Vampir Yang Terpikat Pesona Tuan Putri

Saat masuk di kerajaan lolia, banyak sekali penyihir, poster buronan ku juga ada dimana-mana, tapi untuk ke negeri penyihir, ini jalan tercepat.

"ayo kita makan dulu putri, katanya makanan di lolia enak-enak" ucap aurora.

"dan nicolas kamu cari makanan mu sendiri di hutan" tambahnya.

"Jahat sekali" sahut ku.

"Ohh bulan yang indah, ayo putri" sahut aurora sambil melihat bulan, sekarang bulan purnama.

Mungkin aurora memberi ku waktu untuk berburu manusia di bulan purnama ini, dan dia mengalihkan perhatian putri lenora, tapi aku sudah makan 3 hari yang lalu, aku sedang tidak membutuhkannya saat ini.

"Aku ikut kalian" jawab ku dan berjalan di belakang, mengikuti mereka.

Mereka masuk ke sebuah restoran dan duduk di sebuah meja, kemudian memesan beberapa makanan.

Setelah beberapa lama akhirnya makanan tiba.

"Aaa akhirnya" seru aurora.

"Selamat makan" ucap aurora lagi.

"Selama makan" jawab sang putri.

"Kamu tidak makan?" Tanya lenora.

"Tidak, kalian saja" jawab ku.

Seeettt, aurora mendorong sepiring salad ke arah ku, aku mendorong nya lagi ke tengah meja.

Suttt.. dia menggeser lagi, aku mendorongnya lagi ke tengah meja. Dia benar-benar wanita yang mengesalkan.

Dia mendorong ke arah ku lagi, aku mendorong lagi, entah kenapa aku tidak suka melihat sayuran.

"Diamlah aurora, dan makanlah dengan tenang" ucap ku agar dia tidak melakukannya lagi.

"Kamu tidak menyukai sayuran?" Tanya putri lenora.

"Tidak" jawab ku singkat.

Setelah itu mereka makan dengan tenang.

"Aahhh kenyangnya" ucap aurora selesai menelan suapan terakhirnya.

"Enak bukan Nora?" Tanya aurora.

"Ya, enak sekali, aku belum pernah merasakan ini di kerajaan purnia" jawab putri lenora.

"kamu pernah kesini sebelumnya?" tanya aurora.

"sudah, bersama nikolas, tapi belum merasakan beberapa menu disini" jawab nora dan tersenyum.

"kamu sendiri, bagaimana?" tanya nora.

"sudah beberapa kali, kerajaan ini tempat singgah ku ketika aku ingin ke kerajaan purnia atau pun negeri penyihir" jawab aurora.

"ohh pantas saja kamu tau jalan ini" balas putri lenora.

"Kapan kamu akan mencari bahan obat untukku?" Tanya ku melihat ke arah aurora.

"Ohh aku hampir lupa, tapi aku kenyang sekali, dan sekarang aku mengantuk" jawab aurora.

"Jika kau tidur, akan ku pastikan kau bermimpi buruk dan tidak akan pernah bangun dari mimpi itu" jawab ku.

"Oh baiklah, baiklah mari kita cari" balas aurora kemudian berdiri.

Kami keluar dari restoran dan mencari bahan itu di pasar kota, dari toko ke toko kami telusuri.

"oke, tinggal satu bahan lagi, yang ini cukup sulit, tapi biasanya ada" ucap aurora setelah dari sebuah toko.

"cepatlah cari" jawab ku, aku sudah tidak betah berada disini, sejak beberapa menit lalu mulai ada bau yang mengganggu ku.

"Stop, tolong jangan ke sana, kita ke arah lain" ucap ku meminta putri dan aurora berganti arah, mereka berdua berjalan di depan ku. Aku merasakan bau yang sangat tajam dari arah sana.

Aurora mengganti arah, putri mengikutinya saja.

"Ganti arah" pintu ku lagi.

Aurora mengganti arah, sedangkan sang putri terlihat kebingungan.

"Ada apa?" Tanya putri lenora.

"Ikuti saja dulu nora" jawab aurora.

Kemudian ada anak kecil berlari dan menabrak ku membuat dirinya jatuh dan sesuatu yang dipegangnya terlepas.

"Maaf ka" ucapnya.

Aku jongkok, membantu mengambil mainannya, lalu menyerahkannya ke dia. baru aku sadari, dia menatapku sangat tajam saat memberikan mainan itu padanya.

"Nicolas! dia nicolas" teriak anak kecil itu, membuat ku kaget, aku langsung berdiri, begitu pun anak kecil itu, saat melihat sekeliling, kami telah di kepung, jadi dari tadi aku sengaja di putar-putar dan berganti arah.

Dan anak kecil itu berlari ke arah orang-orang yang telah mengepung Kami, dia malah ber tos an dengan salah satu dari mereka, beberapa lainnya tersenyum ke arahnya, kemungkinan itu kelompok anak kecil tadi. ini jebakan.

Aku, nora dan aurora, saling membelakangi membentuk lingkaran dan menghadap ke keluar.

"Sekarang bagaimana?" Tanya aurora.

Aku langsung menutup hidung ku.

Sial, banyak bau yang dari tadi ku hindari kini mendekat dan sangat menyengat, bau bawang putih, kamper, dan mint, aku mulai pusing.

"Nicolas, kau baik-baik saja?" Tanya aurora berbisik.

"Tidak" jawab ku pelan.

"Kita harus pergi" tambah ku.

"Bagaimana caranya? Kita telah dikepung" Tanya aurora.

"Buruan kita masuk ke kandangnya sendiri" ucap seorang assassin dengan bawang putih di tangannya, dia mangsa ku yang terlepas waktu itu, perkiraan ku benar, dia akan membuat masalah.

"Kalian lebih baik mundur saja, berikan mereka pada kami, dia bukan lawan yang mudah, nicolas, vampir tingkat tinggi, bahkan salah satu teman kami jadi mangsanya" salah satu assasin itu berteriak, mereka berempat menggunakan topeng dan jubah yang sama.

"Kau ingin hadiah itu sendiri?" Kami tidak akan menyerahkannya" kata seseorang yang lain.

"Kita rebutan secara adil saja" sahut yang lainnya.

Aku jadi bahan rebutan orang-orang ini, bahkan manusia rela melakukan apa saja demi uang.

"Nicolas tetaplah sadar, kau tidak boleh membiarkan diri mu tidak sadar dalam kondisi seperti ini, kuatkan dirimu" tegas aurora saat tubuhnya sedikit terhuyung ke bahunya.

Aku menarik napas dalam-dalam.

Dengan cepat aku berbalik, memeluk mereka berdua lalu terbang dan meng-klamufase agar tidak terlihat.

"Dia lari" seru seseorang.

"Jadi benar, dia adalah seorang vampir" sahut orang lainnya.

Sekarang mereka semua tau bahwa aku seorang vampir, berita ini pasti akan cepat tersebar.

"Seorang vampir melindungi manusia bahkan penyihir?" Ada pertanyaan diantara mereka yang masuk ke telinga ku.

Sepertinya diantara mereka masih ada yang bisa melihat ku, benar banyak penyihir disini.

Beberapa anak panah diluncurkan.

Aku berhasil menghindar.

Sekarang, makin banyak anak panah ditujukan pada ku. Orang-orang dibawah sana menarik busurnya. Aku tidak mungkin menghindari banyak anak panah sekaligus.

Aku menggunakan sihir pertahanan, tapi dalam sekejap sihir itu hilang, mungkin dibatalkan oleh salah satu penyihir yang ada disini.

Aku terbang memutar, membiarkan badan ku dibawah dan menatap langit. Aku berusaha agar anak panah ini tidak mengenai mereka berdua.

"Aakkh" suara ku lirih karena beberapa anak panah menusuk badan ku.

"Nicolas" teriak putri dan aurora bersamaan.

Sakit, aku memerhatikan sekitar, penglihatan ku mulai pudar.

"kita harus cepat mendarat dan mengobati semua luka mu" sahut Aurora. Tanpa dibilang pun aku sudah tau, pikir ku, tapi itu adalah tanda bahwa dia peduli padaku.

Aku melihat ada sebuah tebing yang cukup tinggi di area hutan, aku mengarah ke sana dan jatuh terguling diatasnya.

"Tidak bisa kah kamu mendarat dengan mulus?" Seru aurora, karena mereka ikut terlempar saat aku jatuh ke tebing ini.

aku tidak kuat menahannya, aku tidak sadarkan diri.