WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 11 - CANDU (18+)
"Kau siapa? Dimana kakakku?" tanyanya. Pria itu tersenyum lembut kearah Lula . "Nama saya Heru nona, saya disuruh nona Tasya untuk menjaga anda selama non Tasya tidak disini." ujarnya
Lula menyeringit bingung dengan ucapan pak Heru. "Apa maksudmu? Dimana kakakku? aku ingin menelepon...hiks...hiks...saya mohon." ucap Lula memohon.
Pak Heru terlihat bimbang ia bingung, ia tak tega melihat anak remaja dihadapannya ini menangis tapi di sisi lain ia tak ingin menggangu bosnya.
"Huft... Baiklah nona." ujar pak Heru memberikan handphonennya.
---------------------------------------------
Kring...kring...
Dua orang manusia yang terlelap dari tidurnya itu menggeliat ketika mendengar suara panggilan telpon masuk. Perlahan kedua mata itu mulai terbuka.
"Eungh...." Tasya membuka matanya dan betapa terkejutnya melihat ada tangan kekar yang melingkari pinggangnya dengan sangat erat. "Oh astaga, bagaimana bisa aku tidur nyenyak dengan iblis ini." gumamnya.
Kring...Kring...
Tasya mencoba melepaskan pelukan Sean secara perlahan, berharap Sean tak terbangun. Saat Tasya menarik tangan Sean tiba-tiba Sean semakin mengeratkan pelukannya, hingga wajah Tasya bertubrukan dengan dada bidang Sean.
"Jangan coba-coba lari dariku atau kau bisa lihat adik kesayanganmu itu mati kelelahan akibat diperk*sa oleh anak buahku." ujar Sean dengan mata yang masih terpejam.
"Jangan coba-coba kau sentuh adikku tuan Sean!" ujar Tasya geram. "Karna aku ak---"
Kring...Kring...
Suara telpon Tasya berdering untuk yang ketiga kalinya.
"Sial*n, siapa yang berani-beraninya mengganggu tidurku." geram Sean yang menarik tubuh Tasya untuk berhadapan dengan wajahnya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Tasya.
"Tuan Sean biarkan aku mengangkat telponku." ucap Tasya yang menahan geli karna kecupan-kecupan disekitar rahang dan lehernya.
Dengan enggan Sean menjauh dari Tasya dan tampak memasuki kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat.
BLUSH....
Pipi Tasya memerah melihat pemandangan tak senonoh didepannya. Dengan cepat ia memakai kembali dalaman dan baju yang berserakan di lantai.
"Astaga, aku benar-benar tak menyangka. Tuan Sean yang sangat dingin itu ternyata kekanak-kanakan sekali hahaha." gumamnya terkekeh geli.
Kring..Kring..
Tasya dengan cepat mengangkat panggilan dari nomer yang tak dikenal itu.
"Halo, ini siapa?"
"Kakak? ini aku kak! kau ada dimana kak? hiks...hiks.. kemarin aku diculik kak, tapi entah mengapa sekarang aku ada dikamarku sendiri, sangat aneh.....aku takut kak." ujar Lula yang menangis ditelpon.
"Tenanglah Lula, kakak akan menjelaskannya ketika dirumah ya. Disana ada orang kan? itu adalah orang suruhan kakak untuk menjagamu. Sekarang adikku yang cantik ini harus berhenti menangis yang bersiap untuk sekolah."
"Tapi kak...hiks..aku takut..."
"Tenang sayang. Sekarang mandilah, lihat jam berapa sekarang." Tasya melirik jam yang ada di atas nakas kamar Sean. "Oh astaga ini sudah jam setengah tujuh. Cepat mandi Lula!"
"Ba-baik kak. Aku akan pergi ke sekolah hari ini. Kakak cepetlah pulang."
"Selepas pulang kerja kakak ak--ahhhh." Tasya mendesah tampak dari belakang Sean memainkan kedua put*ng payud*ra Tasya.
"Kau kenapa kak?"
"Kakak...ahh..hmmm baik-baik..shh...mandilah sayang...shhh. Kakak hanya sakit perut karna menstruasi hari pertama sayang." Sean terus saya memainkan gunung kembar Tasya. Kini satu tangan Sean masuk kedalam celana Tasya.
"Kakak harus seger minum obat. Baik aku akan sekolah sekarang. Sampai jumpa."
BIP...
Tasya langsung mematikan teleponnya tanpa membalas ucapan adiknya. Sean yang masih belum berpakaian itu segera mengangkat badan Tasya dan melemparnya di atas ranjang.
Tanpa aba-aba Sean langsung menancapkan miliknya ke milik Tasya dan terjadilah pergulatan panjang mereka berdua. Dan suara desahan terdengar jelas dikamar itu.
---------------------------------------------
"Sudah banyak kemajuan yang diperlihatkan oleh pasien Bu, jik terus begini pasien kan bisa pulang lebih cepat dari perkiraan saya."
Bella dan Salma tersenyum senang mendengarkan penuturan dokter mengenai kondisi Dylan.
"Ah, kalo begitu saya permisi dulu ya semua." ujar Dokter tersebut yang dipersilahkan oleh Bella.
"Tuh kamu denger sendiri kan dek, Abang ini kuat. Jadi kamu gak usah nangis-nangis lagi." ucap Dylan.
"iya bang, lagian adik mana yang gak sedih kalo abangnya masuk rumah sakit terus diperban dimana-mana begini." jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iya sih, tapi gak tiap hari juga dong. Kayak Abang kena penyakit apa aja."
"Ish Abang, ngomongnya ngelantur."
"Hei, udah-udah kenapa jadi berant gini?" kata Tante Bella sembari membawa nampan makanan Dylan dan nasi bungkus untuk Salma dan dirinya.
Lalu menaruh nampan itu dimeja khusus makan diatas ranjang Dylan dan meletakan nasi bungkusnya pada Salma. " Ayo dimakan Dylan, kmu juga Salma. Jangan sampe kita kena maag."
"Iya Tante..." ujar mereka serempak.
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.