Benih Ustadz Firman

***

malam ini teras sangat panjang untuk mereka berdua mereka tengah kalut dengan kesimpulan masing masing.

Firman akhirnya bangun, dan melakukan sholat malam dia pun bersimpuh di depan tuhan nya. Meminta petunjuk untuk jalan keluar yang terbaik bagi pernikahan mereka,

Kecewa, tentu saja firman sangat kecewa kepada istrinya, sudah sebulan berlalu, tdpi rania baru mengungkap kan isi hatinya sekarang. Setelah firman hendak melakukan sunnah, sebagai pasangan pengantin.

Karna menggauli istri, adalah nafkah batin yang juga harus firman penuhi, selain kebutuhan untuk dirinya sendiri.

Namun jika padangan nya menolak, tentu saja firman tidak akan memaksakan kehendak nya, karna dia bukan lelaki brengsek yang hanya mementingkan hawa nafsu nya saja,

Karna bagi firman perasaan berperan penting dalam penyatuan ini.

**

Di kamar lain rania tengah menangis dengan tersedu sedu, dia pun meminta ampunan pada allah lewat sholat sunnah juga, dia pun bersimpuh, rania sungguh menyesal dengan dirinya, yang telah dengan tega menyakiti hati suaminya sendiri.

Semua sudah terlanjur maka rania akan menerima semua keputusan firman nantinya,

Rania pun akhirnya tertidur dengan tetap memakai mukenah nya, dan tetap berada di atas sajadah nya pula.

Sampai subuh menjelang, barulah rania terbangun saat mendengar suara adzan dari ponsel nya yang iya aktifkan dengan sambungan aplikasi pro muslim.

"Ternyata sudah subuh,! Aku malah tertidur seperti ini, rania menggeliat merenggangkan tubuh nya, dia pun bangkit, dan kembali melakukan wudhu' guna melaksanakan sholat subuh nya.

Samar samar rania seperti mendengar  suara suaminya tengah mengobrol dengan sese orang di bawah,

Rania memberanikan diri untuk turun dan melihat siapakah tamu yang datang di pagi buta seperti ini.

Saat rania sudah menapaki kakinya di lantai bawah, dia pun melihat seorang wanita paruh baya, yang tengah mengobrol dengan firman suaminya.

"Oh iya bik, ini kenalin dia istriku rania, dia yang akan mengatur rumah ini, jadi bibi ikuti saja apa kata istriku, perihal apapun yang berhubungan dengan keadaan rumah ini. Jelas firman pada pembantu barunya yang bernama bi darsih.

Firman nampak bersikap biasa saja seolah tidak ada apapun yang terjadi semalam.

Tapi entah kenapa,! Di sini malah rania yang merasakan sakit hatinya, semakin besar lah rasa bersalah nya kini,

'Aneh sekali dia yang berulah dia juga yang merasa nyeri di ulu hati ya, melihat sikap suaminya yang terkesan santai.

"Ini,! Belanja lah nanti bersama bi darsih untuk kebutuhan dapur dan rumah ini, atur saja agar kamu bisa nyaman. Ucap firman menyodorkan kartu ATM, yang pasti sudah ada saldonya,, ini sebagai uang nafkah ku untuk bulan ini dan seterusnya, nomor pin nya tanggal pernikahan kita.

Setelah mengucap kan itu firman berlalu dan kembali menaiki tangga,

Sedang kan rania tampak bengong di tempat nya, dia masih mencerna kata demi kata yang suami nya ucap kan barusan,

"Ya sudah non saya siap siap dulu jika kita mau berbelanja, karna di dapur bibi lihat memang tidak ada bahan makanan apapun, ucapan bi darsih,

"Eh iya bik, rania tersentak dari lamunan nya.

"Jangan panggil non bik, panggil mbak saja ucap rania, karna dirinya merasa tak enak karna belum terbiasa,

"Baik non, " eh mbak, ulang bi darsih

"Aku ke atas dulu bik pamit rania,

Rania berjalan menaiki tanga, dan dengan sisa keberanian yang sangat tipis dia pun mengetuk ,pintu kamar firman.

Tok tok tok, "ustadz ini saya,! Ucap rania pelan.

Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok firman yang terlihat sangat tampan dan tegas,

Tak terlihat sedikit pun raut wajah nya yang muram, karna firman memang pintar menampak kak ekspresi tegar sedari dulu,

Namun seandainya saja rania tau, betapa hancur dan terpukul nya firman atas kenyataan yang baru saja dia hadapi.

"Iya dik, mari masuk, ajak nya pada rania,

Firman tak lagi mau gegabah menyentuh istrinya walau itu hanya sekedar, memegang tangan nya seperti sebelum tadi malam,

"Maaf ustadz ujar rania saat sudah di dalam kamar, "maaf kan saya, tentang semalam, tapi saya harus dengan lancang mempertanyakan ini. Agar saya bisa mengambil kesimpulan ucap rania dengan wajah ter tunduk.

"Apa yang ingin adik tanyakan,!

"Mmm, tentang keputusan ustadz untuk saya, maaf, ucap nya sekali lagi,

"Boleh kah aku bertanya, kata firman,

Rania mengangguk.

"Siapa lelaki yang memenangkan hati kamu,

"Dan dimana dia sekarang,!

Rania memberanikan diri untuk menatap suaminya, namun kini giliran firman yang membuang muka, seolah tak sanggup melihat wajah istrinya yang sudah tertanam di hati dan pikiran nya.

"Namanya roby ustadz, rania mulai mengungkap kan nya.

Dia teman sekelas sya dulu dari SMP sampai SMA.  "Kami memang tidak resmi berpacaran karna itu memang tidak di izin kan oleh abah.

Namun kami, memang saling menyukai dan berjanji akan bersama kelak,

"Trus dimana roby itu sekarang. Firman memotong ucapan rania.

Rania menggeleng, "saya tidak tau, setelah dia memutus kan untuk kuliah di kairo mesir. Kami lost kontak, tapi saya masih yakin jika roby juga masih berpegang teguh pada janjinya,  "sampai,,, ucapan rania ter henti sejenak, abah menjodohkan kita, ucap nya dengan pelan dan kembali menundukkan pandangan nya.

Firman kembali mengambil nafas dalam dalam saat dia hendak menyampai kan keputusan nya,

"Dik, bertahan lah  sebentar sebagai istriku, sampai kamu bisa bertemu dengan robi dan kalian sudah yakin untuk bersatu, maka pada saat itu juga aku akan mengembalikan mu kepada abah dengan cara yang baik. Sebagai mana aku meminang mu,

"Tetap lah berlaku sebagai mana biasanya menjadi istriku, sampai saat itu tiba,

Tak terasa air mata rania menetes, tutur kata suaminya yang begitu masih lembut dan sangat meng hargainya, sebegitu sempur nanya seorang firman tapi teganya dirinya menyakiti hati nya,

"Terima kasih ustadz, hanya itu yang bisa rania ucapkan walau dalam hatinya kini terus berkecamuk, antara rasa bersalah dan bimbang.

"Ustadz,! Panggil rania lagi

"Iya,jawab firman,

"Apa tidak sebaik nya, ustadz jangan tidur di kamar lain, "mm maksudku rania buru buru menjelaskan takut firman salah faham.

"Maksudku, karna disini sudah ada bi darsih, takut nya terjadi terjadi fitnah,

"Apa kamu tidak keberatan ujar firman,

"Tidak ustadz selama kita tetap saling menjaga,

"Baiklah kita akan hidup seperti suami istri yang normal di hadapan semua orang, dan aku juga akan membantu mu untuk mendapat kan informasi tentang keberadaan nya roby.

Rania mengulas senyum saat mendapati kesepakatan yang tidak memberat kan belah pihak, rania pikir firman memang belum mencintainya juga sehingga firman terlihat tenang saat di hadap kan dengan situasi seperti sekarang ini. Seperti yang di ketahui mereka menikah atas kehendak kyai aziz jadi mungkin rania pikir tak semudah itu firman menambat kan hati nya  kepada dirinya.