NovelToon NovelToon
Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Beda Usia / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: AppleRyu

Ryu dan Ringa pernah berjanji untuk menikah di masa depan. Namun, hubungan mereka terhalang karena dianggap tabu oleh orangtua Ringa?

Ryu yang selalu mencintai apel dan Ringa yang selalu mencintai apa yang dicintai Ryu.

Perjalanan kisah cinta mereka menembus ruang dan waktu, untuk menggapai keinginan mereka berdua demi mewujudkan mimpi yang pernah mereka bangun bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AppleRyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Kedatangannya

Berbulan bulan setelah kejadian terakhir, aku berdiri di dalam rumah, hatiku gelisah dan tak tenang. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, sampai tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari depan rumahku, sebelum aku bisa bergerak, pintu sudah terbuka dan Ayah muncul di ambang pintu.

"Ryu? Apa yang kamu lakukan di sini?" Suara Ayah menggelegar, penuh kemarahan.

Aku melihat Abang Ryu dengan menahan kerinduan, abang tampak gugup namun mencoba tegar, lalu dia berkata. "Paman, aku datang untuk bertemu Ringa. Aku mencintainya, apa salahnya mencintai sepupu sendiri paman!" Abang Ryu membentak balik dengan suara penuh emosi.

Ayah menatap Abang Ryu dengan tatapan tajam, wajahnya semakin memerah. "Kamu tidak pantas untuk meminta maaf atau mendekati Ringa lagi. Kamu sudah membuat hidupnya sulit dengan hubungan terlarang ini!"

Abang Ryu mencoba menjelaskan, tetapi Ayah tidak memberinya kesempatan. "Pergi dari sini, Ryu! Kamu tidak akan pernah bisa bertemu Ringa lagi. Aku melarangmu untuk mendekati putriku!"

Pada saat itu, aku berlari ke arah pintu, namun mama mencegahku. Ketika aku menatap Abang Ryu, hatiku terasa hancur melihatnya di sini, tapi aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku menatapnya dengan mata penuh air mata, tapi Mama segera berdiri di antara kami. "Ryu, kamu harus pergi. Ini sudah cukup. Jangan ganggu keluarga kami lagi."

Rasa sakit dan kebingungan memancar dari mata Abang Ryu. "Tapi aku mencintai Ringa. Aku ingin memperbaiki semuanya," katanya dengan suara bergetar.

Ayah menggelengkan kepala dengan tegas. "Cinta? Apa yang kamu sebut cinta itu hanyalah ilusi. Kamu telah merusak hidup Ringa. Pergi sekarang, sebelum aku memukulmu dan situasi jadi lebih sulit!"

Hatiku terasa seperti ditusuk ribuan pisau. Aku ingin berteriak, ingin memeluk Abang Ryu dan mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Tapi aku tahu, aku tidak bisa. Aku terjebak dalam peraturan keluarga yang tak bisa kulawan. Dengan berat hati, aku menatapnya untuk terakhir kali.

Abang Ryu berbalik dan mulai berjalan menjauh. Aku mendengar Ayah masih berteriak, "Jangan pernah kembali, Ryu! Kamu tidak diinginkan di sini!"

Aku berdiri di sana, tubuhku gemetar. Aku menatap punggung Abang Ryu yang semakin menjauh, air mata mengalir deras di pipiku. Hatiku terasa hancur, lebih hancur daripada sebelumnya. Aku kehilangan Abang Ryu, dan kini juga kehilangan harapan untuk kebahagiaan.

Saat pintu tertutup kembali, aku berlari ke kamarku, menangis sejadi-jadinya. Mama masuk, mencoba menenangkanku, tapi tidak ada kata-kata yang bisa menghilangkan rasa sakit ini. "Ringa, ini demi kebaikanmu. Kamu harus melupakan Ryu," kata Mama dengan suara lembut.

"Tidak, Ma. Aku mencintainya. Kenapa kita harus dipisahkan? Kenapa cinta kita harus dianggap salah?" tanyaku dengan suara serak.

Mama menghela napas panjang. "Ini bukan tentang benar atau salah, Ringa. Ini tentang keluarga, tentang norma yang harus kita ikuti. Kamu harus kuat, Nak."

Hari-hari berikutnya terasa seperti neraka bagiku. Setiap sudut rumah ini mengingatkanku pada Abang Ryu. Aku mencoba melanjutkan hidupku, fokus pada sekolah, tapi bayangan Abang Ryu selalu hadir, menghantui pikiranku. Malam-malamku penuh dengan mimpi buruk tentang kehilangan dan kesedihan.

Aku merasa marah, kesal, dan sangat sedih. Marah karena kenyataan yang memisahkan kami, kesal karena tidak bisa melawan aturan yang ada, dan sedih karena cinta yang kami miliki harus berakhir dengan cara yang menyakitkan. Aku ingin berteriak, ingin melawan, tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apa pun.

Hari-hari setelah kepergian Abang Ryu terasa seperti mimpi buruk yang tak berujung. Aku jatuh dalam depresi yang mendalam, sulit menemukan alasan untuk bangun dari tempat tidur setiap pagi. Dunia terasa gelap dan hampa tanpa kehadirannya. Sekolah menjadi pelarian yang melelahkan, di mana aku harus berusaha keras untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Setiap kali aku mencoba membahas Abang Ryu, Ayah menjadi marah besar. “Ringa, sudah cukup! Jangan pernah sebut-sebut namanya lagi di rumah ini!” teriaknya dengan wajah memerah.

"Tapi, Ayah, aku—" Aku berusaha menjelaskan, namun suaraku tercekat oleh tangis.

"Kalau kamu terus membangkang, aku tidak akan ragu untuk mengusirmu dari rumah ini!" ancam Ayah, suaranya penuh dengan kemarahan dan kekecewaan.

Ancaman Ayah membuatku ketakutan. Aku tahu bahwa aku tidak memiliki tempat lain untuk pergi. Namun, rasa sakit kehilangan Abang Ryu terlalu besar untuk diabaikan begitu saja.

Mama mencoba menenangkanku, tapi itu tidak cukup. “Ringa, sayang, kamu harus kuat. Ini semua demi kebaikanmu,” katanya sambil mengusap punggungku.

Aku hanya bisa menangis di pelukannya, merasa semakin terjebak dalam kesedihan yang mendalam. “Aku tidak tahu bagaimana caranya, Ma. Aku tidak tahu bagaimana hidup tanpa Abang Ryu.”

Malam-malamku dipenuhi oleh mimpi buruk. Aku sering terbangun dengan air mata yang mengalir, merasakan kekosongan yang begitu mendalam. Setiap kali aku mendengar suara langkah kaki di depan rumah, hatiku berdebar kencang, berharap itu adalah Abang Ryu yang datang kembali untukku. Tapi setiap kali aku kecewa, mengetahui bahwa itu hanyalah angan-anganku yang tak mungkin terwujud.

Aku mulai kehilangan minat pada hal-hal yang dulu membuatku bahagia. Belajar, bergaul dengan teman-teman, bahkan makan—semua terasa sia-sia. Aku sering mengurung diri di kamar, menangis dalam diam, merasakan sakit yang terus menghimpit dadaku.

Aku berusaha untuk bangkit, untuk melanjutkan hidupku. Tapi bayangan Abang Ryu selalu ada di setiap sudut pikiranku, mengingatkanku pada cinta yang tak bisa kumiliki. Setiap kali aku melihat pasangan lain berjalan bergandengan tangan, hatiku terasa seperti dihancurkan lagi dan lagi. Kenangan tentang Abang Ryu menghantuiku, membuatku sulit untuk melanjutkan hidup.

"Pohon apel ini cantik," kata Abang Ryu suatu hari, saat kami duduk di bawah naungan pohon apel di halaman kebun apel miliknya. Itu adalah tempat favorit kami, tempat di mana kami berbagi banyak kenangan indah bersama. Aku bisa merasakan sentuhan lembut tangannya di rambutku.

Sekarang, aku duduk di kamar, terkurung dalam kesendirian yang menyesakkan. Dinding-dinding kamar ini terasa seperti penjara, menahan setiap emosi dan kesedihan yang tak bisa kuungkapkan.

Aku merasa marah, kesal, dan sangat sedih. "Kenapa harus seperti ini? Kenapa kita tidak bisa bersama hanya karena kita sepupu?" Teriakku dengan suara parau, mencoba melepaskan beban yang menekan dadaku.

"Apa salahnya mencintai seseorang? Kenapa harus ada aturan bodoh yang memisahkan kita?!" Suaraku bergetar, dan aku mulai menangis lagi, merasakan air mata mengalir deras di pipiku.

Aku menendang kursi di depanku dengan marah, mencoba melampiaskan rasa frustrasi yang mendidih dalam diriku. "Aku benci semuanya! Benci peraturan ini! Benci kenyataan bahwa aku harus hidup tanpa dia!"

Berulang kali aku memukul bantal di tempat tidurku, mencoba meredakan rasa sakit yang tak kunjung hilang. "Kenapa tidak ada yang mengerti? Kenapa mereka tidak bisa melihat betapa aku mencintai Abang Ryu? Kenapa cinta kami harus dianggap salah?"

Aku jatuh terduduk di lantai, tubuhku gemetar karena marah dan sedih yang bercampur aduk. "Aku ingin berteriak! Aku ingin melawan! Tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apa pun. Tidak ada yang peduli dengan perasaanku. Mereka hanya peduli dengan aturan-aturan konyol mereka."

Air mata terus mengalir tanpa henti, merasakan beban kesedihan yang begitu berat. "Aku merasa hampa, sendirian di dunia ini. Tidak ada yang bisa mengerti rasa sakit ini. Tidak ada yang bisa merasakan betapa hancurnya hatiku."

Aku memeluk lututku, merasakan kesepian yang semakin dalam. "Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Setiap hari terasa seperti siksaan. Aku tidak bisa melupakan Abang Ryu. Dia selalu ada di pikiranku, di hatiku."

Kenangan-kenangan indah bersama Abang Ryu berputar di pikiranku, membuat rasa rindu semakin menyiksa. "Kenapa kita harus dipisahkan? Kenapa aku harus menjalani hidup yang penuh dengan kesedihan ini? Aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan."

Aku menatap langit-langit kamar, berharap menemukan jawaban. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku bisa melanjutkan hidup tanpa dia?"

Kemarahan dan kesedihan terus membara dalam diriku. "Aku ingin dia kembali. Aku ingin merasakan cintanya lagi. Tapi semua itu hanya mimpi yang tak mungkin terwujud."

Malam semakin larut, dan aku masih terjebak dalam pusaran emosi yang tak terkendali. "Aku ingin lepas dari rasa sakit ini. Aku ingin menemukan kedamaian, tapi itu terasa begitu jauh."

Dengan suara bergetar, aku berbisik pada diriku sendiri, "Ringa, kamu harus kuat. Kamu harus menemukan cara untuk bangkit, meskipun itu terasa mustahil."

Namun, meski aku mencoba meyakinkan diriku sendiri, hatiku tetap merasa hancur. Setiap detik yang berlalu hanya memperdalam luka yang sudah ada. Aku tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, dan mungkin rasa sakit ini tidak akan pernah benar-benar hilang. Tetapi aku harus bertahan, harus menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup, meskipun tanpa cinta yang pernah membuatku merasa utuh.

1
ᴋɪᷡɴᷟɢ
Cerita ini kompleks, jujur unexpect banget ternyata Inggit ada hubungannya dengan bapaknya Ringa. Dunia memang sesempit itu, gue penasaran bgt sama lanjutannya, buat Author walaupun ceritanya sepi, sampai disini gue akuin ini cerita bener-bener masterpiece, gue gak nyangka dan diluar nalar banget.. bikin cliffhanger yang bagus di setiap episodenya, gila author nya diluar nalar cooook
Mitsuha
Itu kebun apelnya Abang Ryu sama Ringa, maen ngomong kita aja
Mitsuha
Novelnya bagus bangeeeet🫶🏻🫶🏻🫶🏻
流大伊佐山豊
Cepet banget, update thooor update
流大伊佐山豊
Laura idup lagi?
流大伊佐山豊
Apel
流大伊佐山豊
Gila sih, apasih lawak woy lawak.. meninggal? tiba2 bangeeeeeeeeeet
流大伊佐山豊
Hana b*b*
流大伊佐山豊
Ryu nih masih naif, apakah dia akan jadi Xu Zhu?
流大伊佐山豊
Anzaaaaaay Ryu dan Ringa ga siiii 😂😂
流大伊佐山豊
Ryu dan Hana ga sih 😂
流大伊佐山豊
Lah emang bener kata si Hana, Ryu ini bener-bener gak bisa lepas dari Ringa.. tapi Hana juga ya elah Hana Hana
流大伊佐山豊
Stress nih cewe
流大伊佐山豊
Kocak banget Hana, astagaaa
流大伊佐山豊
Niat banget si Laura
流大伊佐山豊
Laura.. Beautiful name
流大伊佐山豊
Asli keluarganya Ringa kelewatan
ona
hana redflag banget woy /Right Bah!/
ona
eh hana bjir banget /Panic/
流大伊佐山豊
Orangtuanya Ringa kolot ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!