Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 15 Tekad Kaivan
Suami Yang Ku Benci (15)
Kaivan memandangi saphira yang berbicara sambil menutup wajahnya dengan lengannya.
" Maaf telah membuatmu dalam keadaan sulit. Tapi, sekarang ada aku. insya Allah semua tidak akan terulang lagi. Aku akan jadi pelindung kalian. Tidak akan ada yang berani lagi menyakiti kalian. Bahkan ayahmu sekalipun," janji Kaivan. Matanya terasa memanas.
Ia pun merasakan kepedihan yang Saphira rasakan padahal hanya mendengar cerita saja.
tidak terbayangkan bagaimana hidup Saphira dan kedua anaknya dulu. Pasti berat.
" Aku tidak yakin. Dengan perasaanmu saja aku ragu," jawab Saphira berterus terang.
" Bukankah kamu hanya menikahiku karena ada si kembar? hanya sebatas tanggung jawab. Juga hanya untuk memenuhi kebutuhan biologismu saja?,"
"siapa bilang? Bukankah aku mengatakan mencintaimu. Aku pun berusaha membuktikan padamu." Kaivan kesal. Ia tidak mengerti darimana pikiran Saphira itu berasal.
Saphira hanya tersenyum tipis. Apakah ia percaya? Jawabannya TIDAK.
" Kalau kamu mencintaiku, kamu tidak akan menyentuh perempuan lain kan?,"
" aku tidak pernah menyentuh perempuan lain setelah kita menikah. Bahkan sebelum menikah pun tidak. Kamu satu-satunya perempuan yang aku sentuh,"
Saphira diam. Siapa yang harus ia percaya?
" Laura bilang, kamu dan Jeni sudah melakukan lebih bahkan semalam kamu dan Laura pun melakukannya. Lalu siapa yang harus aku percaya sementara yang aku tahu kamu tidak pernah menitipkan ponsel pada siapapun. Tapi, Laura memegangnya,"
Jelas Saphira. Di saat ini, Saphira tidak bisa percaya pada siapapun. Bahkan ayahnya saja yang memiliki hubungan darah yang kental dengannya bisa sangat menyakiti dan mengecewakannya. Lalu apa yang bisa ia harapkan dari laki-laki yang awalnya hanya orang asing itu?
Kaivan mengangguk-angguk. Ia paham sekarang darimana pikiran istrinya itu berasal. Terbongkar sudah rasa penasaran ia dari semalam. Laura. Semua gara-gara Laura.
" Aku dan Jeni tidak pernah melakukan lebih sebatas pelukan dan gandengan tangan atau cium pipi. Tidak lebih bahkan tidak pernah berc1uman. Itu pula yang membuat Jeni berpaling pada laki-laki lain. Karena katanya aku ketinggalan jaman.."
Kaivan ingat ucapan demi ucapan Jeni saat bersama dengan selingkuhannya.
" ... Dia hanya menjadikan aku sebagai tameng untuk membuat popularitasnya di kampus naik."
Saphira mencerna ucapan Kaivan, Kaivan adalah mahasiswa populer sekalipun orang-orang tidak tahu latar belakangnya. siapapun yang ada di sekitar Kaivan, otomatis menjadi pusat perhatian.
Begitu pula dirinya dulu, menjadi pusat perhatian saat di permalukan Kaivan.
" Sementara untuk ponsel. Aku tidak pernah menitipkan benda itu pada siapapun. Ponsel itu tertinggal saat kami makan malam bersama dengan rekan kerja yang lainnya. Termasuk Laura ada disana. Aku tidak tahu apa yang dia katakan padamu. Tapi, aku yakinkan bahwa dia hanya berbohong. Dia pasti ingin menghancurkan rumah tangga kita." diam sejenak
" Bukan terlalu percaya diri, aku merasa dia punya perasaan padaku."
Saphira masih diam. Kaivan memang benar soal Laura yang punya perasaan. Saphira sebagai perempuan pun merasakannya.
" Entahlah. Aku tidak tahu. Aku masih ragu,"
Kaivan mendesah. Sulit membuat seseorang yang pernah disakiti untuk percaya padanya. Sementara orang terdekatnya saja mengecewakannya.
" Aku tahu kamu ragu. Biar aku buktikan bahwa ucapan ku benar." putus Kaivan.
" Jangan terlalu dipikirkan. Itu tidak baik untuk calon anak kita. Aku tidak ingin kalian kenapa-napa. Mulai saat ini cobalah untuk percaya padaku. Aku berjanji akan menjadi pelindung kalian. Aku akan membuktikannya. Sekarang istirahatlah,"
Kaivan mengusap kepala Saphira. Tidak ada penolakan.
Entah kenapa, Saphira justru nyaman dan akhirnya bisa tertidur lelap. semalaman ia tak bisa tidur. Lalu kejutan di pagi hari membuat ia terlalu banyak berpikir tentang kemungkinan buruk yang akan kembali terulang.
Merasakan nafas teratur dari sang istri, Kaivan pun beranjak menuju sofa setelah memberikan satu kecupan di kening istrinya.
" Aku akan membuktikannya. Ini hanya akal-akalan Laura." bisiknya pelan.
Kaivan mengambil ponselnya. Ia menghubungi seseorang.
" Assalamu'alaikum, Ta. Soal yang aku minta tempo hari soal masa lalu Saphira, kamu sudah mendapatkannya?
"wa'alaikumsalam. Soal itu, sudah. Nanti aku kirim hasil penyelidikannya."
"Bagus. Tolong kirim secepatnya,"
" Ok. Istrimu baik-baik saja kan?,"
Kaivan mendesah. Ia pun menceritakan semua yang terjadi.
" Ck, perempuan itu memang minta di beri pelajaran,"
Desta geram. Dalam kondisi seperti Saphira yang mengalami krisis kepercayaan juga kondisi hamil, tidak aneh jika emosinya sedang tidak stabil.
"Tolong minta bukti rekaman CCTV jika ponsel aku memang tertinggal disana bukan di titipkan. Aku rasa Laura berbicara omong kosong pada Saphira,"
"Akan aku lakukan segera."
"Setelah kerja sama kita dengan perusahaan tempat Laura bekerja selesai, jangan lagi bekerja sama dengannya. Kecuali Pak Dimas mau mengikuti syarat yang aku ajukan,"
",Ok,"
...******...
Kaivan masih serius dengan laptopnya. Hasil penyelidikan sudah dikirim.
Kaivan mengusap kasar wajahnya. Hidup Saphira benar-benar menyedihkan.
" Semua gara-gara aku," gumamnya pelan sambil melihat ke arah brangkar dimana Saphira masih terlelap.
" Dulu, aku mungkin jadi sumber masalahmu. Tapi, saat ini aku akan menjadi sumber kebahagiaanmu," tekadnya dalam hati.
Apapun yang terjadi, ia akan membahagiakan istri dan anak-anaknya.
TBC
lanjut thor