Siang ini udara panas berembus terasa membakar di ruas jalan depan gerbang Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Matahari meninggi mendekati kulminasi. Suara gaduh di sekeliling menderu. Pekikan bersahut-sahutan, riuh gemuruh. Derap langkah, dentuman marching band dan melodi-melodi bersahutan diiringi nyanyian-nyanyian semarak berpadu dengan suara mesin-mesin kendaraan.
Rudi salah satu laki-laki yang sudah tercatat sebagai mahasiswa Unsil selama hampir 7 tahun hadir tak jauh dari parade wisuda. Ia mengusap peluh dalam sebuah mobil. Cucuran keringat membasahi wajah pria berkaca mata berambut gondrong terikat ke belakang itu. Sudah setengah jam ia di tengah hiruk pikuk. Namun tidak seperti mahasiswa lain. Pria umur 28 tahun itu bukan salah satu wisudawan, tetapi di sana ia hanya seorang sopir angkot yang terjebak beberapa meter di belakang parade.
Rudi adalah sopir angkot. Mahasiswa yang bekerja sebagai sopir angkot....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andi Budiman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Kerja Larut Malam
Senyum puas tergambar di wajah Imron di ruang fakultas. Ia menyodorkan tangan untuk bersalaman. Rudi menyambutnya dengan antusias. Akhirnya Rudi kembali akan menjalani hari-harinya di kampus melanjutkan kuliah di semester lima. Rudi berpamitan, melenggang di lorong menuruni tangga.
Hari itu hari Senin yang amat menggembirakan. Ia mencari-cari Intan, ingin rasanya ia bertemu gadis itu lagi dan berbagi rasa gembira dengannya. Pagi tadi ia sempat melihat Intan di kejauhan. Tapi siangnya sepulang dari kantor fakultas Rudi tak menemukannya. Di lorong, di ruang-ruang kuliah pun demikian. Ah tidak! Ada beberapa ruang kuliah yang aktif hari itu, mungkin Intan ada di salah satu ruang kuliah itu.
Rudi mendengar salah satu ruang kuliah diisi perkuliahan biologi tingkat tiga. Rudi yakin itu adalah mata kuliah tingkat tiga. Tapi itu bukan kelas Rudi. Mungkin kelas A, B, atau kelas D. Kelas-kelas itu memilki jadwal yang berbeda dengan kelas C, yaitu kelas Rudi. Mungkin Intan ada di sana. Di minggu pertama ini perkuliahan di kelas C baru akan dimulai hari Rabu.
Hari ini tak ada perkuliahan untuk kelas Rudi. Rudi pun kembali ke rumah kosnya, lalu ke pasar tradisional Kecamatan Tawang naik Honda Prima antiknya untuk membeli bahan jualan sate dan disimpan di lemari pendingin.
Seperti biasa sore hari Rudi berjualan. Sejak minggu lalu ia sudah mulai berjualan sate di tempat pak Handoko biasa berjualan, yakni di sisi selatan universitas dekat gerbang lokasi parkir kampus.
Selama itu para pembeli berangsur datang dan bertambah dari waktu ke waktu. Rudi sempat menelepon menyampaikan berita bahagia itu kepada ibunya. Ibunya terisak haru. Ia sangat bersyukur atas kemajuan yang dialami Rudi, terutama karena akhirnya setelah lima tahun cuti Rudi bisa kembali ke kampus untuk melanjutkan kuliah yang sempat tertunda.
Berangsur-angsur perekonomian Rudi membaik bahkan meski belum begitu tinggi mulai menunjukan ada peningkatan. Tampaknya tak akan begitu ada kesulitan baginya untuk membayar uang kuliah berikutnya, membayar kos, cicilan utang ke bank syariah sekalian keperluan ibu dan adik-adiknya di kampung. Begitu pula untuk kebutuhan Rudi sehari-hari. Namun untuk kehidupan sehari-hari itu Rudi merasa masih harus cukup irit. Mungkin ia harus berpuasa sunnah di hari-hari tertentu untuk menekan pengeluaran harian sekalian mengisi hari-hari dengan ibadah.
Rudi tak keberatan untuk berpuasa Senin Kamis bahkan puasa Daud sekalipun yakni puasa sunnah dengan cara sehari berbuka sehari berpuasa terus menerus kecuali kala bertemu hari yang haram puasa. Rudi yakin berpuasa itu menyehatkan badan dan mencerdaskan pikiran. Keyakinan itu bukan hanya berasal dari buku yang dibaca tetapi juga pengalaman berpuasa di kesempatan yang telah lalu.
Di malam Rabu pelanggan Rudi berdatangan cukup banyak dan ramai hingga jauh malam. SATE BR mungkin telah menyebar dari mulut ke mulut. Rudi sengaja berpesan kepada Jaelani waktu itu, supaya dibuatkan huruf ukuran besar hampir memenuhi lebar spanduk, hanya menyisakan sedikit untuk gambar di sisi kiri dan kanan.
SATE BR tampaknya memang semakin dikenal orang. Kerap kali Rudi mendengar orang membicarakan SATE BR di beberapa tempat atau membisikannya dengan suatu bisikan yang tampak terlalu jelas di pendengaran Rudi.
Malam Rabu itu, Rudi sibuk melayani pembeli sampai tak sempat membaca-baca buku seperti malam-malam sebelumnya. Di sela-sela menunggu gerobak biasanya Rudi mengisi kesenggangan dengan membaca buku-buku biologi terutama untuk mata kuliah di tingkat tiga yang akan segera ia hadapi.
Betapa sibuknya Rudi malam itu hingga ia pun bolak-balik ke tempat kos mengambil stok daging karena kehabisan, dan stok pun benar-benar habis pada jam 10 malam.
Malam itu Rudi tak sempat membaca materi apa pun, ia lelah dan langsung tidur. Padahal besoknya adalah hari pertama kuliah. Ya, besoknya adalah hari Rabu. Rudi akan kembai masuk kuliah untuk pertama kalinya setelah lima tahun. Ia akan bergabung di kelas C bersama adik-adik tingkatnya.
Besok akan menjadi suatu hari pertama yang mendebarkan, karena tak hanya soal kembali kuliah tetapi juga soal dirinya sebagai orang baru di kelas itu. Bahkan mungkin satu-satunya mahasiswa baru.