Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31. Awasi Dia!
Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu dan malam mulai datang. Setelah dari mall, Vicky dan yang lainnya mengantar Hyuna kembali ke rumah. Padahal wanita itu sudah menolaknya karena merasa segan, tetapi dia tetap ingin mengantar pulang.
Setelah sampai, Hyuna mempersilahkan mereka untuk masuk. Wildan yang sudah merasa ngantuk merebahkan diri di atas sofa, membuat Hyuna langsung mengambilkan bantal untuk bocah itu.
"Pakai ini, Tuan. Lehernya Wildan bisa sakit nanti."
Vicky menerima bantal yang Hyuna beri lalu meletakkannya di bawah kepala Wildan, dia lalu melepas jasnya dan meletakkan di tubuh sang putra.
Hyuna pergi ke dapur dan kembali dengan membawa 2 cangkir kopi, dia meletakkannya di atas meja lalu mempersilahkan Vicky dan Damian.
"Silahkan di minum kopinya, Tuan."
Vicky menganggukkan kepalanya, sementara Damian langsung menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap panas.
"Kau tinggal sendirian?"
Hyuna menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Vicky. "Benar, Tuan. Tapi minggu depan adik saya akan kuliah di kota ini, jadi dia akan tinggal bersama saya."
Vicky kembali mengangguk sambil menyeruput kopinya, sementara Damian hanya diam sambil memperhatikan sang tuan.
"Apa Tuan-Tuan ingin makan?" tawar Hyuna saat melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 7, dan waktunya orang-orang untuk makan malam.
Sebelum pulang, mereka memang sempat makan di area food court, tetapi hanya sekedar memakan makanan ringan saja.
"Boleh. Masakanmu sangat lezat."
Hyuna tersenyum malu saat mendengar pujian Vicky, dia lalu meminta mereka untuk menunggu sebentar sembari dia mempersiapkan masakannya.
Damian yang sejak tadi diam benar-benar merasa ada sesuatu yang tidak beres lagi dengan Vicky, apalagi tuannya itu tampak tertarik dengan Hyuna. Padahal sejak dulu laki-laki itu tidak pernah memperlakukan wanita lain seperti itu, bahkan ibu kandung Wildan sendiri.
"Sudah ku katakan berhenti menatapku, Damian!" ucap Vicky dengan penuh penekanan membuat Damian langsung terkesiap.
"Tuan, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi."
"Tahan saja."
Damian menghela napas berat. "Apa Tuan menyukai Nona Hyuna?" Dia langsung tancap gas walau tuannya itu merasa tidak suka.
Vicky langsung menatap Damian dengan tajam membuat laki-laki itu menunduk takut.
"Bukan aku yang suka, tapi Wildan."
"Hah?"
Damian merasa bingung saat mendengar jawaban Vicky, membuat laki-laki itu berdecak kesal.
"Kau tau kan, kalau mama terus mendesakku menikah lagi demi Wildan?"
Damian mengangguk. Dia lalu diam sejenak untuk mencoba memahami maksud dari ucapan sang tuan. "Tunggu, jangan-jangan Tuan ingin-"
"Aku tidak bisa menikahinya, dia masih dalam proses percerainya dengan laki-laki tadi."
Lihat, Vicky bahkan tahu jika saat ini Hyuna masih dalam tahap perceraian. Namun, apa benar laki-laki itu ingin menikahi Hyuna hanya karena Wildan?
"Tapi Tuan 'kan belum tahu sifat nona Hyuna, bagaimana jika dia tidak baik?"
Yah, mereka baru saja mengenal Hyuna. Tentu saja sifat dan karakter wanita itu belum terlihat bagaimana aslinya, apalagi jaman sekarang banyak orang bermuka dua.
"Itu tugasmu. Awasi dia, dan cari tahu alasan kenapa dia bercerai dengan suaminya."
Damian langsung mengangguk karena menerima perintah dari Vicky, dan bersamaan dengan datangnya Hyuna sambil membawa 4 porsi nasi goreng yang cepat untuk di masak.
Pada saat yang sama, Aksa sedang mondar-mandir di dalam kamarnya. Sejak tadi dia terus memikirkan kenapa Hyuna dan Vicky saling mengenal, mereka bahkan tampak akrab seperti sedang menjalani suatu hubungan.
"Aksa!"
Aksa terjingkat kaget saat mendengar bentakan seseorang, sontak dia menoleh ke belakang dan menatap Laura dengan tajam.
"Apa kau tidak bisa memanggilku dengan baik?"
Laura langsung berdecak kesal saat mendengar ucapan Aksa. Sudah berulang kali dia memanggil laki-laki itu, tetapi Aksa tetap diam dan malah berjalan ke sana-kemari.
"Aku udah memanggilmu dari tadi, Aksa. Tapi entah apa yang kau pikirkan sehingga tidak mendengar panggilanku," ucap Laura dengan tajam membuat Aksa terdiam. Laki-laki itu lalu berjalan ke arah ranjang dan duduk di tempat itu.
"Aku ingin meminta uang padamu, Aksa. Besok-"
"Uang?"
Aksa langsung menatap Laura dengan tajam. Baru seminggu yang lalu dia memberi uang pada wanita itu yang cukup untuk sebulan, tetapi sekarang sudah meminta uang lagi.
"Ya, aku ingin membeli koleksi tas terbaru dari Deor."
Aksa langsung mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku tidak ada uang untuk gayamu itu, Laura. Bukankah kau bekerja?"
Laura langsung naik darah. "Gayaku kau bilang? Aku membeli semua itu untuk menunjang penampilanku sebagai seorang model, seharusnya kau bangga padaku."
"Kalau gitu pakai uangmu sendiri dan jangan mengusik uangku!"
Aksa langsung beranjak pergi dari kamar karena tidak ingin kembali bertengkar. Dia tidak bisa memberikan uang pada Laura karena harus memberi bagian harta pada Hyuna sebesar 150 juta.
Laura menghentakkan kakinya dengan kesal saat melihat kepergian Aksa. "Si*alan. Dia kan suamiku, sudah seharusnya dia memenuhi semua kebutuhanku. Uangku ya uangku, dia tidak berhak untuk mengaturku."
•
•
•
Tbc.