NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:278.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Tak Patah Arang

Es cokelat kesukaan Reyn sudah ada di atas meja. Kali ini, Rega sendiri yang meletakkannya.

"Kayaknya harus pulang malam. Masih banyak laporan yang harus kita periksa."

"Its okay."

Dinginnya masih sama, ketusnya masih sama. Namun, Rega tak menyerah. Dia tetap mendekat meskipun sering ditolak.

Ketika di mode serius, Reyn begitu cantik. Rega sangat terpana akan kecantikan wanita yang dulu pernah mengejarnya. Namun, sekarang berbalik dialah yang mengejar Reyn secara ugal-ugalan.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Reyn. Dia meregangkan otot lehernya yang terasa kaku.

"Istirahat aja dulu. Nanti terusin lagi."

"Nanggung."

Rega menggelengkan kepala mendengar jawaban Reyn yang begitu singkat. Dia teringat ketika mereka begitu dekat di mana Reyn akan bersikap seperti itu jikalau tengah merajuk.

"Benar kata Mama, masih ada bagian dari diri Reyn yang tidak hilang."

Sudah mengurut dahi, meregangkan otot leher, sudah juga meminum kopi. Tapi, tetap saja dia tak menemukan hasil dari laporan tersebut. Reyn melirik ke arah Rega yang sedari tadi anteng. Ada sedikit keraguan, tapi jika dia tetap diam dia yang akan pusing sendiri.

Reyn beranjak dari tempatnya dan menghampiri Rega dengan membawa laporan yang membuatnya pusing tujuh keliling. Bingung harus mulai dari mana. Akhirnya, mulut Reyn pun terbuka.

"Pak Rega."

Sang empunya nama menoleh. Dahi Rega mengkerut ketika melihat laporan yang disodorkan oleh Reyn.

"Udah dua jam tetap gak akur hasilnya."

Rega pun tersenyum. Dia membuka laporan yang Reyn berikan. Memeriksanya dengan begitu teliti.

"Ini biar saya yang kerjakan. Kamu kerjakan yang lain saja."

Reyn pun mengangguk. Ketika Rega melihat ke arah asistennya itu, wajah pucat Reyn terlihat dengan jelas. Dia segera berdiri. Dan punggung tangannya segera dia letakkan di kening Reyn. Tubuh Reyn pun menegang karena terkejut.

"Kamu sakit?" Wajah paniknya begitu kentara.

"I'm okay."

"Reyn, istirahatlah. Jangan dipaksa."

Suara Rega sudah melemah. Wajah penuh kecemasan terlihat begitu jelas. Rega menarik tangan Reyn dengan begitu lembut menuju sofa panjang khusus tamu.

"Istirahatlah di sini."

Bantal sofa sudah dia rapikan supaya Reyn merasa nyaman. Reyn hanya terdiam karena Rega begitu cepat melakukan semuanya.

"Kalau kamu gak bisa pulang malam. Enggak apa-apa biar saya yang--"

"Saya gak apa-apa. Serius." Reyn mencoba menyudahi rasa cemas Rega.

"Tapi, kamu harus tetap istirahat. Kamu sudah terlalu keras bekerja."

Rega sudah menutupi bagian kaki Reyn dengan selimut karena hari ini Reyn memakai rok. Perlahan dia merebahkan tubuh Reyn ke atas sofa, dan menyuruhnya untuk tidur.

"Aku gak mau melihat kamu sakit."

Kalimat itu sudah bukan kalimat antara atasan dengan bawahan, tapi kalimat yang keluar dari lubuk hati Rega terdalam.

Reyn tak bisa berkata sama sekali. Empat tahun mampu merubah sikap seseorang, contohnya sikap Rega sekarang.

Tak ada niatan untuk tidur, tapi mata Reyn sudah terpejam dengan begitu rapat. Rega tersenyum ketika melihat wanita yang dia sayang kini sudah beristirahat. Dia mulai menghampiri Reyn. Memastikan Reyn dalam kondisi aman.

Anak rambut yang hampir menutupi wajah Reyn sudah Rega benarkan. Kecantikan Reyn semakin ke sini semakin bertambah. Apalagi, Rega melihatnya dari jarak dekat.

"Aku sungguh mencintai kamu, Reyn. Sungguh."

Rega kembali ke mejanya, ketika melewati ponsel milik Reyn yang menyala membuatnya penasaran. Pop up pesan muncul di layar.

"Jangan lupa minum obat, Reyn. Dan setelah lembur langsung temui dokter, ya."

Tatapan Rega kini tertuju pada Reyn yang terlelap. Dia mulai mencerna pesan yang muncul dan nama Mami tertera di sana..

"Obat, temui dokter. Apa dia sakit?"

.

Reyn kembali bekerja setelah dia terbangun dari tidurnya. Rega melarang Reyn untuk pulang malam karena sebagian pekerjaannya sudah Rega selesaikan. Namun, Reyn tidak mau. Dia tetap akan pulang malam.

"Keras kepalanya masih sama," gumam Rega dan terdengar oleh Reyn.

Sontak Reyn menatap tajam ke arah Rega yang dibalas senyum oleh lelaki tersebut.

"Kita makan dulu sebelum lanjut kerja."

"Enggak usah."

Rega yang memang sudah berdiri dan melangkahkan kaki menuju Reyn mulai menarik lembut tangan asistennya itu.

"Aku gak mau gara-gara pulang malam kamu sakit. Aku ingin selalu lihat kamu setiap hari."

"Maaf, Pak. Saya gak suka dipaksa."

Jawaban dari bibir Reyn membuat Rega melepaskan tangannya. Reyn kembali fokus pada lembaran laporan.

Kalimat Reyn terkadang menyakitkan, tapi tak membuat Rega patah arang. Dia tetap harus berjuang karena dia meyakini masih ada rasa sayang yang masih bersarang di hati wanita yang pernah mengejarnya secara ugal-ugalan.

Rega memilih untuk mundur dan duduk di kursinya lagi. Dia pun kembali fokus pada pekerjaannya kembali.

Jam sembilan malam perkejaan Rega selesai. Begitu juga dengan Reyn yang sudah menutup laptopnya. Hembusan napas penuh kelegaan keluar dari bibirnya.

Setelah memasukkan semua barangnya, dia keluar dari ruangan Rega. Namun, Rega segera mengejarnya dengan langkah lebar karena dia ingin mengantar Reyn pulang.

"Saya sudah ada yang jemput."

"Pacar kamu kemarin itu?"

Dahi Reyn mengkerut. Kedua alisnya pun ikut menukik.

"Aku gak akan mundur untuk mengejar kamu sampai kata sah terucap dari bibir saksi."

Reyn menggelengkan kepalanya dengan mimik wajah datar mendengar ucapan Rega. Dia memilih fokus menunggu lift terbuka daripada mendengar ucapan aneh managernya itu.

Perlahan Reyn menoleh ke arah Rega ketika dia merasakan tangannya digenggam dengan begitu erat.

"Bukankah ini yang kamu suka?"

Reyn mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Rega. Tapi, Rega semakin menggenggamnya dengan erat.

"Kan saya udah bilang kalau waktu--"

"Banyak merubah segalanya. Tapi, di mata aku kamu tetap wanita yang sama. Wanita yang terlambat aku cintai."

Mulut Reyn seketika terbungkam. Manik matanya pun terkunci mendengar perkataan Rega.

"Aku sungguh mencintai kamu, Reyn."

Pintu lift terbuka, Rega segera menarik penuh kelembutan tangan yang dia genggam. Kini, hanya mereka berdua yang ada di dalam lift. Dan Rega sama sekali tak mau melepaskan genggaman erat tangannya. Hingga Reyn pun tak bisa berkutik.

Lift sudah mulai terbuka, suara Reyn pun ikut terbuka.

"Saya mohon lepaskan tangan saya karena saya tidak ingin muncul rumor yang tidak saya sukai."

Reyn berkata tanpa menoleh sedikit pun. Pintu lift pun terbuka. Reyn menatap datar ke arah Rega dan genggaman tangan itupun Rega lepaskan. Reyn keluar lebih dulu meninggalkan Rega.

Berlari untuk mengejar Reyn itulah yang Rega lakukan. Dia ingin tahu wajah pacar Reyn karena seminggu yang lalu tertutup masker dan topi.

Namun, langkah Rega terhenti ketika dia melihat seorang pria penuh kharisma dan terkenal bengis dalam membasmi tikus-tikus kantor juga para musuhnya ada di depan Wiguna Grup. Kedua alisnya beradu ketika Reyn berlari ke arah pria itu.

"Mau ngapa--"

"Papi!"

Rega begitu terkejut dan jantungnya hampir terlepas pasa mendengar kata yang keluar dari mulut Reyn.

"Pa-pa-pi? R-reyn, dia--"

...*** BERSAMBUNG ***...

Masih gak mau komen? No no double up, ya.

1
Neny Andriyani
Luar biasa
Medy Jmb
Baba jadi duda ganteng
Medy Jmb
Ingat sama wawanya Echa ya...
Medy Jmb
Berapa sih anaknya Rio, ah...kangen sama klrg besar Adhitama dan Wiguna
Medy Jmb
Aritmianya bubu turun ke Sasa dan Sasa turun ke Reyn
Medy Jmb
Dulu saat menyelamatkan Sasa, Bubu Echa kehilangan janin bayi laki2 di rahimnya bahkan rahimnya pun diangkat.😭
Medy Jmb
Di cerita ini Bubu Echa pergi meninggalkan Baba Radith😭
Medy Jmb
Bubu memohon pada sang pencipta utk menggantikan posisi Reyn
Medy Jmb
Di cerita ini ya Bubu Echa pergi😭
Medy Jmb
,😀😀😀😀Sultan
Medy Jmb
Persis Oma nya dulu
Medy Jmb
Tuh kan, persis bubunya
Medy Jmb
Setia kak Fiee
Medy Jmb
Restu
Medy Jmb
Apa Reyn sakitnya seperti Bubu Echa?
Medy Jmb
Erzan kah yg jmput?
Medy Jmb
Ternyata Rega anak orang kaya? tapi knp ayahnya bercerai sama ibunya?
Medy Jmb
Kok Rega tega banget sih sama orang sebaik Reyn
Medy Jmb
Seneng ya lihat Bang Njan kompak sama adeknya
Nunung Ainus
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!