Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Setibanya di mes Bagas pun masuk dan menutup pintu lalu ia menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian ia pun tertidur pulas. Hingga tak terasa hari pun sudah pagi Bagas segera bangun dari tempat tidurnya ia pun segera mandi. Setelah selesai mandi Bagas pun segera mengenakan pakaian kerjanya lalu ia pun pergi ke dapur lalu ia sarapan. Namun ia tidak melihat Samsul di dapur.
"Tumben Samsul nggak ada di dapur, apa iya dia sudah sarapan" ucap Bagas dalam hati, Bagas pun melanjutkan sarapanmya, setelah selesai sarapan ia pun segera keluar dari dapur. Disaat melewati mes Samsul Bagas melihat Samsul sedang memasang sepatu hendak berangkat ke pabrik.
"Eh sul kamu nggak sarapan dulu?" Tanya Bagas tatkala ia sudah berada didepan Samsul
"Udah tadi gas ini dah mau berangkat" ucap Samsul sembari mengikat tali sepatunya
"Oo iya kah kok cepat sekali, tumben" ucap Bagas lagi
"Itu lho gas si Risa takut sarapan sendirian, jadi minta ditemani, masih trauma sama kejadian semalam kayaknya" ucap Samsul.
"Oo begitu, yasudah ayok berangkat" ucap Bagas
"Iya ayok gas" ucap Samsul, mereka berdua pun mengambil motor masing-masing lalu segera melajukan motornya menuju pabrik. Setelah tiga puluh menit berlalu tibalah mereka di pabrik, setelah memarkirkan motornya mereka berdua pun segera menuju ke dalam pabrik. Setibanya didalam pabrik mereka pun masuk ke dalam ruangan masing-masing.
Setibanya Bagas di ruangannya, Bagas pun masuk dan langsung duduk dikursi kerjanya. Ia melanjutkan pekerjaannya, tak lama kemudian datang lah Nina membawa secangkir kopi untuk Bagas.
"Permisi mas, ini kopinya" ucap Nina sembari meletakkan segelas kopi diatas meja Bagas
"Iya Nin, makasih ya" ucap Bagas
"Iya mas sama-sama, o ya mas bapak sama ibuk mau ketemu sama mas Bagas hari Minggu nanti bisa tidak" tanya Nina
"Minggu ini Nin?" Tanya Bagas
"Iya mas, kalau mas Bagas belum siap nggak apa-apa diundur aja" ucap Nina lagi
"Ee nggak nggak, aku udah siap kok, Mhari Minggu nanti aku temui bapak sama ibu mu" ucap Bagas mantap
"Baiklah mas, kalau begitu aku permisi dulu ya mas" ucap Nina
"Iya Nin" jawab Bagas, Nina pun keluar meninggalkan ruangan Bagas dan kembali ke dapur. Setelah kepergian Nina Bagas pun menyeruput kopinya sambil melanjutkan pekerjaannya, hingga selang beberapa saat kemudian pintu ruangan Bagas pun diketuk dari luar.
Tok...tok...tok.
"Iya masuk" ucap Bagas dari dalam dan tampak Samsul muncul dari balik pintu.
"Ini gas biasa, tanda tangan berkas" ucap Samsul sembari duduk dan menyerahkan berkas yang ia bawa kepada Bagas.
"Iya sul" jawab Bagas sambil memeriksa berkas-berkas yang Samsul bawa. Setelah diperiksa Bagas pun segera menandatanganinya.
"Udah sul" ucap Bagas
"Oke gas makasih ya, aku permisi dulu" ucap Samsul.
"Iya sul" ucap Bagas, Samsul pun keluar dari ruangan Bagas dan kembali ke ruangannya.
Setelah kepergian Samsul Bagas pun kembali melanjutkan pekerjaannya, ia mengutak-atik komputernya sembari menunggu jam makan siang, hingga beberapa saat kemudian Bagas merasa ingin buang air kecil ia pun mematikan komputernya ia pun memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan segera menuju toilet. Setibanya di toilet Bagas pun masuk dan segera buang air kecil, setelah selesai ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur sembari menunggu jam makan siang yang tinggal beberapa menit lagi.
Setibanya di dapur tampak Nina dan Susi pun lagi asik mengobrol, Bagas pun segera menghampiri mereka.
"Eh mas Bagas ada apa?" Tanya Nina yang heran melihat Bagas yang sudah berada di dapur
"Gabut di ruangan sendirian Nin, lagian jam makan siang tinggal beberapa menit lagi" ucap Bagas
"Oh iya deh mas, silakan duduk mas" ucap Nina lalu mempersilakan Bagas untuk duduk
"Iya Nin makasih" ucap Bagas lalu duduk bersama dengan Nina dan Susi. Mereka pun berbincang-bincang hingga tak terasa jam makan siang pun tiba, mereka pun menyudahi obrolan dan memutuskan untuk segera ke kantin untuk makan siang bersama. Di saat mereka baru hendak menuruni tangga tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil nama Bagas,
"Gas tungguin" ucap Samsul dari arah ruangannya dan segera nyamperin Bagas dan yang lainnya.
"Gabung ya" ucap Samsul pada saat ia sudah berada di depan Bagas dan yang lainnya.
"Iya sul ayok" ucap Bagas, dan mereka pun melanjutkan menuju ke kantin untuk makan siang.
Setibanya di kantin mereka pun mengambil makanan lalu menuju meja kosong dan lanjut makan siang.
"Eh gas, Nin, jadi kapan lamarannya" tanya Samsul sembari tersenyum.
"Belum juga ketemu orang tua Nina sul" ucap Bagas
"Iya kapan ketemunya" tanya Samsul lagi.
"Hari minggu ini rencananya sul" ucap Bagas sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Wiss gercep kamu ya gas" ucap Samsul
"Iya dong emangnya kamu" ledek Bagas
"Aku belum Nemu aja gas, coba aja ada bidadari datang tiba-tiba pasti udah aku lamar" ucap Samsul sedikit berkelakar.
"Itu di samping kamu" ucap Bagas, sembari mengarah kan pandangannya ke Susi.
"Apaan sih gas, aku sama Susi itu teman sahabat dari kecil, mana mungkin kami menikah" ucap Samsul
"Iya pak Bagas, pak Bagas ada-ada saja" ucap Susi mengiyakan perkataan Samsul. Sedangkan Nina hanya senyum-senyum saja.
Di tempat lain ada sepasang mata yang sedang memandang penuh kebencian kepada mereka, sejak tadi Risa menguping pembicaraan mereka.
"Kurang ajar, nggak akan aku biarkan kamu mendapatkan pak Bagas, dasar OB" batin Risa sembari meremas jari jemarinya
"Akan kulakukan segala cara supaya pak Bagas jatuh ke tangan ku" batin Risa lagi. Ia begitu geram mendengar rencana Bagas yang akan bertemu orang tua Nina untuk membicarakan hubungan Nina dan Bagas.
Kembali ke Bagas dan yang lainnya yang sudah menyelesaikan makan siangnya, mereka pun kembali berbincang-bincang, setelah jam makan siang berakhir mereka pun memutuskan untuk segera kembali ke pabrik lagi. Mereka pun membayar makanannya masing-masing.
"Mas Bagas kali ini, aku yang bayarin ya" ucap Nina pada Bagas
"Lho kenapa Nin, biar aku aja" ucap Bagas,
"Nggak usah mas, biar gantian yang bayar" ucap Nina lagi
"Baiklah Nin kalau kamu maksa" ucap Bagas pasrah
Sedangkan membayar mereka pun kembali ke pabrik, di saat sedang dalam perjalanan menuju pabrik Bagas tak sengaja menoleh ke arah jendela ruangannya, ia melihat seperti ada seseorang perempuan berdiri di balik jendela, dan perempuan tersebut pun melihat kearah Bagas juga dan tersenyum, namun tidak lama kemudian perempuan itu seperti berjalan menjauh dari jendela hingga tak terlihat lagi. Bagas pun memutuskan untuk cepat-cepat kembali ke pabrik. Setibanya di pabrik mereka pun berpisah kembali ke ruangannya masing-masing, Bagas pun bergegas masuk ke ruangannya, ia pun membuka pintunya, disaat pintu di buka Bagas pun melihat ke dalam ruangannya namun ia tidak menemukan siapa-siapa di sana Bagas pun masuk ke dalam dan ia pun mengecek di sudut ruangan dan di bawah mejanya namun nihil ia tidak menjumpai siapapun.
"Apa aku berhalusinasi ya" batin Bagas, ia pun duduk di kursi sembari memijat kepalanya yang sebenarnya tidak terasa pusing.
Setelah agak tenang Bagas pun memutuskan untuk menyalakan komputernya dan melanjutkan beberapa pekerjaannya yang belum ia selesaikan tadi.
Hingga satu jam kemudian datanglah Nina membawakan secangkir kopi untuk Bagas,
"Mas kopinya aku taruh diatas meja ya" ucap Nina sembari meletakkan kopi diatas meja Bagas.
"Iya Nin taruh aja, makasih ya" ucap Bagas
"Iya mas, aku permisi dulu mas" ucap Nina sembari berbalik badan.
"Iya Nin" ucap Bagas sembari memandangi kepergian Nina, setelah Nina keluar dari ruangan Bagas, Bagas pun menyeruput kopinya ia pun berpindah tempat duduk ke sofa yang ada di ruangannya. Dan beberapa saat kemudian Bagas memutuskan untuk berbaring sejenak.
Hingga tiba-tiba....
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin