Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya viola sampai juga di villa pribadi nya..
Kedatangan nya langsung di sambut para penjaga..
"Selamat datang kembali, non vio.." ucap salah satu penjaga nya yang sudah sepuh. Lelaki itu asli orang bali. Sudah bekerja di villa sebagai penjaga du villa itu sebelum villa tersebut di beli oleh viola..
Viola tersenyum ramah.. "Terimakasih, pak.." ucap nya penuh dengan sopan santun..
"Saya mau istirahat dulu, bawakan saya makan sebelum jam makan siang, ya.." ujar vio lagi saat sudah sampai di kamar utama..
"Baik, non.. Nanti saya akan sampaikan pada mbak devi.."
Memang di villa milik vio itu hanya di huni oleh penjaga tanpa seorang pun pembantu untuk sekedar memasak makanan. Namun ketika vio datang, otomatis si bibi alias istri dari salah satu penjaga itu akan datang dan memasak menu khas bali kesukaan viola selama nona nya itu berada disana..
Viola pun langsung masuk ke dalam kamar nya untuk beristirahat..
Tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, vio langsung naik ke atas tempat tidurnya..
"Ugh.. Aku lelah sekali.." gumam nya sambil merebahkan diri di kasur empuknya. Tak berselang lama terdengar dengkuran kecil serta deru nafas yang teratur menandakan si empunya sudah masuk ke alam mimpi..
.....
Eughhh...
Entah sudah berapa jam vio tertidur, namun terlihat dari jendela cahaya matahari mulai meredup...
Vio pun bangun untuk memeriksa waktu saat ini..
"Astaga! Sudah jam 4 sore.." gumam nya tak percaya..
Buru buru dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ponsel nya masih tidak aktif sebab masih dalam mode pesawat. Sejak tiba di bali, vio memang sengaja tak langsung mengaktifkan kembali ponsel nya. Dan saat sampai di villa, dia malah lupa saking lelah nya badan dan pikiran..
Selesai membersihkan diri dan memakai pakaian, vio pun langsung turun ke lantai satu. Perutnya sudah keroncongan karena belum terisi apapun sejak kemarin malam..
"Selamat sore, non viola.." Mbak devi yang mendengar langkah kaki vio, segera menghampiri..
"Selamat sore, mbak.." Vio nampak segar, wajah lelah nya sudah tak terlihat lagi..
"Non, apa mau saya panaskan dulu makanan nya ?"
Vio langsung duduk di meja makan..
"Nggak perlu, mbak.. Saya sudah lapar.." ucap vio seraya membalikkan piring makan nya..
Di meja sudah terhidang menu khas bali favorit vio. Semua serba pedas seperti biasanya. Ada serombotan, ayam betutu, sate lilit serta sambal matah yang di buat super pedas...
"enak sekali masakan mu, mbak.. nggak pernah berubah rasanya.." puji vio jujur dan tulus. Mbak devi tersenyum senang sambil menuangkan air ke gelas minum nona nya..
Setelah itu mbak devi pun pamit kembali ke dapur, membiarkan nona nya makan dengan nyaman..
Ketika vio sedang asik menikmati makan nya, terdengar dering telepon di ruang tengah. Mbak devi setengah berlari dari arah belakang menuju tempat telepon rumah itu di telakkan..
Tak berselang lama, mbak devi datang kembali ke hadapan viola..
"Non viola.. Ada telepon dari nyonya norma" ucap mbak devi memberitahu..
Vio tak langsung menjawab sebab di mulutnya masih penuh dengan makanan..
"Tapi saya sudah bilang kalau non sedang makan. Nyonya cuma bilang kalau non vio aktifin hp nya. Nyonya khawatir sekali.."
Vio mengangguk tanda mengerti..
Selesai makan vio langsung naik ke kamar nya lagi..
Dia mengambil ponsel dari dalam tas, kemudian menonaktifkan mode pesawat. Beruntung ponsel nya tak mati sebab sempat di isi daya penuh sebelum penerbangan nya..
Ting!
Ting!
Ting!
Ting!
Bunyi notifikasi tak berhenti terdengar saat ponsel nya kembali aktif..
Viola tak langsung membuka pesan pesan yang masuk, dia justru mencari kontak mami norma untuk di hubungi nya sekarang juga..
"Halo, mi.." Tak menunggu sampai berdering terlalu lama, di sebrang sana mami norma langsung mengangkat telepon dari viola..
"Aduh, sayang.. Kamu ini bikin mami khawatir. Kenapa nggak langsung kasih kabar kalau sudah sampai di villa ? Tadi pagi mami telepon villa katanya kamu langsung istirahat, siang mami coba telepon lagi kata mbak devi kamu belum bangun. Kamu itu tidur atau cosplay jadi mayat, sih, hem ? Kenapa tidur sampai selama itu ?? Apa kamu nggak tau mami disini nggak bisa konsentrasi kerja karena nunggu kabar kamu.."
Vio menjauhkan ponsel dari telinga nya yang serasa berdengung nyeri saat mami norma mengomeli nya panjang lebar dengan suara nyaring..
"Maaf, mi.. Aku kelelahan. Di pesawat aku sama sekali tidak bisa tidur.." Dengan nada lembut vio menjawab rentetan kalimat yang di lontarkan mami norma barusan..
Sejak di adopsi oleh mami norma, vio tak pernah melawan atau menaikkan nada bicara nya pada sang mami. Vio cukup tau diri. Dia tak ingin menyakiti wanita yang sudah bersusah payah mencoba berperan menjadi seperti ibu kandung nya sendiri..
"Ya sudah.. Kamu istirahat lagi saja, nak.. Jangan banyak pikiran. Disini mami akan selalu menunggu kamu pulang.." Suara mami norma berubah lembut..
"Iya, mi.. Terimakasih, ya.."
Sebelum sambungan terputus, mami norma kembali bicara mengatakan sesuatu yang hampir terlupa..
"Hari ini entah sudah berapa kalu orang suruhan tuan Zafian datang mencari mu.."
Viola yang mendengar nama zafian di sebutkan tiba tiba jantung nya berdebar hebat..
"Si azka juga kata si bibi bulak balik mulu ke apartemen.." Sambung mami norma lagi..
"Mi, tolong jangan katakan dimana aku sekarang. Aku malas bertemu dengan pria arogan seperti dia... Mi, tolong carikan aku client yang lain. Aku tidak mau lagi berurusan dengan pria aneh itu.." Viola tak lagi menyembunyikan kekesalan nya terhadap zafian. Dia ingin mami nya tau bahwa zafian itu lelaki berperangai buruk dan menyebalkan..
"Sejak awal mami juga nggak setuju kamu terima tawaran dari pria bermulut pedas itu.. Hem, ya sudah. Kamu tenangkan diri saja disana. Jangan pikirkan hal yang membuat mu susah sendiri.. Okey ?"
Sambungan itu pun berakhir setelah mereka saling berpamitan..
🖤
Di waktu dan tempat yang berbeda..
Azka dengan semangat nya yang menggebu gebu sudah berada di apartemen viola sejak matahari belum terbit. Dia berdiam diri di dalam mobil nya menunggu sang surya muncul di cakrawala..
Saat cahaya nya mulai terasa hangat, azka pun turun dari kendaraan nya. Menaiki lift menuju lantai di mana apartemen viola berada..
Selayak nya orang yang sedang jatuh cinta, azka merasakan dada nya berdebar kencang, bahkan telapak tangan nya pun terus berkeringat..
"Astaga.. Kenapa perasaan ku jadi tak karuan begini..." Kedua pipi nya terlihat bersemu merah kala membayangkan akan berduaan dengan vio sepanjang hari ini..
Sebelum menekan bel di pintu apartemen viola, azka memeriksa penampilan nya terlebih dulu. Melihat wajah nya dari pantulan layar ponsel..
"Perfect!" gumam nya tersenyum puas sambil mejentikkan jari nya..
Ting! Tong!
Tak sampai lima menit, wanita tua dengan kebaya khas nya pun muncul di hadapan azka..
"Bi, nona viola nya ada ?" tanya azka langsung tanpa basa basi..
Si bibi yang sudah di amanatkan vio sebelum nya langsung menjawab bahwa vio sedang tidak ada di apartemen..
Raut ceria di wajah azka perlahan memudar..
"Tidak ada ?" beo nya memastikan
Si bibi mengangguk yakin, "Non vio sedang pergi ke luar kota menemui client.." Jawab si bibi asal. Wanita tua itu memang tak pandai berbohong..
"Kemana ?" tanya azka tak sabaran
"Oh. Kalau itu bibi tidak tau. Coba tanyakan sama nypnya besar.." kata si bibi cari aman.. "Maaf, pak azka. Bibi masih banyak pekerjaan. Permisi..." Si bibi bergegas mengambil langkah seribu sebelum azka kembali banyak bertanya..
Di detik pintu apartemen tertutup, azka langsung menghubungi mami norma..
"Halo, ada apa kau menghubungi ku sepagi ini, azka ?" tanya mami norma dengan nada tak bersahabat..
"Mi, viola dimana ? Kenapa tidak ada di apartemen ?"
"Dia sedang menerima client baru. Memang nya ada apa sih ?" tanya mami norma berpura pura tidak tau..
"Astaga, mi.. Kok bisa mami biarkan viola menerima tawaran dari client lain ? Dalam perjanjian kan sudah di katakan tuan zafian akan memperpanjang kontrak setiap satu hari.."
"Ya, kenapa tidak kalian perpanjang semalam ? Seharusnya kontrak itu di perpanjang sebelum hari berganti, bukan ?" Mami norma sengaja membalikkan keadaan, membuat pihak Zafian yang bersalah..
"Tapi, mi...."
"Sudah, mami nggak mau denger lagi! Itu semua salah kalian tidak teliti dengan kontrak yang kalian buat sendiri.. Cari saja wanita yang lain.."
Tut.. Tut.. Tut...
Azka menatap layar ponsel nya dengan tatapan kosong ketika mami norma memutus sepihak sambungan nya itu..
"Arghh! Sial! Sekarang apa yang harus aku katakan pada tuan zafian ?!"
Azka menjambak rambut nya sendiri, frustasi. Dalam sekejap sirna sudah mimpi nya untuk berduaan seharian ini bersama viola..
🖤