Terlahir kembali di dunia yang dikuasai iblis dan makhluk ketiadaan, Ling Tian mengerahkan seluruh kekuatan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya.
Namun takdir sekali lagi menempatkan dirinya dalam posisi sulit. Meskipun akar spiritualnya lemah dan memiliki roh pelindung saling berlawanan yang bisa menghancurkan dirinya kapan saja, tak membuat Ling Tian gentar sedikitpun.
Dengan tekad baja, Ia berjuang melawan nasib buruknya, mengubah setiap kelemahan menjadi kekuatan, dan menantang kekuasaan iblis yang menindas dunia.
Mampukah Ling Tian mengatasi keterbatasannya, menyatukan roh pelindung yang berlawanan, dan mencapai ranah tertinggi? Ataukah dia akan terperangkap dalam lingkaran kehancuran yang menunggu dibalik kekuatan kegelapan?
Penuh ketegangan dan intrik, ikuti petualangan dan pertarungan intens yang ada di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Jast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menukarkan Hasil Buruan Binatang Buas
Mendapatkan pertanyaan itu membuat Ling Tian sedikit gugup, mengira Ia melakukan kesalahan, karena belum mengetahui tentang peraturan dari Pagoda Sembilan Tingkat.
“Itu… Aku dapat dari hutan terlarang. Apakah ada salah?” balas Ling Tian balik bertanya kepada Bi He.
“Adik Ling, hutan terlarang itu sangat berbahaya, dengan kekuatanmu yang sekarang, pergi ke sana sama dengan mencari kematian,” cecar Bi He sedikit merengut, membuat Ling Tian semakin gugup.
“Ahaha… Kak Bi He, aku pergi ke sana untuk berlatih bersama senior Lan. Memburu binatang buas termasuk ke dalam porsi latihanku. Aku harap kak Bi He bisa mengerti,” kilah Ling Tian seraya mengusap kepala pelan, tertawa kecil mencoba untuk mencairkan suasana.
Mendengar nama Lan Lan dari mulut Ling Tian, membuat Bi He menghela nafas panjang, kemudian berkata,
“Ternyata kamu memiliki roh pelindung kegelapan. Tapi kenapa harus Lan Lan yang jadi pembimbingmu? Huhhh… Sudahlah, kalau begitu aku tidak akan bertanya lagi. Tapi kamu harus ingat, keselamatanmu jauh lebih penting. Kalau Lan Lan memberikan latihan yang tidak masuk akal, lebih baik kamu mencari pembimbing lain,” papar Bi He mencoba memperingati Ling Tian.
“Terima kasih untuk nasihatnya. Aku akan mengingat apa yang kakak katakan,” ucap Ling Tian dengan perasaan lega, mengetahui dirinya tidak melanggar peraturan apapun.
“Bagus… Kalian berdua tunggu di sini sebentar, aku akan pergi ke gudang dan menghitung harganya,” timpal Bi He sembari berbalik arah.
Setelah menunggu hampir setengah jam, Bi He keluar dari gudang seraya menyeka keringat yang membasahi keningnya, menghampiri Ling Tian dan Xiou Wu yang terlihat tengah berbincang riang.
“Aku sudah menghitung semua binatang buas yang kamu dapatkan. Semuanya ada 127 binatang buas berusia 100 tahun dengan kualitas menengah dan beberapa kualitas tinggi. Lalu ada satu beruang darah berusia 2000 tahun. Setelah dihitung dengan harga pasar saat ini, kamu mendapatkan 1000 keping perak dan 178 keping perunggu. Semua uangnya ada di dalam cincin ruang ini, kamu bisa memeriksanya terlebih dahulu,” papar Bi He dengan sangat rinci, lantas memberikan ruang penyimpanan itu kepada Ling Tian.
“Tidak perlu, aku percaya dengan perhitunganmu. Kedepannya aku akan sering merepotkan kakak,” ucap Ling Tian dengan ringan, mencoba mengakrabkan diri dengan Bi He.
“Tidak masalah, lagi pula ini sudah tugasku. Tapi kamu harus ingat, jangan memaksakan diri! Kalau tidak, aku tidak akan menerima hasil buruanmu lagi,” tegas Bi He sekali lagi, mencoba memperingati Ling Tian.
“Hehe… Tenang saja, aku pintar melarikan diri, kakak tidak perlu khawatir,” kilah Ling Tian seraya tertawa kecil, membuat Bi He menatap Ling Tian dengan tatapan tajam.
“Apa ada lagi yang kamu butuhkan?”
“Sebenarnya aku membutuhkan pil pemulih spiritual. Lalu aku juga memerlukan senjata baru untuk berburu, kira-kira di mana aku bisa mendapatkannya?” ucap Ling Tian balik bertanya.
“Keduanya bisa kamu dapatkan di aula sebelah. Tapi kalau kamu ingin menempa senjatamu sendiri, kamu bisa mencari pandai besi di kota.”
“Terima kasih kak Bi He, kalau begitu kami pergi dulu.”
“Emp… Kalian berdua berhati-hatilah.”
Setelah melakukan pembicaraan singkat itu, Ling Tian dan Xiou Wu pun pergi dari tempat penukaran binatang buas, lalu pergi ke aula pil nan senjata, mencoba mencari pil pemulih spiritual.
“Xiou Wu, biasanya kamu menggunakan pil apa untuk berlatih?” tanya Ling Tian sedikit penasaran.
“Hmm… Untuk saat ini guru selalu memberiku Pil Embun Matahari untuk membersihkan merdian dari pengotor. Karena harga 1 pilnya cekup mahal, jadi guru hanya memberiku 1 pil dalam seminggu,” ungkap Xiou Wu kepada Ling Tian.
“Jadi begitu, karena kamu sudah membantuku, aku akan memberikan hadiah untukmu. Jadi pilihlah pil yang kamu suka.”
“Ahh… Tidak perlu, aku membantu kakak bukan karena mengharap imbalan. Jadi kakak tidak perlu memberiku hadiah apapun,” sela Xiou Wu menolak tawaran Ling Tian.
“Xiou Wu, apa kamu tidak menganggap aku sebagai temanmu?”
“Tentu saja tidak, kakak adalah teman baik Xiou Wu, kenapa kak Ling berbicara seperti itu?” sangkal Xiou Wu sembari memasang ekspresi muram.
“Kalau begitu kamu tidak boleh menolak pemberianku. Kalau tidak, aku tidak akan bisa tidur dan akan terus memikirkannya,” bujuk Ling Tian dengan lembut, seraya mengusap kepala Xiou Wu perlahan.
Mendengar apa yang dikatakan Ling Tian, Xiou Wu pun mengangguk pelan, merasakan perasaan canggung yang belum pernah Ia rasakan.
Tanpa berbasa-basi, Ling Tian mulai mengatakan satu per satu pil yang Ia butuhkan kepada resepsionis pemurnian pil, termasuk pil Embun Matahari yang Xiou Wu gunakan untuk membersihkan merdian.
***
Mendapatkan semua barang yang Ia butuhkan, Ling Tian dan Xiou Wu kembali ke pusat pelatihan bagian barat untuk berlatih.
Mengikuti Ling Tian berlatih fisik di bawah terik matahari, Xiou Wu hanya mampu berlari sebanyak 10 putaran, sedangkan Ling Tian terus berlari dengan mengenakan zirah besi yang Mei Hua berikan, sampai akhirnya matahari yang semula ada di atas kepala perlahan mulai terbenam.
Mengatur pernapasan nan tidak beraturan, Ling Tian mencoba mengintegrasikan qi cahaya ke seluruh tubuh, membuat perasaan hangat yang mendalam seakan menyatu dengan alam.
Menghembuskan napas dengan tenang, mata yang tertutup rapat perlahan mulai terbuka, lantas menatap langit penuh bintang yang memenuhi cakrawala.
Ketika murid lain tengah beristirahat, tak ada waktu bagi Ling Tian untuk bersantai. Siang dan malam dipenuhi dengan latihan keras, memburu binatang buas untuk mendapatkan uang, sekaligus melatih teknik-teknik bela diri yang sudah lama tidak Ia gunakan.
“Sring… Sring… Sring…”
BWASHHHH
Menggunakan pedang peringkat menengah yang Ia dapatkan dari Pagoda Sembilan Tingkat, Ling Tian dengan mudah mengalahkan semua binatang buas di bawah ratusan tahun, membuat Ia mendapatkan banyak keuntungan dalam semalam.
“Sebelum senior Lan pergi, dia melarangku memasuki hutan terlarang lebih dalam. Tapi, kalau hanya seperti ini, aku tidak akan bisa berkembang,” gumam Ling Tian merasa kurangnya tekanan. Ketika Ling Tian tengah berpikir, Tiba-tiba,
BLAM BLAM BLAM BLAM
Samar-samar terdengar suara pertarungan dari hutan terlarang bagian dalam, membuat Ling Tian seketika mengalihkan pandangan.
“Ahhh… Masa bodo, kalau memang berbahaya, aku tinggal pergi dari sana,” tandas Ling Tian memutuskan untuk memasuki hutan terlarang bagian dalam, mengalirkan qi kegelapan ke seluruh tubuh, mencoba menghilangkan hawa kehadiran nan bersatu dengan malam, lantas pergi ke tempat suara pertarungan berada.
Ketika Ling Tian sampai, terlihat beberapa murid Pagoda Sembilan Tingkat tengah mengepung kalajengking neraka berusia 10.000 tahun, memiliki tubuh raksasa setinggi lima meter dengan kobaran api merah yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Aku akan mengalihkan perhatian kalajengking neraka. Aku serahkan serangan penghabisan kepada kalian!” tangkas seorang pemuda memberikan arahan kepada teman-temannya, tampak mengenakan hanfu berwana merah gelap dengan sebilah tombak giok tercengkram kuat, Han Ji.
Mendengar arahan Han Ji, ketiga temannya itu dengan tangkas memusatkan tenaga dalam pada satu titik ditelapak tangan, lalu dengan ringkas mebentuk segel tangan yang terlihat begitu rumit.
“Kalajengking neraka! Hari ini kamu akan mati di tangan kami!”
“Sring…”
WUSHHHHH
Menghentak tanah kuat sampai menghancukan tempat Ia berada, Han Ji melesat ke arah kalajengking neraka dengan sangat cepat, menembus pertahanan api merah membara yang berkobar panas.
Ketika mereka tengah bertarung dengan kalajengking neraka, tanpa mereka sadari ada sepasang mata mereh mengintai dari balik kegelapan, menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan.
***