.
''Aku belum'' perkataan Nawang belum selesai sudah di potong oleh Stella.
''Nawang, mama tahu kalau kamu belum sarapan, mending kamu sarapan dulu, ingat kalau sekarang ada nyawa di perut kamu yang membutuhkan asupan gizi'' jelas Stella lalu menyodorkan sendok yang berisi makanan ke depan mulutnya Nawang, hal itu membuat Nawang membuka mulutnya dan menerima makanan yang di sodorkan oleh Stella.
''Aku ngga'' lagi dan lagi perkataan Nawang belum selesai sudah di potong oleh Stella.
''Nawang, walau kamu ngga enak tetap kamu harus isi perut kamu dengan makanan supaya bayi yang kamu kandung tidak kelaparan'' kini dengan telaten Stella menyuapi makanan ke mulutnya Nawang, sementara Nawang menerima suapan makanan dari Stella.
Aiden kini sudah berada di kamarnya untuk mengganti pakaian, setelah Aiden selesai memakai kemeja baru yang masih bersih dan wangi, kini Aiden berjalan ke ruang makan untuk sarapan, sementara Marcel melanjutkan menyantap makanan miliknya.
''Nawang, mama sama papa pergi dulu'' ucap Stella setelah selesai menyuapi Nawang, sementara Marcel langsung menoleh ke arah Stella.
''Mama sama papa mau pergi kemana ?'' tanya Aiden yang baru menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas kursi tempat dirinya duduk.
''Mama sama papa mau ke supermarket buat membeli sesuatu yang penting'' jawab Stella dengan senyum lebar yang mengembang di wajahnya.
''Mama mau beli apa ke supermarket ?'' kini giliran Marcel yang bertanya kepada Stella.
''Papa diam saja ngga usah banyak tanya, mama mau dandan dulu'' jawab Stella sambil menatap nyalang ke Marcel, sedangkan Marcel menganggukkan kepalanya, kini Stella berjalan ke arah kamar miliknya.
Aiden dan Marcel kompak menyantap makanan miliknya masing masing, sedangkan Nawang yang sudah kenyang gara gara di suapin oleh Stella membuat pikiran Nawang melayang mengingat kedekatan Aisyah dan Rafli.
Setelah sarapan Aiden berpamitan kepada kedua orang tuanya, Stella belum selesai dandan membuat Aiden harus ke kamar Stella saat Aiden akan berangkat ke perusahaan miliknya.
Nawang berpamitan ke kamar kepada papa mertuanya setelah Aiden berangkat ke perusahaan, sebelum berangkat Aiden juga tadi mencium kening Nawang yang membuat Nawang geram karena berpikir Aiden mencari kesempatan dalam kesempitan.
Padahal Aiden mencium kening Nawang sebelum berangkat ke perusahaan, karena Aiden sudah resmi menganggap Nawang istri, Aiden juga sudah mencintai Nawang, Marcel berpura pura tak melihat adegan saat Aiden mencium kening Nawang.
Stella dan Marcel kini sudah berangkat ke sebuah supermarket, saat dalam perjalanan Stella menjelaskan bahwa Stella mengajak Marcel ke supermarket untuk membeli susu ibu hamil, Stella yakin kalau Nawang sedang hamil.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun Nawang yang bosan berada di rumah membuat Nawang berniat pergi ke perusahaan miliknya Aiden sang suami, Nawang berangkat menggunakan mobil mewah miliknya.
Empat puluh menit mengendarai mobil kini Nawang sudah sampai di perusahaan miliknya Aiden, lalu Nawang bergegas turun dari mobil miliknya, setelah itu Nawang berjalan ke arah ruangan kerja miliknya Aiden.
Nawang sebenarnya ingin sekali mendatangi perusahaan miliknya Rafli sang adik ipar, namun Nawang takut akan membuat Nawang bersedih melihat kedekatan Aisyah sahabat Nawang dan Rafli pria yang sangat di cintai Nawang.
Saat Nawang masuk ke dalam ruangan kerja miliknya Aiden, ruangan itu kosong karena Aiden sedang meeting, baru lima menit Nawang duduk di sofa yang terletak di ruangan kerja miliknya Aiden tiba tiba pintu terbuka.
Nawang mengira kalau yang membuka pimtu tersebut adalah Aiden, namun dugaan Nawang salah karena ternyata yang membuka pintu adalah Renata.
''Nama kamu Nawang kan ?'' tanya Renata sambil menatap Nawang, sementara Nawang langsung menganggukkan kepalanya.
''Iya aku Nawang'' jawab singkat Nawang yang membuat Renata tersenyum licik.
Renata merencanakan sesuatu entah apa yang di rencankaan hanya Renata yang tahu, Renata berpamitan akan ke dapur untuk mengambil minum karena haus, padahal niat Renata akan menjebak Nawang dan Aiden.